ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN PADA NY. AGNES

advertisement
ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN PADA NY. AGNES
UMUR 22 TAHUN DI BPM FATMA BARADJA, Am.Keb
KABUPATEN SEMARANG
ARTIKEL
Oleh :
AULIATUR ROHMANIAH
NIM. 0131631
AKADEMI KEBIDANAN NGUDI WALUYO
UNGARAN
2016
ABSTRAK
Rohmaniah, Auliatur. 2016. Asuhan Kebidanan Berkelanjutan Pada Ny. Agnes Umur 22
Tahun Di BPM Fatma Baradja, Am. Keb Kabupaten Semarang. Karya Tulis Ilmiah. DIII
Akademi Kebidanan Ngudi Waluyo. Pembimbing I: Kartika Sari, S.SiT, M.Keb., II. Puji
Lestari, S.SiT.
Derajat kesehatan masyarakatIndonesiamasih membutuhkan perhatian lebih karena
masih tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB). Pada tahun
2015, AKI di Indonesia mencapai 350 per 100.000 KH.AKI di Kabupaten Semarangsendiri
sebesar 17 kasus pada tahun 2013 dan menjadi 20 kasus pada tahun 2014.AKBdi
Kabupaten Semarang pada tahun 2013 yaitu169 kasus, sedangkan pada tahun 2014
yaitu142 kasus.Oleh karena itu penelitian ini memberikan asuhan berkelanjutan pada ibu
hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir dan KB untuk menekan AKI dan AKB.
Subyek penelitian adalah Ny. Agnes hamil 37 Minggu. Penelitian dilakukan di BPM Fatma
Baradja, Am. Keb dari bulan Januari-Juni 2016.ANC dilakukan Ny. Agnes sebanyak 13
kali, persalinan normal pada tanggal 29 Februari 2016 dengan berat badan lahir 3800
gram, panjang badan 53 cm, lingkar kepala 33 cm dan lingkar dada 35 cm. Terdapat
laserasi jalan lahir derajat 2 dan dilakukan penjahitan dengan anastesi. kunjungan nifas
dilakukan 4 kali. Kunjungan KB dilakukan 2 kali.
Berdasarkan hasil penelitian ini terdapat kesenjangan antara teori dengan praktek.
Kesenjangan pada asuhan persalinan adalah tidak dilakukan APN 58 langkah.
Kesenjangan pada asuhan BBL adalah tidak menerapkan ASI eksklusif.Kesenjangan
pada asuhan KB adalah pasien tidak menggunakan kontrasepsi yang disarankan oleh
bidan serta peneliti tidak menggunakan sarung tangan saat melakukan penyuntikan. Pada
kehamilan dan nifas,asuhan yang diberikan sudah sesuai dengan teori yang ada.
Saran bagi tenaga kesehatan hendaknya melakukan asuhan sesuai dengan standar
pelayanan atau kebijakan yang telah ditetapkan.
Kata Kunci
Daftar Pustaka
: Asuhan Kebidanan Berkelanjutan
: 35 (2006-2015)
Akademi Kebidanan Ngudi Waluyo
1
ABSTRACT
Rohmaniah, Auliatur. Advanced Midwifery Care to Mrs. Agnes (22 years old) on Midwife
Clinic of Fatma Baradja, Am. Keb Semarang regency. Scientific paper. DIII Ngudi Waluyo
Midwifery Academy. Supervisor I: Kartika Sari, S.SiT, M.Keb., II. Puji Lestari, S.SiT.
Indonesian community health status still requires more attention because of the high
Maternal Mortality Rate (MMR) and Infant Mortality Rate (IMR). In 2015, maternal
mortality rate in Indonesia reached 350 per 100,000 live birth. MMR in Semarang regency
alone amounted to 17 cases in 2013 and to 20 cases in 2014. The IMR in Semarang
regency in 2013, was 169 cases, while in 2014 it was 142 cases. Therefore, this study
aimed to provide advanced care to pregnant women, childbirth, postpartum, newborn and
contraception to decrease the MMR and IMR.
The respondent was Mrs. Agnes (37 week pregnant). The study was conducted in Midwife
Clinic of Mrs. Fatma Baradja, Am. Keb from January to June 2016. The ANC was
conducted for 13 times, spontaneous labour on February 29, 2016 with a birth weight was
3800 grams, body height was 53 cm, head circumference was 33 cm and chest
circumference was 35 cm. There was a 2nd degree laceration in birth canal and it was
conducted suture with anesthesia. Postpartum visits was carried out four times.
Contraception visits was carried out 2 times.
Based on these results there is a gap between theory and practice. The gap is in delivery
care that 58 step spontaneous labour care is not conducted. The gaps in newborn care is
not appllied exclusive breastfeeding. The gap in family planning program is the patient is
not using contraception recommended by midwives and the writer did not use gloves
when doing injection. In pregnancy and postpartum care, it is provided in accordance with
the existing theory.
It is expected for health personnel to do midwife care according to the standards of care
services or established policy.
Keywords
Bibliography
: Advanced Midwifery Care
: 35 (2006-2015)
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kematian Ibu adalah kematian
seorang wanita yang terjadi saat hamil,
bersalin atau 42 hari setelah persalinan
dengan penyebab yang berhubungan
langsung atau tidak langsung terhadap
persalinan. World Health Organization
(WHO) memperkirakan 800 perempuan
meninggal
setiap
harinya
akibat
komplikasi kehamilan dan proses
kelahiran. Sekitar 99% dari seluruh
kematian
ibu
terjadi
di
negara
berkembang. Sekitar 80% kematian
maternal
merupakan
akibat
meningkatnya
komplikasi
selama
kehamilan, persalinan dan setelah
pesalinan (WHO, 2014).
Kementerian
Kesehatan
RI
meluncurkan program EMAS (Expanding
Akademi Kebidanan Ngudi Waluyo
Maternal and Neonatal Survival) tahun
2012 yang bekerja sama dengan USAID
dengan kurun waktu 2012-2016 dalam
rangka percepatan penurunan kematian
ibu dan bayi baru lahir di provinsi terpilih
yaitu Sumatera Utara, Sulawesi Selatan,
Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah dan
Jawa Timur yang menyumbangkan
kurang lebih 50 persen dari kematian ibu
dan bayi di Indonesia. Kementerian
Kesehatan RI dalam program ini bekerja
sama
dengan
JHPIEGO
(sebuah
lembaga non profit yang bergerak di
bidang kesehatan ibu dan anak yang
bertujuan untuk meningkatkan kesehatan
ibu dan anak dengan fokus utama pada
upaya peningkatan pemberian layanan
kesehatan ibu dan bayi baru lahir) serta
mitra-mitra lainnya seperti save the
children, Research Triangle International,
2
Muhammadiyah dan Rumah Sakit Budi
Kemuliaan (Kemenkes, 2014).
Angka Kematian Ibu Provinsi
Jawa Tengah tahun 2014 berdasarkan
laporan dari kabupaten/kota sebesar
126,55/100.000
kelahiran
hidup,
mengalami
peningkatan
bila
dibandingkan dengan AKI pada tahun
2013 sebesar 118,62/100.000 kelahiran
hidup, hal ini berarti terjadi peningkatan
permasalahan kematian ibu di Provinsi
Jawa Tengah (Profil Dinkes, 2015)
Angka
Kematian
Ibu
di
Kabupaten Semarang tahun 2014
mengalami peningkatan yang cukup
tinggi. AKI sebesar 120,22 per 100.000
KH (17 kasus) pada tahun 2013 dan
menjadi 144,31 per 100.000 KH (20
kasus) pada tahun 2014. Kematian ibu
tertinggi adalah karena perdarahan 8
kasus, emboli ketuban 2 kasus, jantung 1
kasus, hipertensi 5 kasus, ensefalitis 1,
kardiomiopati post partum 1 kasus,
sepsis 1 kasus, infeksi 1 kasus.
Cakupan kunjungan ibu hamil K1
Kabupaten Semarang pada tahun 2014
adalah 89,96%. Cakupan ini sudah
melampaui
target
sebesar
95%
meskipun menurun dibanding tahun
2013 sebesar 99,09%. Cakupan K4 pada
tahun 2014 adalah 89,98%. Cakupan ini
sudah melampaui target sebesar 94%
meskipun menurun dibanding tahun
2013 sebesar 90,70%. Data AKI
Puskesmas Pringapus tahun 2014
sebanyak 0 kasus (Profil Kesehatan
Kabupaten Semarang, 2014).
AKB merupakan jumlah kematian
bayi (0-11 bulan) per 1000 kelahiran
hidup dalam kurun waktu satu tahun.
AKB
menggambarkan
tingkat
permasalahan kesehatan masyarakat
yang berkaitan dengan faktor penyebab
kematian
bayi,
tingkat
pelayanan
antenatal, status gizi ibu hamil, tingkat
keberhasilan program KIA dan KB, serta
kondisi lingkungan dan sosial ekonomi.
Apabila AKB di suatu wilayah tinggi,
berarti status kesehatan di wilayah
tersebut rendah. AKB di Provinsi Jawa
Tengah tahun 2014 sebesar 10,08/1.000
kelahiran hidup, terjadi sedikit penurunan
bila dibandingkan dengan tahun 2013
sebesar 10,41/1000 kelahiran hidup.
Dibandingkan dengan target Millenium
Akademi Kebidanan Ngudi Waluyo
Development Goals (MDG’s) tahun 2015
sebesar 17/1.000 kelahiran hidup, maka
AKB di Provinsi Jawa Tengah tahun
2014 sudah melampaui target (profil
dinkes, 2015). Berdasarkan target
terbaru SDG’s (Sustainable Development
Goals) yaitu mengakhiri dan mencegah
AKB, maka AKB di Provinsi Jawa
Tengah bisa dikatakan belum mencapai
target (Fardila, 2015).
Angka
Kematian
Bayi
di
Kabupaten Semarang tahun 2014
mengalami penurunan dibanding tahun
2013. AKB pada tahun 2013 yaitu 13,44
per 1.000 kelahiran hidup (169 kasus),
sedangkan pada tahun 2014 yaitu 10,90
per 1.000 kelahiran hidup (142 kasus).
Penyebab terbesar AKB adalah BBLR
(40,14%), asfiksia (20,83%) dan sisanya
(39,03%) adalah karena infeksi, kelainan
kongenital,
aspirasi
dan
lain-lain.
Penurunan AKB yang signifikan antara
lain karena telah dilakukannya upaya
penanganan BBLR dan asfiksia serta
dilaksanakannya Pelatihan Tata Laksana
Neonatal bagi dokter dan bidan.
Berkaitan dengan BBLR, maka telah
dilakukan upaya pencegahan secara dini
dengan pemberian tablet penambah
darah bagi remaja putri (siswi SMA),
sehingga dapat mempersiapkan ibu
hamil yang sehat dimasa yang akan
datang. Data AKB Puskesmas Pringapus
tahun 2014 yaitu 1 kasus yang
disebabkan
karena
BBLR
(Profil
Kesehatan Kabupaten Semarang, 2014).
Secara keseluruhan pelayanan
kesehatan di Jawa Tengah tahun 2014
sudah cukup baik. Secara rinci
pencapaian pelayanan kesehatan adalah
sebagai berikut: (1) cakupan K1 sebesar
99,6 %; (2) Cakupan K4 sebesar
93,11%; (3) Cakupan persalinan ditolong
oleh tenaga kesehatan sebesar 99,2%;
(4) Cakupan pelayanan nifas sebesar
95,16%; (5) Cakupan pemberian vitamin
A pada ibu nifas sebesar 98,55%; (6)
Cakupan pemberian 90 tablet Fe
sebesar
92,5%;
(7)
Cakupan
penanganan
komplikasi
kebidanan
sebesar 105,4%. Indikator tersebut
seluruhnya sudah mencapai target
standar pelayanan minimal, akan tetapi
yang menjadi permasalahan adalah
masih tingginya angka kematian ibu. Hal
3
ini perlu mendapat perhatian dan perlu
kajian lebih lanjut tentang penyebab
kematian ibu yang tinggi tersebut. Selain
itu diperlukan upaya terobosan yang
bersifat kebijakan guna percepatan
penurunan angka kematian ibu di Jawa
Tengah.
Pelayanan kesehatan pada bayi
dan balita yang masih terdapat masalah
adalah pemberian ASI Eksklusif yang
masih rendah yaitu 60,7%, sehingga
perlu
peningkatan
upaya
untuk
meningkatkan pemberian ASI Eksklusif
di masyarakat.
Peserta
KB
di
Kabupaten
Semarang tahun 2014 sebanyak 23.513
orang (12,6%) dari jumlah Pasangan
Usia Subur (PUS) sebanyak 186.112
PUS. Sedangkan peserta KB aktif
sejumlah 154.778 orang (83,2%). Data
cakupan peserta KB baru dan peserta
KB aktif ini diperoleh Badan KB dan PP
Kabupaten Semarang. Bila dibandingkan
cakupan tahun 2013, cakupan tahun
2014 mengalami penurunan. Peserta KB
baru tahun 2013 sebanyak 24.075 orang
(13,79%) dari 174.581 PUS. Sedangkan
jumlah peserta KB aktif tahun 2013
sebanyak 152.251 orang (87,21%).
Rencana
strategis
Menteri
Kesehatan dari salah satu prioritas
pembangunan kesehatan pada tahun
2015-2019 yaitu peningkatan kesehatan
ibu, bayi, balita dan Keluarga Berencana
(KB) serta kompetensi bidan di Indonesia
bahwa asuhan kebidanan merupakan
penerapan fungsi dari kegiatan yang
menjadi
tanggung
jawab
dalam
pemberian pelayanan terhadap klien
yang mempunyai kebutuhan/masalah
dalam bidang kesehatan ibu masa hamil,
masa persalinan, nifas, bayi setelah lahir
serta keluarga berencana (KepMenkes
RI no.369 tahun 2007). Maka, upaya
untuk meningkatkan mutu pelayanan
kesehatan ibu dan anak adalah salah
satunya dengan melaksanakan asuhan
secara berkelanjutan atau Continuity of
Care (COC).
Sebelumnya Indonesia dipastikan
gagal memenuhi target pembangunan
milenium berkelanjutan (MDGs). Di
antaranya tingginya Angka Kematian Ibu
(AKI) yang mencapai 65 persen.
Sedangkan Angka Kematian Bayi (AKB)
Akademi Kebidanan Ngudi Waluyo
tidak mengalami penurunan. Pada 2015,
target MDGs Indonesia tahun ini adalah
menurunkan AKI menjadi 212 per 100
ribu kelahiran hidup. Namun ternyata AKI
mencapai 350 per 100 ribu kelahiran
hidup (Rio, 2015).
Berdasarkan data di atas, penulis
tertarik melakukan Asuhan Kebidanan
Berkelanjutan pada Ny. Agnes Umur 22
Tahun di BPM Fatma Baradja, Am.Keb
Kabupaten Semarang mulai dari hamil
trimester III sampai dengan KB
menggunakan pendekatan manajemen
kebidanan
menurut
Varney
dan
pendokumentasian
menggunakan
metode SOAP.
Rumusan Masalah
Berdasarkan data di atas, penulis
tertarik
untuk
mengambil
dan
mengobservasi kasus yang fisiologis
sejak kehamilan, persalinan, nifas, BBL
dan KB sehingga peneliti dapat
mengetahui dan dapat memberi asuhan
yang berkelanjutan dan asuhan yang
sesuai. Maka dari itu, penulis dapat
merumuskan masalah penelitian sebagai
berikut:
“Bagaimanakah
Asuhan
Kebidanan Berkelanjutan pada Ny.
Agnes Umur 22 Tahun di BPM Fatma
Baradja,
Am.Keb
Kabupaten
Semarang?”
Ruang Lingkup
Asuhan kebidanan berkelanjutan
ini dilakukan untuk memberikan asuhan
kebidanan persalinan, nifas, bayi baru
lahir dan KB sampai 6 minggu yang
dilakukan
sesuai
standar
asuhan
kebidanan di BPM Fatma Baradja,
Am.Keb.
Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum
Mengaplikasikan
manajemen
asuhan kebidanan berkelanjutan mulai
masa hamil, bersalin, nifas, bayi baru
lahir dan KB pada Ny. Agnes dengan
pendekatan
manajemen
kebidanan
menurut Varney dan pendokumentasian
menggunakan metode SOAP.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu
melakukan
asuhan
kebidanan berkelanjutan mulai dari
4
b.
c.
d.
e.
pengkajian sampai evaluasi pada Ny.
Agnes selama masa kehamilan TM
III
Mampu
melakukan
asuhan
kebidanan berkelanjutan mulai dari
pengkajian sampai evaluasi pada Ny.
Agnes selama masa persalinan
Mampu
melakukan
asuhan
kebidanan berkelanjutan mulai dari
pengkajian sampai evaluasi pada Ny.
Agnes selama masa nifas
Mampu
melakukan
asuhan
kebidanan berkelanjutan mulai dari
pengkajian sampai evaluasi pada
BBL
Mampu
melakukan
asuhan
kebidanan berkelanjutan mulai dari
pengkajian sampai evaluasi pada Ny.
Agnes selama masa KB.
Manfaat Penulisan
1. Teoritis
Digunakan untuk menambah ilmu
pengetahuan dan keterampilan secara
langsung dalam memberikan asuhan
yang berkelanjutan.
2. Praktis
a. Bagi Instansi Pendidikan
Sebagai metode penilaian
pada
mahasiswa
dalam
melaksanakan
tugasnya
dalam
menyusun Karya Tulis Ilmiah,
mendidik
dan
membimbing
mahasiswa agar lebih terampil dalam
memberikan
asuhan kebidanan,
menambah data dan pengalaman
kasus
nyata
dari
lapangan,
mengetahui perkembangan data,
lebih memperkaya pengetahuan
serta
dapat
mengetahui
perkembangan keadaan kesehatan
di suatu wilayah tertentu.
b. Bagi Lahan Praktik
Sebagai bahan masukan agar
dapat meningkatkan mutu pelayanan
kebidanan
melalui
pendekatan
manajemen asuhan kebidanan pada
ibu hamil, bersalin, nifas dan BBL
serta KB secara berkelanjutan.
c. Bagi Klien
Mendapat pelayanan asuhan
kebidanan secara berkelanjutan
yang
sesuai
dengan
standar
pelayanan kebidanan.
Akademi Kebidanan Ngudi Waluyo
Metode Penulisan dan Cara Perolehan
Data
Metode yang digunakan dalam
Karya Tulis Ilmiah ini adalah metode
diskripsi yaitu suatu metode penelitian
yang dilakukan dengan tujuan utama
untuk membuat gambaran atau diskriptif
keadaan secara objektif.
Adapun teknik pengumpulan data
seperti:
1. Observasi
2. Wawancara
3. Studi Kepustakaan
4. Studi Kasus
5. Pemeriksaan Fisik
Sistematika Penulisan
Karya Tulis Ilmiah ini terdiri dari 5 bab
yaitu:
Bab I
: Pendahuluan
Bab II
: Tinjauan Teori
Bab III
: Tinjauan Kasus
BAB IV:
Pembahasan
BAB V:
Penutup
Daftar Pustaka
Lampiran
KAJIAN PUSTAKA
Konsep Dasar Teori
1. Konsep Dasar Kehamilan
Masa kehamilan dimulai dari
konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya
hamil normal adalah 280 hari (40
minggu atau 9 bulan 7 hari), dihitung
dari hari pertama haid terakhir.
Kehamilan dibagi dalam 3 triwulan yaitu
triwulan pertama dimulai dari konsepsi
sampai 3 bulan, triwulan kedua dari
bulan keempat sampai 6 bulan, triwulan
ketiga dari bulan ketujuh sampai 9 bulan
(Saifuddin, 2009).
2. Persalinan
Persalinan normal adalah proses
pengeluaran bayi yang terjadi pada
kehamilan cukup bulan (37-42 minggu),
lahir
spontan
dengan
presentasi
belakang kepala yang berlangsung
dalam waktu 18-24 jam tanpa komplikasi
baik ibu maupun janin (Sumarah, 2009).
3. Nifas
Masa nifas adalah masa setelah
plasenta lahir dan berakhir ketika alatalat kandungan kembali seperti keadaan
sebelum hamil (Saleha, 2009).
4. Bayi Baru Lahir
5
Bayi baru lahir normal adalah
bayi yang lahir pada usia kehamilan 3742 minggu dan berat badannya 25004000 gram (Dewi, 2010).
5. Keluarga Berencana (KB)
Keluarga
berencana
adalah
usaha untuk mengukur jumlah dan jarak
anak yang diinginkan (Sulistyowati,
2011).
TINJAUAN KASUS
PENGKAJIAN
I
KEHAMILAN
TRIMESTER III
S: Ibu mengatakan bernama Ny. Agnes,
berumur 22 tahun, hamil yang pertama,
belum pernah melahirkan dan tidak
pernah keguguran, HPHT : 15/5/15, dan
mengeluh sering kencing
O: Pemeriksaan umum: dalam batas
normal
LILA : 35 cm
Pemeriksaan Fisik : dalam batas normal
A: Ny. Agnes umur 22 tahun GI P0 A0 hamil
37 minggu, janin tunggal hidup intra uterin
letak memanjang, puki, preskep, divergen.
P: Memberitahu ibu hasil pemeriksaan,
Menjelaskan
kepada
ibu
ketidaknyamanan pada trimester III,
Menganjurkan ibu untuk kontrol ulang 2
minggu lagi atau jika ada keluhan
PENGKAJIAN
II
KEHAMILAN
TRIMESTER III
S : Ibu mengatakan ingin mengetahui
keadaan ibu dan janinnya
O : Pemeriksaan Umum : dalam batas
normal
BB : 95 kg
A : Ny. Agnes umur 22 tahun GI P0 A0
hamil 38 minggu 2 hari, janin tunggal
hidup intra uterin letak memanjang, puki,
preskep, divergen.
P : Memberitahu hasil pemeriksaan pada
ibu bahwa kondisi ibu dan janin dalam
keadaan sehat, Mendiskusikan dengan
ibu mengenai program P4K dan
persiapan persalinan, Menganjurkan ibu
untuk datang kontrol ulang atau jika ada
keluhan
PENGKAJIAN PERSALINAN
S: Ibu mengatakan kenceng-kenceng
sejak tanggal 28/2/2016 pukul 09.00 wib,
Akademi Kebidanan Ngudi Waluyo
keluar lendir darah tanggal 29/2/2016
pukul 01.00 wib
Ibu mengatakan sakit pinggang menjalar
ke perut, ketuban belum pecah, datang
ke bidan tanggal 28/2/16 pukul 21.00
WIB, ibu sudah dilakukan pemeriksaan
dalam sebelum peneliti datang oleh
bidan, sudah BAK pukul 05.65 wib,
makan terakhir pukul 13.00 wib
O: Pemeriksaan umum: dalam batas
normal
LILA : 35 cm; BB sekarang: 98 kg; TB:
150 cm
Pemeriksaan Fisik: dalam batas normal
A: Ny. Agnes umur 22 tahun GI P0 A0 hamil
41 minggu 3 hari, janin tunggal hidup intra
uterine letak memanjang, puki, presentasi
kepala, divergen, inpartu kala I fase aktif.
P:
Melakukan
pengawasan
10,
Memberitahu ibu hasil pemeriksaan,
Menganjurkan ibu untuk minum diselasela kontraksi, Menyiapkan alat dan
perlengkapan persalinan, Memberitahu
ibu
pembukaan
sudah
lengkap,
Memastikan ibu mengejan dengan baik
dengan cara mengejan jika ada
kontraksi, Menganjurkan ibu mengubah
posisi senyaman mungkin, Mendekatkan
alat
dengan
pasien,Melakukan
amniotomi,Melakukan
persiapan
pertolongan
persalinan,
Menolong
persalinan ibu, Melakukan penanganan
BBL, Melakukan evaluasi kala II,
Melakukan MAK III, Memberitahu ibu
bahwa ari-ari sudah lahir, Melakukan
pengawasan kala IV selama 2 jam,
Memberikan salep mata tetracycline 1%
pada kedua mata, Memberikan injeksi
vit.k 1 mg pada bayi di paha kiri
anterolateral secara intra muscular,
Menimbang dan mengukur panjang
badan bayi, Melengkapi partograf
PENGKAJIAN I NIFAS
S: Ibu mengatakan bayinya mau
menyusu, tapi ASI belum keluar, sudah
melakukan massase fundus uteri untuk
mencegah perdarahan masa nifas
karena atonia uteri, bayinya sudah
terjaga kehangatannya dan sudah
dipakaikan topi
O: Pemeriksaan umum: dalam batas
normal
6
A: Ny. Agnes PiA0 umur 22 tahun 6 jam
post partum normal
Masalah : ASI belum keluar
P: Mengajarkan ibu breast care dengan,
memotivasi ibu supaya menyusui secara
on demand agar asi bisa segera keluar,
mengajari ibu cara atau teknik menyusui
yang benar, memberikan ibu konseling
tentang asi eksklusif, memberikan terapi
obat
pada
ibu
dan
cara
mengonsumsinya, mengajarkan ibu cara
perawatan
luka
jahitan
dengan
memberiakan kassa steril tang telah
diberi
bethadine
sehari
2
kali,
memberitahu ibu tentang tanda bahaya
masa nifas, memberitahu ibu untuk
kontrol ulang enam hari lagi pada tanggal
atau jika ada keluhan.
PENGKAJIAN II NIFAS
S: Ibu mengatakan tidak ada keluhan.
O: Pemeriksaan Umum : dalam batas
normal
A: Ny. Agnes PIA0 umur 22 tahun 6 hari
post partum normal
P: Memastikan involusi uterus berjalan
dengan normal, uterus berkontraksi
dengan baik, tinggi fundus uterus
pertengahan pusat simpisis, tidak ada
perdarahan abnormal, menilai adanya
tanda-tanda infeksi, perdarahan dan
tanda bahaya lainnya, menganjurkan ibu
untuk istirahat yang cukup dan makanmakanan dengan menu gizi seimbang,
memberitahu
ibu
untuk
tetap
memberikan asi eksklusif dan menjaga
kehangatan bayi, memberitahu ibu
tentang perawatan bayi yaitu mengganti
baju/ popok sehabis bab/ bak, tali pusat
dibiarkan terbuka dan tidak perlu diberi
apa-apa hanya dibersihkan saat mandi,
menganjurkan ibu untuk kontrol ulang
satu minggu lagi atau jika ada keluhan
PENGKAJIAN III NIFAS
S: Ibu menyatakan tidak ada keluhan.
O: Pemeriksaan Umum : dalam batas
normal
A: Ny. Agnes P1A0 umur 22 tahun 2
minggu post partum normal
P: Mengingatkan kembali tanda bahaya
masa nifas, Mengingatkan ibu untuk
memberi ASI saja dan menjaga
kehangatan bayi, Mengingatkan kembali
Akademi Kebidanan Ngudi Waluyo
ibu untuk istirahat yang cukup dan
makan-makanan dengan gizi seimbang.
Mengingatkan kembali cara merawat
bayi dengan benar.
Menganjurkan ibu untuk kontrol ulang
empat minggu lagi atau jika ada keluhan.
PENGKAJIAN IV NIFAS
S: Ibu menyatakan tidak ada keluhan.
O: Pemeriksaan Umum: dalam batas
normal
A: Ny. Agnes PIA0 umur 22 tahun 6
minggu post partum
P: Menanyakan pada ibu tentang
penyulit-penyulit yang dialami ibu dan
bayinya, memberitahu macam-macam
alat kontrasepsi pada ibu, menganjurkan
pada ibu untuk segera menggunakan
alat kontrasepsi karena ibu bisa saja
segera mengalami menstruasi yang
artinya kesuburan ibu akan segera
kembali dan kemungkinan bisa terjadi
kehamilan.
PENGKAJIAN I BAYI BARU LAHIR
S : Ibu mengatakan bayinya sudah
dilakukan IMD, bayinya sudah BAK 2x
dan belum mengeluarkan mekonium
O: Pemeriksaan umum: dalam batas
normal
A: Bayi Ny. Agnes umur 1 jam
P: Mengajarkan pada ibu cara menyusui
yang benar yaitu kepala bayi menghadap
ke susu ibu, perut bayi menempel perut
ibu dan sebagian besar areola harus
masuk ke mulut bayi, Mengajarkan ibu
perawatan bayi sehari-hari dan cara
merawat tali pusat menggunakan kassa
steril
tanpa
dibubuhi
obat/betadine/ramuan, Menganjurkan ibu
untuk menjaga kehangatan bayinya
dengan memberikan topi pada kepala
bayi dan mematikan kipas angin,
Menyibin bayi dan bayi mengeluarkan
mekonium, Memberikan imunisasi Hb0
pada bayi di paha kanan secara IM 0,5
cc, Memberitahu ibu tanda bahaya BBL,
Menganjurkan imunisasi BCG dan polio
1 pada hari minggu tanggal 3 April 2016
pukul 07.00 s/d 09.00 wib
PENGKAJIAN II BAYI BARU LAHIR
S: Ibu mengatakan kolostrum sudah
keluar namun sedikit, bayinya sudah
BAB lagi tadi malam setelah maghrib dan
7
tadi pagi jam 04.00 wib warna hitam dan
banyak, bayinya jika malam hari melek
dan pagi tidur, tali pusat bayi masih
basah dan kassa sudah diganti saat
mandi pagi, bayinya menyusu dengan
kuat.
O: Pemeriksaan umum: dalam batas
normal
A: Bayi Ny. Agnes umur 2 hari
P: Memberikan ibu motivasi lagi untuk
menyusui
secara
on
demand,
Menganjurkan
ibu
agar
menjaga
kehangatan bayi, Mengingatkan ibu
kembali imunisasi BcG dan polio 1 saat
bayi usia 1 bulan, Mengingatkan ibu
kembali tentang ASI eksklusif
PENGKAJIAN III BAYI BARU LAHIR
(KN2)
S : Ibu mengatakan bayinya dalam
keadaan sehat tidak ada tanda bahaya
BBL, tali pusat bayi sudah kering tapi
belum lepas dan kassa sudah diganti
saat mandi pagi, bayinya sudah pernah
diberi susu formula sejak umur 2 hari.
O: Pemeriksaan umum: dalam batas
normal
A: Bayi Ny. Agnes umur 6 hari
P: Memberikan motivasi ibu untuk tetap
menyusui secara on demand dan
memberikan ASI saja tanpa susu
formula, Memberitahu ibu bahaya susu
formula bagi bayi, Menganjurkan ibu
agar
menjaga
kehangatan
bayi,
Menganjurkan ibu imunisasi BcG dan
polio 1.
PENGKAJIAN IV BAYI BARU LAHIR
(KN2)
S : Ibu mengatakan tali pusat sudah
puput hari ke 7, sampai saat ini tidak ada
tanda-tanda bahaya pada bayinya,
bayinya menyusu dengan kuat, sudah
tidak pernah memberikan susu formula
setelah diberitahu bahaya susu formula
bagi bayi
O: Pemeriksaan umum: dalam batas
normal
A: Bayi Ny. Agnes umur 14 hari
P: Memberikan motivasi ibu untuk
menyusui
secara
on
demand,
Menganjurkan
ibu
agar
menjaga
kehangatan bayi, Mengingatkan ibu
kembali untuk imunisasi BCG dan polio 1
pada hari Minggu tanggal 3 April 2016
Akademi Kebidanan Ngudi Waluyo
PENGKAJIAN I KB
S: Ibu mengatakan belum pernah
berhubungan seksual sejak melahirkan.
Ibu
mengatakan
belum
pernah
menggunakan
alat
kontrasepsi
sebelumnya dan ingin mendapatkan
informasi tentang kontrasepsi suntik 1
bulan
karena
sudah
mantap
menggunakan KB suntik 1 bulan untuk
sementara
waktu
sampai
berani
menggunakan kontrasepsi IUD, sudah
tidak dalam masa nifas, belum
mengalami menstruasi, masih menyusui
dengan kuat.
O: Pemeriksaan umum: dalam batas
normal
A: Ny. Agnes umur 22 tahun PIA0 calon
akseptor KB suntik 1 bulan
P: Memberitahu ibu hasil pemeriksaan
dalam batas normal, Memberikan ibu
konseling tentang KB suntik 1 bulan,
Menganjurkan ibu datang kembali saat
sudah mendapatkan haid.
PENGKAJIAN II KB
S: Ibu mengatakan ingin menggunakan
KB suntik 1 bulan, sampai saat ini belum
pernah melakukan hubungan seksual
dari setelah bersalin, sudah tidak dalam
masa nifas dan sudah mendapatkan haid
saat ini, tidak punya penyakit Jantung,
Diabetes, Ginjal, Hipertensi, Penyakit
hati, PMS, dan Kanker.
O: Pemeriksaan umum: dalam batas
normal
A: Ny. Agnes umur 22 tahun PIA0
akseptor KB suntik 1 bulan
P: Memberitahu ibu hasil pemeriksaan,
Memberikan ibu inform concent untuk
persetujuan tindakan medis, Mencuci
tangan 6 langkah, Menyiapkan alat dan
obat vial sebelumnya dikocok dulu
kemudian menyedot sampai batas 1 cc
menggunakan spuit 3 cc, mengganti
jarum, Menjaga privasi dengan menutup
pintu dan jendela, dan meminta ibu untuk
berbaring tengkurap, Menyiapkan pasien
dan memberitahu ibu bahwa ibu akan
disuntik di 1/3 bokong bagian lateral dari
spina iliaca anterior superior (SIAS) dan
OS Cocygis secara IM, Mendesinfeksi
area penusukan menggunakan kapas
DTT, kemudian suntikkan KB suntik 1
bulan dengan cara intramuskular,
Membereskan alat, Mencuci tangan
8
dengan air mengalir sabun sesuai
prosedur, Memberitahu ibu untuk datang
ke tenaga kesehatan apabila mempunyai
keluhan, Mendokumentasikan tindakan
di buku register KB dan kartu KB.
PEMBAHASAN
Pada pembahasan Karya Tulis
Ilmiah ini peneliti akan memaparkan
kesenjangan antara teori dengan asuhan
kebidanan berkelanjutan pada klien Ny.
Agnes umur 22 tahun di BPM Fatma
Baradja, Am.Keb sejak kontak pertama
pada tanggal 29 Januari 2016 yaitu
dimulai pada masa kehamilan trimester
III, persalinan, nifas, bayi baru lahir dan
KB dengan pembahasan sebagai berikut
:
Kehamilan
Tidak terdapat kesenjangan
Persalinan
ditemukan kesenjangan yaitu peneliti
tidak secara penuh menemani pasien
saat kala I dan peneliti juga tidak
menerapkan APN 58 langkah meliputi
peneliti tidak menyiapkan peralatan
persalinan namun hanya mengecek
peralatan karena keterlambatan datang
ke BPM Fatma Baradja, Am. Keb.,
peneliti tidak melakukan vulva hygiene
sebelum melakukan VT, peneliti hanya
melakukan cuci tangan 4 kali dan
mengganti sarung tangan hanya 3 kali
selama persalinan.
Nifas
Tidak terdapat kesenjangan
Bayi Baru Lahir
Ditemukan kesenjangan yaitu Bayi Ny.
Agnes tidak mendapatkan ASI eksklusif
karena saat umur 2 hari sampai umur 6
hari, Bayi Ny. Agnes diberikan susu
formula oleh Ny. Agnes.
KB
Ditemukan kesenjangan yaitu Ny. Agnes
tidak menggunakan KB IUD yang
disarankan oleh bidan dan peneliti juga
tidak menggunakan sarung tangan saat
menyuntik Ny. Agnes.
Akademi Kebidanan Ngudi Waluyo
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan hasil Karya Tulis Ilmiah
Asuhan Kebidanan Berkelanjutan pada
Ny. Agnes Umur 22 Tahun di BPM
Fatma Baradja, Am.Keb Kabupaten
Semarang meliputi kehamilan dari usia
kehamilan 37 minggu, bersalin, nifas,
bayi baru lahir dan KB dengan
pendekatan
manajemen
kebidanan
menurut varney dan pendokumentasian
menggunakan metode SOAP, sehingga
peneliti memperoleh kesimpulan sebagai
berikut :
1. Asuhan pada masa kehamilan tidak
ditemukan kesenjangan.
2. Asuhan pada masa persalinan
ditemukan kesenjangan
3. Asuhan pada masa nifas tidak
ditemukan kesenjangan.
4. Asuhan pada BBL ditemukan
kesenjangan
5. Asuhan pada masa KB ditemukan
kesenjangan
Saran
1. Bagi Tenaga Kesehatan
Supaya
tenaga
kesehatan,
hendaknya melakukan asuhan sesuai
dengan
standar
pelayanan
atau
kebijakan yang telah ditetapkan oleh
pemerintah seperti APN 58 langkah dan
senantiasa mengembangkan ilmu yang
dimiliki.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan institusi pendidikan
dapat mengevaluasi sejauh mana
mahasiswa dapat menerapkan asuhan
kebidanan berkelanjutan yang sesuai
dengan teori yang telah diajarkan selama
pendidikan serta dapat menjadikan
evaluasi untuk melakukan perbaikan bagi
mahasiswa lain yang nantinya akan
melakukan
asuhan
kebidanan
berkelanjutan.
3. Bagi Peneliti
Diharapkan
peneliti
bisa
menemani pasien saat persalinan mulai
dari awal pemantauan kala I sampai
berakhirnya kala IV dan melakukan
asuhan persalinan normal 58 langkah
tanpa meninggalkan vulva hygiene,
seringlah mengganti sarung tangan dan
seringlah mencuci tangan serta gunakan
9
sarung tangan saat melakukan tindakan
penyuntikan KB.
4. Bagi Masyarakat
Supaya
masyarakat
mampu
melakukan deteksi dini komplikasi pada
kehamilan dan melakukan kunjungan ke
tenaga kesehatan untuk mencegah
resiko yang tidak diinginkan serta mau
menerapkan ASI eksklusif karena
manfaatnya yang begitu besar terhadap
pertumbuhan anak kelak.
DAFTAR PUSTAKA
Depkes Jateng. 2010. Pencapaian
Standar
Pelayanan
Minimal
Bidang Kesehatan. Semarang
:Depkes Jateng
2015/09/welcome-sdgs-catatandari-sektor.html. (diakses tanggal
2 Mei 2016).
Maternal
mortality:
World
Health
Organization (WHO), 2014.
Saifuddin, A.B dkk. 2009. Buku Acuan
Nasional Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal cetakan
ke-5. Jakarta : YBP-SP.
Saleha Sitti. 2009. Asuhan Kebidanan
Masa Nifas. Edisi 1. Jakarta:
Salemba Medika.
Dewi Vivian Nanny Lia. 2010. Asuhan
Neonatus Bayi dan Anak Balita.
Jakarta: Salemba Medika.
2012. Kemenkes RI. (Badan
Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan
Kementerian
Kesehatan RI tahun 2012.
http://HasilRiskesdas
2013.pdf.
(diakses tanggal 12 Februari
2016)
Dinkes Jateng. 2011. Profil Kesehatan
Jawa Tengah. Semarang :
Depkes Jateng
Sulistyowati, Ari. 2011. Pelayanan
Keluarga Berencana. Jakarta:
Salemba Medika
Dinkes Jateng. 2014. Profil Kesehatan
Kabupaten
Semarang
2014.
www.dinkesjatengprov.go.id
(diakses
pada
tanggal
12
Februari 2016)
Sumarah, Yani Widyastuti dan Nining
Wiyati. 2009. Perawatan Ibu
Bersalin.
Edisi
4.
Yogyakarta:Fitramaya.
Fardila
Syafrudin, SKM, M.Kes.dkk. 2009.
Kebidanan
Komunitas.
Jakarta:EGC.
Sari
Ayulia.
2015.
http://ayuliafardila.blogspot.co.id/
Akademi Kebidanan Ngudi Waluyo
SDKI.
10
Download