36 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Proses Penyusunan Anggaran Pelaksanaan Proyek Seorang Proyek Manajer disamping diberi keleluasaan membentuk struktur organisasi proyeknya, mereka juga diberi kesempatan secara partisipatif untuk menyususun Rencana Anggaran Pelaksanaan terkait dengan pelaksanaan proyek yang dipimpinnya. PT. Borneo Sakti memiliki proyek-proyek dengan nilai ekonomisnya masing-masing. Kunci awal dan hal yang menjadi dasar dari proses pelaksanaan proyek konstruksi adalah Anggaran Biaya Pelaksanaan. Oleh karena itu perencanaan yang teliti dan secermat mungkin dalam proses penyusunan Anggaran Pelaksanaan menjadi sesuatu hal yang sangat penting disamping aktivitas pengendalian dan evaluasi. Sebelum memulai membuat Anggaran proyek perlu diketahui dahulu definisi lingkup proyek serta parameter yang membatasinya, parameter dapat diperoleh dari dokumen lelang, setelah mengindentifikasi lingkup, langkah selanjutnya adalah menentukan aktivitas atau kegiatan yang diperlukan untuk memujudkan lingkup tersebut, Proyek Rusunawa Yogyakarta ini, merupakan proyek atas realisasi program 1000 tower pemerintah yang pendanaanya bersumber dari APBD, rusunawa ini dibangun lima lantai dengan konsep minimalis, kemudian manajemen atas dasar definisi lingkup proyek dan parameter yang telah ditentukan, kemudian meminta manajer proyek membuat kalkulasi biaya yang dituangkan dalam Anggaran Pelaksanaan. Dalam penyusunan Anggaran Pelaksanaan, manajer proyek mengawali dengan aktivitas kunjungan kelapangan, dalam rangka 37 mensesuaikan metodologi pelaksanaan yang ditetapkan serta dalam rangka mendapatkan situasi dan harga rill dilapangan, dalam prosesnya semua perubahan-perubahan terkait dengan keadaan rill dilapangan diperhitungkan untuk mendukung pembuatan Anggaran Pelaksanaan yang tepat sesuai dengan keadaan aktual dilapangan. Aktivitas kunjungan ke lapangan bermanfaat juga bagi Manajer Proyek dalam rangka mencari dan menghitung kemungkinan ada pekerjaan tambah atau pekerjaan kurang terkait dengan pelaksanaan proyek. Anggaran Pelaksanaan Proyek Rusunawa Yogyakarta : Tabel 4. 1 Anggaran Pelaksanaan Proyek Rusunawa Yogyakarta PT. Borneo Sakti 38 Dalam Anggaran Pelaksanaan proyek RUSUNAWA Yogyakarta, biaya diproyeksi untuk kebutuhan selama enam bulan kedepan sesuai dengan jangka waktu pelaksanaan, sebagai sumber pemasukan adalah nilai proyek itu sendiri yaitu sebesar Rp. 9.584.638.870,- nilai pemasukan bersih setelah dikurangkan unsur-unsur biaya pajak yang terkandung didalamnya. Sedangkan struktur biaya dalam Anggaran Pelaksanaan terdiri dari lima bagian yaitu : pekerjaan persiapan, biaya konstruksi, biaya gaji, biaya lapangan, dan akomodasi. Dalam Anggaran Pelaksanaan profit proyek yang ditargetkan adalah sebesar Rp. 1.481. 054.428 atau sebesar 14.99 % terhadap laba kotor. B. Proses Pelaksanaan Anggaran Proyek Pada proses pelaksanaan proyek Rusunawa Jogyakarta, dominan aktivitas yang dilakukan adalah aktivitas pengendalian atas tahapan-tahapan yang telah ditentukan dan item-item pekerjaan yang ditetapkan. Adapun tahapan-tahapan yang memerlukan pengendalian adalah : 1. Kegiatan persiapan pengendalian 2. Pengendalian desain – engineering terinci 3. Pengendalian pengadaan 4. Pengendalian konstruksi dan subkontrak Dalam kegiatan persiapan Proyek Pembangunan Rusunawa Jogyakarta ini, PT. Borneo Sakti mengalokasikan anggaran Rp. 81.189.928. Pekerjaan yang meliputi pekerjaan persiapan terdiri dari : Pekerjaan pengukuran dan pasangan bowplank, Pekerjaan pembersihan lokasi, Pekerjaan pembuatan direksi kit, Papan nama proyek, Pagar pengaman proyek, Air kerja, Listrik kerja, 39 Pekerjaan jalan masuk ke site, dan aktivitas pengetesan ke labotarium. Pada aktivitas pelaksanaan anggaran persiapan, dana teralokasi cukup besar pada Pekerjaan Jalan masuk ke site. Setiap item pekerjaan sedemikian rupa dikendalikan agar biaya yang keluar tidak melebihi anggaran yang telah ditetapkan. Pelaksana dalam kegiatannya selalu berpegang pada acuan gambar dan acuan metode yang telah ditentukan, akan tetapi terkadang karena situasi dan kondisi dilapangan, acuan gambar dan metode yang telah ditetapkan tidak dapat di laksanakan, pada situasi ini, pelaksana perlu mendesain ulang gambar dan metode yang ada, ke pada pemilik pekerjaan. Komunikasi dengan pemilik pekerjaan terkait dengan perubahan-perubahan yang terjadi dilapangan penting dilakukan pelaksana agar perubahan-perubahan yang terjadi dilapangan dapat segera diputuskan dan dilaksanakan pekerjaannya. Perubahan dalam desain, memungkinkan terjadi pekerjaan kurang atau pekerjaan tambah. Pekerjaan kurang adalah pekerjaan yang dapat mengakibatkan pengurangan nilai kontrak. Pekerjaan tambah adalah pekerjaan yang dapat mengakibatkan penambahan nilai kontrak. Setiap perubahan nilai kontrak ditetapkan dengan addendum. Pada proses pengadaan, aggaran dikeluarkan sesuai dengan kebutuhan waktu pengadaanya. Disamping aktivitas pengadaaan, pengawasan dan pengendalian atas pekerjaan subkontraktor realisasi anggarannya didasarkan pada bobot prestasi pekerjaan yang telah diselesaikan. Semua aktivitas pelaksanaan dan pengendalian setiap tahapan di informasikan ke bagian Cost control. Cost control dalam pelaksanaan Proyek Pembangunan Rusunawa Yogyakarta mempunyai peran penting dalam menghasilkan laporan progress pembangunan 40 yang telah dilaksanakan dan realisasi biaya yang telah dikeluarkan. Proses pelaksanaan proyek Pembangunan Rusunawa Yogyakarta ini berjalan baik apabila progress pembangunan prestasinya sesuai dengan realisasi biaya yang telah dikeluarkan dan sebaliknya berjalan tidak baik apabila realisasi biaya yang telah dikeluarkan lebih besar dibanding prestasi progress kerja yang di capai.. C. Ukuran Kinerja Manajemen Proyek dan Solusinya Dalam mengukur Kinerja Manajemen Proyek banyak aspek yang harus diperhatikan selain aspek laporan keuangan, aspek-aspek lain yang perlu diperhatikan adalah prestasi proyek. Berikut hasil analisa kinerja Manajemen Proyek PT. Borneo Sakti atas pelaksanaan pembangunan Rusunawa Yogyakarta. 1. Organisasi, otorisasi dan lain-lain Dalam pelaksanaan proyek pembangunan Rusunawa Yogyakarta, PT. Borneo Sakti menerapkan struktur organisasi desentralisasi. Pada struktur organisasi ini, manajemen PT. Borneo Sakti memberi ruang partispasi kepada Proyek Manager untuk membuat anggaran pelaksanaan serta membentuk struktur organisasi lapangan proyek. Dari mekanisme ini, manajemen berharap ada keterlibatan langsung Proyek Manager sehingga memiliki keterkaitan yang kuat dengan keberhasilan proyek tersebut. Dari struktur organisasi proyek yang dibentuk oleh Proyek Manager dapat terlihat hubungan antar pelaksana kegiatan. Proyek Manager dalam perannya mempunyai peran kordinasi dengan pemilik pekerjaan untuk mengakomodir perubahan-perubahan desain dan 41 bertugas mengkomunikasikan progress pekerjaan yang telah dicapai ke pemilik. Sedangkan dilapangan Site Manger berperan mengawasi secara langsung aktivitas pelaksanaan pembangunan dilapangan serta secara teknis berkordinasi dengan personil yang ada terkait pelaksanaan pembangunan dilapangan. Setiap personil bekerja sesuai dengan fungsinya masing-masing, dari struktur organisasi proyek yang dibentuk, tidak terdapat fungsi pembelian yang merupakan salah satu fungsi penting dalam pelaksanaan proyek pembangunan fisik. Pengaturan yang tidak tepat dalam pembelian berpotensi pada pengeluaran anggaran yang tidak sesuai, berpotensi pada masalah anggaran defisit dan masalah cash flow 2. Perencanaan dan Jadwal Proyek konstruksi adalah proyek yang membutuhkan ketepatan dan kecepatan penyelesaian, bergesernya waktu penyelesaian berkonsuekwensi pada penambahan anggaran, khususnya di biaya overhead. Oleh karena itu, perencanaan dan jadwal, menjadi ukuran yang sangat penting untuk terus di kejar dan dipantau perkembangannya. 3. Kemajuan Pelaksanaan Pekerjaan Setiap tahap aktivitas pelaksanaan pekerjaan mempunyai alokasi anggaran masing-masing, anggaran yang telah ditetapkan menjadi ukuran target perkerjaan, apakah realisasi anggaran yang telah dikeluarkan setara dengan target fisik pembangunan yang telah dilaksanakan. Dalam proses pelaksanaan pembangunan rusunawa Yogyakarta, mengacu pada anggaran yang telah ditetapkan beberapa tahap dari aktivitas pembangunan mengalami ketidak 42 setaraan dengan anggaran yang telah dikeluarkan, terjadi di pekerjaan persiapan, biaya struktur, biaya langsung dan di biaya tidak langsung. Banyak faktor yang mempengaruhi, salah satunya adalah tingkat pengendalian biaya yang lemah. 4. Mutu barang dan pekerjaan Spesifikasi yang disyaratkan pemilik pekerjaan pada pelaksanaan pembangunan rusunawa Yogyakarta tidak terlalu tinggi, hal ini berkorelasi dengan konsep pertama kali rusunawa ini dibangun, yaitu konsep minimalis. Konsep ini berkonsuekwensi tidak terlalu detailnya sisa arsitektur yang ditampilkan sehingga tidak memerlukan alokasi anggaran yang berlebihan. 5. Administrasi, pembelian dan jasa Pengabungan antara fungsi pembelian dan logistik dalam pelaksanaan pembangunan rusunawa Yogyakarta, menyebabkan lemahnya pengendalian internal proyek. Lemahnya internal pengendalian proyek, berpotensi terjadi kebocoran anggaran. 6. Engineering Sisi engineering mempunyai peran penting dalam memberi arahan teknis terkait proses pembelian. Hasil analisa dari team engineering dapat memberi keputusan yang tepat dalam proses pelaksanaan pembangunan dikaitkan dengan kebutuhan spesisifikasi teknis dan sisi ekonomis pembelian. 7. Anggaran, pendanaan, akutansi dan lain-lain Dalam konteks anggaran, indikator yang di cermati, apakah proses pembayaran kontrak dan jasa telah sesuai dengan prosedur dan otorisasi. Proses 43 pembayaran yang tidak sesuai dengan prosedur dapat menyebabkan overbudget dari sisi pengeluaran anggaran. Dalam realisasi anggaran pelaksanaan pembangunan rusunawa Yogyakarta dapat dilihat, bagian-bagian anggaran Tabel 4.2 Perbandingan Anggaran Pelaksanaan Proyek dengan Realisasi 44 yang melebihi batasan anggaran yang telah ditentukan. Kaidah dalam pelaksanaan adalah mengejar pengeluaran biaya dibawah Anggaran Pelaksanaan yang telah ditetapkan agar kemudian dapat meningkatkan laba proyek yang sebelumnya telah ditetapkan, oleh karena itu mengapa Anggaran Pelaksanaan itu harus disusun secermat mungkin dan dilaksanakan sedisiplin mungkin agar tidak terjadi Over budget, agar target laba yang ditetapkan bisa tercapai. Pada perbandingan antara Anggaran Pelaksanaan dan realisasi biaya proyek pada struktur biaya terjadi beberapa peningkatan. Peningkatan terjadi pada bagian biaya Pekerjaan Persiapan sebesar Rp. 16.353.722 atau sebesar 20 % dari biaya yang ditetapkan sebelumnya. Hal yang sama juga terjadi pada pekerjaan konstruksi, biaya personil dan biaya lapangan, masing-masing untuk biaya konstruksi naik sebesar 3 % dari biaya yang ditetapkan sebelumnya atau sekitar Rp. 195.315.712, biaya personil naik sebesar 17 % atau sekitar Rp. 52.000.000 dan biaya lapangan naik sebesar 28 % atau sekitar Rp. 116.400.000. Prestasi penurunan biaya pada anggaran pelaksanaan proyek pembangunan ini hanya terjadi pada bagian biaya akomodasi, terjadi penurunan sebesar 12 % atau sekitar Rp. 12.766.000. Secara keseluruhan dominasi meningkatnya biaya pada bagian-bagian dari struktur biaya Rencana Anggaran Pelaksanaan berkonsuekwensi pada penurunan laba dari target yang ditetapkan sebelumnya. Penurunan laba yang terjadi sebesar 3.72 % atau sekitar Rp. 367.303.434.