ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. H DENGAN DIAGNOSA MEDIS POST OPERATIF HERNIATOMI DI RUANG MELATI RSUD C Disusun untuk memenuhi Praktik Klinik Keperawatan Perioperatif Dosen Pembimbing : Novi Widyastuti Rahayu, M.Kep., Ns, Sp, Kep. J Disusun oleh: Gilang Adi Vernanda (2920183343) PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NOTOKUSUMO YOGYAKARTA 2021 LEMBAR PENGESAHAN Asuhan keperawatan pada tn. h dengan diagnosa medispost operatif herniatomi di Ruang Melati Rsud C. Laporan ini disusun untuk memenuhi praktik klinik keperawatan perioperatif pada semester VI, pada: Hari : Tanggal : Tempat : Pembimbing Akademik Mahasiswa Novi Widyastuti R, M.Kep., Ns, Sp, Kep. J ii Gilang Adi.V KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya dengan rahmat-Nyalah saya akhirnya bisa menyelesaikan laporan Praktik Klinik Keperawatan Medikal Bedah I yang berjudul “ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. H DENGAN DIAGNOSA MEDIS POST OPERATIF HERNIATOMI DI RUANG MELATI RSUD C” yang disusun untuk memenuhi Praktik Klinik Keperawatan Perioperatif. Tidak lupa kami menyampaikan rasa terima kasih kepada dosen pembimbing Ibu Novi Widyastuti Rahayu, M.Kep., Ns, Sp, Kep. J yang telah memberikan banyak bimbingan serta masukan yang bermanfaat dalam proses penyusunan asuhan keperawatan ini. Rasa terima kasih juga hendak kami ucapkan kepada rekan-rekan mahasiswa yang telah memberikan kontribusinya baik secara langsung maupun tidak langsung sehingga asuhan keperawatan ini bisa selesai pada waktu yang telah ditentukan. Meskipun saya sudah mengumpulkan banyak referensi untuk menunjang penyusunan makalah ini, namun saya menyadari bahwa di dalam asuhan keperawata yang telah kami susun ini masih terdapat banyak kesalahan serta kekurangan. Sehingga kami mengharapkan saran serta masukan dari para pembaca demi tersusunnya asuhan keperawatan yang lebih baik lagi. Akhir kata, kami berharap agar asuhan keperawatan ini bisa memberikan banyak manfaat. Yogyakarta, 11 Februari 2021 Penulis iii DAFTAR ISI Cover.....................................................................................................i LEMBAR PENGESAHAN............................................................................................... ii KATA PENGANTAR ...................................................................................................... iii DAFTAR ISI ..................................................................................................................... iv BAB I LAPORAN PENDAHULUAN ............................................................................ 1 Konsep Dasar Medis ............................................................................................. 1 A. 1. Definisi ................................................................................................................ 1 2. Etiologi .................................................................................................................... 1 3. Klasifikasi ........................................................................................................... 2 4. Patofisiologi dan Pathway ................................................................................... 3 5. Manifestasi Klinis ............................................................................................... 6 6. Pemeriksaan penunjang ....................................................................................... 6 7. Komplikasi .......................................................................................................... 6 Prosedur Pembedahan .......................................................................................... 7 B. 1. Definisi ................................................................................................................ 7 2. Indikasi ................................................................................................................ 7 3. Kontraindikasi ..................................................................................................... 7 4. Prosedur pembedahan herniotomi ....................................................................... 7 Asuhan Keperawatan............................................................................................ 9 C. 1. Pengkajian ........................................................................................................... 9 2. Diagnosa Keperawatan ...................................................................................... 13 3. Intervensi keperawatan ...................................................................................... 13 Daftar Pustaka ......................................................................................................... 15 D. BAB II ASUHAN KEPERAWATAN .............................................................................. 17 Pengkajian ........................................................................................................... 17 A. 1. Data demografi .................................................................................................. 17 2. Riwayat Penyakit............................................................................................... 18 3. Pengkajian keperawatan .................................................................................... 19 4. Pemeriksaan fisik .............................................................................................. 23 iv C. Analisa Data ......................................................................................................... 37 D. Diagnosa Keperawatan ................................................................................... 42 E. Perencanaan dan Implementasi ......................................................................... 43 v BAB I LAPORAN PENDAHULUAN A. Konsep Dasar Medis 1. Definisi Hernia adalah keluarnya organ atau jaringan pada dinding rongga, dimana organ tersebut seharusnya berada didalam keadaan normal tertutup (Wahid,dkk, 2019). Hernia adalah penonjolan isi rongga melalui defek dari dinding rongga tersebut. Hernia terdiri dari cincin, kantong, dan isi hernia. Hernia merupakan penonjolan suatu, suatu organ atau lemak praperitoneum melalui cacat kongenital atau akuisita (Amrizal,2015). Hernia berasal dari bahasa latin, herniae, artinya penonjolan isi suatu rongga melalui jaringan ikat tipis yang lemah pada dinding rongga tersebut. Dinding rongga yang lemah itu membentuk kantong dengan pintu berupa cincin (Aisyah,dkk, 2013). Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa hernia adalah suatu benjolan organ yang terdapat pada suatu rongga tubuh. 2. Etiologi Menurut (Muharom,2017) dalam penelitianya mengemukakan tentang etiologi hernia yaitu : a) Lemahnya dinding rongga perut. b) Akibat prosedur pembedahan sebelumnya. c) Kongenital: 1) Hernia kongenital sempurna, yaitu sejak bayi sudah menderita hernia karena terdapat defek pada tempattempat tertentu. 2) Hernia kongenital tidak sempurna, yaitu bayi terlahir dengan normal namun, setelah beberapa bulan sampai satu tahun terjadi hernia melalui defek tersebut, defek 1 itu disebabkan tekanan intraabdominal (mengejan,batuk,menangis). d) Aquisata, yaitu hernia yang disebabkan bukan dari defek tetapi dari faktor lain: 1) Tekanan intraabdominal, adalah dimana sesorang sering mengejan pada saat defekasi maupun miksi. Bisa juga karena batuk yang sudah kronis dan terjadi asites pada pasien. 2) Konstitusi tubuh, yaitu hernia dapat terjadi pada orang yang kurus karena pada orang yang kurus terdapat sedikit jaringan ikat, dan juga dapat terjadi hernia pada seseorang yang gemuk karena terdapat banyak lemak yang mengakibatkan beban kerja jaringan ikat penyokong pada dinding abdomen lebih berat. 3) Kelemahan pada tendon hal ini disebabkan karena faktor mengangkan beban ataupun mempunyai riwayat post appendictomi. 4) Penyakit DM. 5) Merokok. 3. Klasifikasi Klasifikasi hernia menurut (Amrizal,2015) adalah sebagai berikut: a) Menurut letak anatomis: 1) Hernia inguinalis yaitu hernia yang terjadi pada area lipatan paha. 2) Hernia umbilicus yaitu hernia yang terjadi pada area pusar. 3) Hernia femoralis yaitu hernia yang terjadi pada area paha. 2 b) Menurut penyebabnya: 1) Hernia kongenital yaitu hernia yang ada sejak lahir. 2) Hernia aquisata adalah hernia yang disebabkan oleh faktor lain. 3) Hernia insisional, adalah hernia yang disebabkan karena riwayat pemebedahan sebelumnya. c) Menurut terlihat dan tidaknya 1) Hernia external adalah hernia yang nampak terlihat misalanya hernia inguinal. 2) Hernia internal adalah hernia yang tidak nampak sebagai contoh adalah hernia foramen, hernia diafragmatica. d) Hernia menurut sifatnya 1) Hernia reponible yaitu dimana isi hernia dapat keluar masuk dalam rongga, misalnya ketika pasien mengedan maka hernianya keluar namun ketika berdiri hernianya masuk. 2) Hernia irreponible adalah dimana isi hernia tidak dapat dikembalikan kedalam rongga. 4. Patofisiologi dan Pathway Patofisilogi hernia inguinalis menurut (Sjamsuhidajat,2011) adalah sebagai berikut: Terjadinya hernia disebabkan oleh dua faktor yang pertama adalah faktor kongenital yaitu kegagalan penutupan prosesus vaginalis pada waktu kehamilan yang dapat menyebabkan masuknya isi rongga perut melalui kanalis inguinalis, faktor yang kedua adalah faktor yang didapat seperti hamil, batuk kronis, pekerjaan mengangkat benda berat dan faktor usia, masuknya isi rongga perut melalui kanal ingunalis, jika cukup panjang maka akan menonjol keluar dari anulus ingunalis eksternus. Apabila hernia ini berlanjut tonjolan akan sampai ke 3 skrotum karena kanal inguinalis berisi tali sperma pada lakilaki, sehingga menyebakan hernia. Hernia ada yang dapat kembali secara spontan maupun manual juga ada yang tidak dapat kembali secara spontan ataupun manual akibat terjadi perlengketan antara isi hernia dengan dinding kantong hernia sehingga isi hernia tidak dapat dimasukkan kembali. Keadaan ini akan mengakibatkan kesulitan untuk berjalan atau berpindah sehingga aktivitas akan terganggu. Jika terjadi penekanan terhadap cincin hernia maka isi hernia akan mencekik sehingga terjadi hernia strangulate yang akan menimbulkan gejala ileus yaitu gejala obstruksi usus sehingga menyebabkan peredaran menyebabkan kurangnya darah suplai terganggu yang akan oksigen yang bisa menyebabkan Iskemik. Isi hernia ini akan menjadi nekrosis. Kalau kantong hernia terdiri atas usus dapat terjadi perforasi yang akhirnya dapat menimbulkan abses lokal atau prioritas jika terjadi hubungan dengan rongga perut. Obstruksi usus juga menyebabkan penurunan peristaltik usus yang bisa menyebabkan konstipasi. Pada keadaan 18 strangulate akan timbul gejala ileus yaitu perut kembung, muntah dan obstipasi pada strangulasi nyeri yang timbul letih berat dan kontineu, daerah benjolan menjadi merah 4 (Pathway, Sjamsuhidajat, R. 2011) 5 5. Manifestasi Klinis Manifestasi klinis menurut (Haryono, 2012) adalah sebagai berikut: a) Terdapat benjolan dilipatan paha. b) Jika isinya terjepit maka akan timbul nyeri dan merasa mual. c) Jika batuk ataupun mengejan maka hernia akan terlihat tambah besar. d) Bila hernia inguinal strangulate maka nyerinya hebat dan disertai kemerahan pada sekitar kulit. e) Hernia femoralis mungkin berisi kandung kemih sehingga timbul disuria (sakit saat kencing) dan hematuria (kencing darah). 6. Pemeriksaan penunjang Pemeriksaan penunujang menurut (Nuarif, 2015) adalah sebagai berikut: a) Hitungan darah lengkap dan serum elektrolit dapat merujuk pada hemokonsentrasi atau peningkatan hematokrit. b) Sinar X abdomen untuk menunujkan abnormal kadar gas pada usus. c) USG untuk memperoleh gambaran hernia pada bagian rongga perut ataupun panggul. d) CT Scan untuk memeriksa organ bagian dalam perut. 7. Komplikasi Menurut (Haryono,2012) dalam bukunya mengemukakan komplikasi dari hernia yaitu: a) Hernia berulang, artinya pasien bisa saja mengalami hernia lagi. b) Hematoma adalah penemupukan darah yang abnormal pada bagian hernia. 6 c) Retensi urin adalah, kesulitan pasien dalam mengeluarkan urin. d) Infeksi, dapat terjadi pada luka setelah dilakukan operasi karena kurang menjaga kebersihan pada area luka. e) Nyeri kronis, adalah nyeri atau rasa sakit dalam kurun waktu lama. f) Pembengkakan testis karena terisi oleh isi hernia. B. Prosedur Pembedahan 1. Definisi Herniotomi adalah tindakan membuka kantong hernia, memasukan kantong isi hernia kerongga serta mengikat dan memotong kantong hernia (Haryono,2012). 2. Indikasi Indikasi pembedahan menurut (Sjamsuhidajat,2017) adalah sebagai berikut: a) Hernia reponible b) Hernia irreponible c) Hernia inkaserata d) Hernia strangulata 3. Kontraindikasi Kontraindikasi pembedahan menurut (Sjamsuhidajat,2017) adalah sebagai berikut: Adanya peningkatan tekanan intraabdomen: hipertrofi prostat, kelainan paru-paru. 4. Prosedur pembedahan herniotomi Prosedur pembedahan menurut (Sjamsuhidajat,2017) adalah sebagai berikut: a) Fase pre-operatif 1) Inform consent sebelum tindakan operasi dimulai maka dilakukan persetujuan dengan pasien dengan cara 7 menandatangi surat yang menyatakan sanggup dilakukan tidakan operasi. 2) Pemeriksaan laboratorium untuk mengetauhi kondisi pasien. 3) Pemeriksaan fisik. 4) Pemberian antibiotik propilaksis. 5) Mempersiapkan cairan dan transfusi darah. 6) Mempersiapakan peralatan dan instrumen khusus. b) Fase intr-operatif 1) Posisikan pasien supine dan dilakukan anastesi general atau anastesi lokal. 2) Lakukan desinfeksi dan trindakan sepsis/antisepsis pada daerad operasi. 3) Area pemebedahan dipersempit dengan linen steril. 4) Lakukan insisi oblique 2cm medial sias sampai tuberkulum pubikum. 5) Insisi diperdalam sampai tampak apneorosis MOE (Mukulus Obligus Abdominis Eksternus) 6) apneorosis MOE (Mukulus Obligus Abdominis Eksternus) dibuka secara tajam. 7) Funikulus sekitarnya spermatikus dibebaskan dan pita dikait dan dari kantong jaringan hernia diidentifikasi. 8) Isi hernia dimasukan dalam cavum abdomen, kantong hernia secara tajam dan tumpul sampai anulus internus. 9) Kantong hernia diligasi setinggi lemak preperotonium dilanjutkan dengan herniotomi. 10) Perdarahan dirawat, dilanjutkan dengan hernioplasty dengan meesh. 11) Luka operasi ditutup lapis demi lapis. c) Fase post-operatif 8 1) Komplikasi dan penanganan tindakan bedah. 2) Pengawasan dan pengkajian Airway, Breathing dan Circulation. 3) Perawatan luka pasca operasi. C. Asuhan Keperawatan 1. Pengkajian a) Data umum Pengkajian adalah tahap awal dalam proses keperawatandan merupakan suatu proses pengumpulan data yang sistematis dari berbagai sumber untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan klien. Tahap pengkajian merupakan dasar utama memberikan asuhan keperawatan sesuai kebutuhan individu (klien) seperti identitas klien (nama, umur, agama,tempat tinggal, status pendidikan, dll) dan penanggung jawab klien (Nurarif,2015) b) Kesehatan umum 1) Alasan MRS/keluhan utama Pada keluhan utama didapatkan keluhan nyeri baik pada pre dan post operasi. Sehingga perlu dikaji neyri menggunakan metode PQRST (Muttaqin & Sari,2011). 2) Riwayat penyakit sekarang Didapatkan keluhan nyeri hebat pada abdominal bawah dan sekitar paha dalam maupun testis (Muttaqin & Sari,2011). 3) Riwayat penyakit dahulu Pada riwayat dahulu yang dikaji penyakit lain sistemik seperti hipertensi, DM dan tuberkolosis serta mengkaji (aktivitas) jenis pekerjaan terkait mengangkat beban (Muttaqin & Sari,2011). 4) Pola kesehatan 9 a. Pola nutris dan cairan Seseorang yang mempunyai hernia biasanya mengalami anoreksia, mual dan muntah (Muttaqin & Sari,2011). b. Pola aktivitas Pembatasan aktivitas karena jika untuk aktivitas maka nyerinya bertambah hebat, selain itu juga membatasi aktivitas yang meningkatkan intrabdominal seperti bersin, mengejan, batuk dan mengangkat beban berat (Muttaqin & Sari,2011). 5) Pemeriksaan fisik Nuarif (2015) menyatakan bahwa pemerikaan fisik pada hernia ingiunal adalah sebagai berikut: a. Keadaan umum Keadaan umum pada seseorang yang terkena hernia biasanya lemah. b. Tingkat kesadaran Kesadaran pada pasien hernia inguinal mayoritas adalah composmentis. c. Tanda-tanda vital Tanda-tanda vital pada pasien hernia inguinal biasanya adalah normal. d. Kepala Pada penderita hernia inguinal normal bentuk simetris tidak ada benjolan dan lesi, rambut berwarna hitam, wajah pucat serta tampak berkerut menahan nyeri. e. Mata Konjungtiva merah f. Telinga 10 Bentuk simetris, gendang telinga tidak tertutup, dan masih dapat bervibrasi dengan baik. g. Hidung Bentuk simetris, tidak ada polip dan sumbatan. h. Mulu dan faring Bibir sianosis (biasanya penderita hernia inguinal mengalam mual dan muntah karena adanya tekanan intraabdominal. Mukosa bibir lembab atau kering. Langit – langit mulut kering karena pasien mengalami penurunan dalam personal hygiene akibat kelemahan fisik. i. Thorax dan paru Pada penderita hernia inguinal pada thorax dan paru dalam batas normal, frekuensi nafas dalam batas normal (16-20) kali permenit. j. Dada Inspeksi dalam batas normal bentuk simetris tidak terdapat deformitas. Palpasi ada tidaknya nyeri tekan. Perkusi dalam batas normal (pekak). Auskulutasi bunyi nafas dalam batas normal (vaskuler dan bronco vasikuler) k. Abdomen Pemeriksaan pada pasien hernia inguinal difokuskan pada pemeriksaan abdomen yang diantaranya: i. Inspeksi Terlihat benjolan pada bagian inguinal, tonjolan tersebut berbentuk lonjong. ii. Palpasi Kantong hernia yang kosong kadang dapat diraba pada fenikulus spermatikus sebagai gesekan dua permukaan sutera, tanda ini 11 disebut sarung tanda sarung tangan sutera.Kantong hernia yang berisi mungkin teraba usus, omentum (seperti karet), atau ovarium.Dalam hal ini hernia dapat direposisi pada waktu jari masih berada dalam annulus eksternus, pasien mulai mengejan kalau hernia menyentuh ibu jari berarti hernia inguinalis lateralis. iii. Perkusi Bila didapatkan perkusi perut kembung maka harus dipikirkan kemungkinan hernia, hipertimpani,terdengar pekak. iv. Auskultasi Hiperperistaltis di dapatkan pada auskultasi abdomen pada hernia yang mengalami obstruksi usus. l. Integumen Pada penderita hernia biasnya terdapat luka pembedahan, selain itu apakah ada edema,sianosis, dan pucat. m. Genetalia Inspeksi mengenai warna, kebersihan serta benjolan. n. Ekstermitas Dimana klien adakah keterbatsan dalam melakukan pergerakan, karena ada nyeri hebat biasaanya terdapat kekakuan otot. 12 2. Diagnosa Keperawatan ( Nuarif ,2015 ; Cahyo,2015) menyatakan bahwa diagnosa keperawatan yang sering muncul pada hernia ingiunal adalah sebagai berikut: a) Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri. b) Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan ketidaknyamanan. c) Resiko infeksi berhubungan dengan prosedur invasif. 3. Intervensi keperawatan ( Nuarif ,2015 ; Cahyo,2015) menyatakan bahwa intervensi keperawatan pada hernia ingiunal adalah sebagai berikut: a) Nyeri berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan lunak terhadap tindakan pembedahan Tujuan : Gangguan rasa nyaman nyeri dapat teratasi Intervensi: a. Kaji keadaan luka, adanya inflamasi b. Batasi aktivitas selama fase akut sesuai dangan kebutahan c. Anjurkan teknik relaksasi dan distraksi. d. Berikan posisi pasien senyaman mungkin. e. Kolaberasi pemberian obat analgesik. b) Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan ketidaknyamanan dengan nyeri, spasme otot, kerusakan neuromuskuler. Tujuan : mempertahankan fungsi secara normal. Intervensi: a. Berikan informasi mengenai mobilisasi. b. Berikan lingkungan yang nyaman c. Dorong pasien untuk melakukan mobilisasi d. Ikuti aktivitas dengan periode istirahat e. Bantu melakukan rentang gerak pasif dan aktif 13 c) Resiko infeksi berhubungan dengan prosedur invasif. Tujuan: resiko tinggi infeksi dapat teratasi. Intervensi : a. Kaji keadaan luka, adanya inflamasi b. Awasi tanda-tanda vital, perhatikan peningkatan suhu tubuh c. Lakukan tindakan perawatan luka secara aseptik dan antiseptik d. Pertahankan perawatan luka dengan balutan kering e. Kolaberasi pemberian 14 antibiotik sesuai indikasi D. Daftar Pustaka Aisyah,dkk.2013.” Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Penyakit Hernia Inguinal Pada Laki-Laki Di Rumah Sakit Umum Dr. Soedarso Pontianak”.Jurnal Nursing. Universitas Muhammadiyah Pontianak. Diakses pada tanggal 8, Februari 2021. http://repository.unmuhpnk.ac.id/285/1/JURNAL%20AISYAH.pdf Amrizal,2015. “Hernia Inguinalis:Tinjuan Pustaka”.Jurnal Syifa Medika. Program Pendidikan Dokter Spesialis Departemen Ilmu Bedah, Rumah Sakit Umum Pusat dr. M. Djamil Padang.Volume 6.Nomor.1. Diakses pada tanggal 8, Februari 2021. https://www.researchgate.net/publication/334970146_Hernia_Ingui nalis Haryono, Rudi. 2012. “Keperawatan Medical Bedah Sistem Pencernaan”. Yogyakarta: Gosyen Publisher Muharom.2017.”Karakteristik Pasien hernia Inguinalis Di RSU Kota Tangerang”.(Skripsi).Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatulah Jakarta. Muttaqin,Arif&Sari.2011.”Gangguan Gastrointestinal: Aplikasi Asuhan Keperawatan Medikal Bedah”.Jakarta:Salemba Medika Nurarif, H. K. 2015. “Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis dan Nanda NIc-NOC”. (3, Ed.). Jogjakarta: Mediaction publishing Sjamsuhidajat, R. 2011. Buku Ajar Ilmu Bedah. EGC. Jakarta. Indonesia Sjamsuhidajat R, De Jong W,. 2017. “Buku Ajar Ilmu Bedah. Sistem Organ dan Tindak Bedahnya”. (1). 4th ed. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC 15 Wahid,dkk,.2019.”Hernia Hemiparese Inguinalis Sinistra”. Lateralis Jurnal Dextra Medical Dengan Profession (MedPro).Universitas Tadulako Palu.Volume 1.Nomor 1. Diakses pada tanggal 8, Februari 2021. http://jurnal.untad.ac.id/jurnal/index.php/jmp/article/download/120 40/9218 16 BAB II ASUHAN KEPERAWATAN A. Pengkajian 1. Data demografi a) Indentitas diri klien Nama : Tn.H Usia : 59 TAHUN Jenis kelamin : Laki-laki Alamat : Jl indah Klaten Suku bangsa : Jawa Status pernikahan : Menikah Agama / keyakinan : Islam Pendidikan : SD Pekerjaan : Buruh Diagnosa medik : Post operasi Herniotomi Tanggal masuk : 5,Februari 2021 Tanggal pengkajian : 8, Februari 2021 b) Penaggungjawab Nama : Ny.B Usia : 56 tahun Jenis kelamin : Perempuan Pekerjaan : Ibu rumah tangga Hubungan dengan klien : Istri 17 2. Riwayat Penyakit a) Keluhan utama saat masuk RS : Pasien mengatakan bahwa ada benjolan di selakangan tepatnya di skrotum sebelah kanan berdiameter sekitar 4-5 cm. Benjolan terlihat terutama jelas saat klien batuk, bersin, mengedan dan bila berdiri, tapi saat berbaring benjolan hilang atau tidak nampak dan ada rasa nyeri pada benjolan. b) Riwayat penyakit sekarang Pasien mengatakan nyeri pada saat bergerak, nyeri seperti ditusuk tusuk, skala nyeri 6(P : Post op herniatomi, Q : Ditusuk-tusuk , R: Abdomen kanan bawah, S: 6, T: Hilang timbul). Terlihat bekas luka post op sepanjang ± 8 cm sebanyak 7 jahitan di abdomen kanan bawah klien, Tampak disekitar kulit kemerah – merahan di daerah luka bekas operasi dan disekitar jahitan luka tampak masih kemerahan. Klien mengeluh kurang dapat beraktivitas/ mobilisasi, dan klien mengatakan merasa takut dan cemas untuk beraktifitas dikarenakan luka operasi c) Riwayat penyakit dahulu Pasien mengatakan tidak ada riyawat penyakit dahulu, baik penyakit menular seksual maupun penyakit keturunan. Seperti, HIV DM,hipertensi, jantung. d) Diagnosa medik pada saat MRS, pemeriksaan penunjang dan tindakan yang telah di lakukan, mulai dari pasien MRS (UGD/Poli), sampai diambil kasus kelolaan . Masalah atau Dx medis pada saat MRS : Hernia Inguninal Tindakan yang telah dilakukan di Poliklinik atau UGD : Tindakan yang dilakukan adalah pemeriksaan fisik dan pemriksaan radiologi serta laboratorium. Dari hasil radiologi pada tanggal 5 Februari 2021 didapatkan hasil bahwa terjadi ada benjolan 18 diselangkangan sebelah kanan. Hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan Leukosit 11.400 Sel/mm3 (5000-10.000). Catatan Penanganan Kasus (Dimulai saat pasien di rawat di ruang rawat sampai pengambilan kasus kelolaan) : Dilakukan pengkajian pada tanggal 8 februari 2021, dengan keluhan nyeri pada saat bergerak, nyeri seperti ditusuk tusuk, skala nyeri 6(P : Post op herniatomi, Q : Ditusuk-tusuk , R: Abdomen kanan bawah, S: 6, T: Hilang timbul). Terlihat bekas luka post op sepanjang ± 8 cm sebanyak 7 jahitan di abdomen kanan bawah klien, Tampak disekitar kulit kemerah – merahan di daerah luka bekas operasi dan disekitar jahitan luka tampak masih kemerahan. Klien mengeluh kurang dapat beraktivitas/ mobilisasi, dan klien mengatakan merasa takut dan cemas untuk beraktifitas dikarenakan luka operasi. 3. Pengkajian keperawatan (Bandingkan kondisi saat klien di rumah /sebelum masuk RS dan saat klien dirawat di RS) a) Persepsi dan pemeliharaan kesehatan Sebelum masuk rumah saskit Pengetahuan tentang penyakit/perawatan : Pasien mengatakan sudah tau bahwa dirinya menderira hernia, pasien mengatakan dirinya tau penyakit yang diderita dari pemeriksaan yang dilakukan di puskesmas setempat.. Saat masuk rumah sakit Pengetahuan tentang penyakit/perawatan : Pasien mengatakan sudah tau bahwa dirinya sudah dilakukan operasi herniotomi. b) Pola nutrisi / metabolik Saat masuk rumah sakit Program diit RS : Diet tinggi kalori tinggi protein 19 Intake makanan : Pasien mengatakan makananya habis selalu habis. Pasien mengatakan makanan dalam 3kali sehari dengan komposisi karbohidrat protein dan sayur. Intake cairan : pasien mengatakan minum nya 5-8 gelas perhari hanya air putih tetapi kadang mendapatkan susu dari ahli gizi juga . Sebelum masuk rumah sakit: Intake makanan : Pasien mengatakan biasanya makananya tidak menentu kadang 2kali sehari kadang 3kali sehari. Komposisi makananya juga tidak menentu kadang memakai sayur terkadang tidak karena klien tidak terlalu suka dengan sayur Intake cairan : pasien mengatakan minum nya 5-10 gelas perhari. Minumnya air putih dan sering sekali mengkonsumsi kopi dan teh. Klien mengatakan setiap pagi selalu dan wajib baginya minum teh kemudian jika sore dan malam hari sering minum kopi. c) Pola eliminasi Sebelum masuk rumah sakit: Buang air besar : pasien mengatakan biasanya jika BAB satu kali dalam sehari dan itu rutin setiap pagi. Buang air kecil : pasien mengatakan biasanya jika BAK itu 5-6 kali dalam sehari. Saat masuk rumah sakit Buang air besar : pasien mengatakan selama dirawat dirumah sakit BAB nya tetag satu kali namun waktunya tidak menentu. Buang air kecil : pasien mengatakan tidak bisa merasakan terasa BAK karena terpasang selang urin. Klien tampak terpasang kateter urin. d) Pola aktivitas Sebelum masuk rumah sakit: Kemampuan perawatan diri 0 √ Makan/minum 20 1 2 3 4 Mandi √ Toileting √ Berpakaian √ Mobilitas di tempat tidur √ Berpindah √ Ambulasi/ROM √ 0: mandiri, 1: alat Bantu, 2: dibantu orang lain, 3: dibantu orang lain dan alat, 4: tergantung total Oksigenasi : pasien mengatakan tidak ada riwayat penyakit pernafasan seperti asma, TBC dan paru-paru Saat masuk rumah sakit Kemampuan perawatan diri 0 1 2 Makan/minum √ Mandi √ 3 √ Toileting Berpakaian √ Mobilitas di tempat tidur √ Berpindah √ Ambulasi/ROM √ 0: mandiri, 1: alat Bantu, 2: dibantu orang lain, 3: dibantu orang lain dan alat, 4: tergantung total 21 4 Oksigenasi : pasien mengatakan tidak merasakan sesak nafas. RR: 20 x/menit. e) Pola tidur dan istirahat Sebelum masuk rumah sakit: (lama tidur, gangguan tidur, pengawasaan saat bangun tidur) : Pasien mengataka biasanya tidur 8jam dimulai dari jam 21.00WIB sampai jam 05.00 WIB pagi. Saat masuk rumah sakit: Pasien mengatakan jam tidurnya tidak berubah ketika dirumah sakit walaupun nyeri tetap bisa tidur karena diberi obat nyeri. Pasien mengatakan jam tidurnya dimulai pada pukul 21.00WIB setelah diberikan obat kemudian bangun pada jam 05.00 WIB. f) Pola Perseptual Pasien mengatakan tidak ada keluhan terkait pola perseptual, baik sebelum dan saat masuk rumah sakit. Dalam pemeriksaan terkait penglihatan, pendengaran, pengecap, sensasi masih dalam batas normal. g) Pola persepsi diri Pasien mengatakan cemas setelah masuk rumah sakit tepatnya setelah dilakukan opereasi herniotomi. Klien merasa takut dan cemas untuk beraktifitas dikarenakan luka operasi. h) Pola seksualitas dan reproduksi (fertilitas, libido, menstruasi, kontrasepsi, dll) : Pasien mengatakan tidak ada keluhan terkait pola seksualitas dan reproduksi, baik sebelum dan saat masuk rumah sakit. i) Pola hubungan peran (komunikasi, hubungan dengan orang lain, kemampuan keuangan) : 22 Pasien berkomunikasi dengan menggunakan bahasa jawa, namun pasien juga bisa berkomunikasi dengan bahasa indinesia. Hubungan klien dengan anak dan istrinya baik dan harmonis. Klien juga mengatakan bahwa kondisi keungannya hanya cukup buat mamenuhi kebutuhan pokok (sandang, pangan, papan), klien juga mengatakan sealau mendapatkab bantuan dari program pemerintah yaitu PKH, klien mengatakan dengan adanya program tersebut perekonomian klien terbantu. j) Pola managemen koping-stress (perubahan terbesar dalam hidup pada akhir-akhir ini, dll) : Pasien mengatakan jika ada stresor (masalah) pasien biasanya bercerita dengan istrinya untuk memcahakan masalah. k) Sistem nilai dan keyakinan (pandangan klien tentang agama, kegiatan keagamaan, dll) : Pasien mengatakan bahwa agama yang dianut adalah islam dan selau menjalankan perintahnya dan menjauhi laranganya. 4. Pemeriksaan fisik (Cephalocaudal) a) Keluhan yang dirasakan saat ini : Pasien mengatakan nyeri pada saat bergerak, nyeri seperti ditusuk tusuk, skala nyeri 6 (P : Post op herniatomi, Q : Ditusuk-tusuk , R: Abdomen kanan bawah S: 6, T: Hilang timbul). Terlihat bekas luka post op sepanjang ± 8 cm sebanyak 7 jahitan di abdomen kanan bawah klien, Tampak disekitar kulit kemerah – merahan di daerah luka bekas operasi dan disekitar jahitan luka tampak masih kemerahan. Klien merasa takut dan cemas untuk beraktifitas dikarenakan luka operasi. Klien merasa menggil demam dan kulit teraba hangat. b) Tanda-tanda vital TD: 120/70 mmHg P: 20 x/menit c) BB/TB :78Kg/169cm d) KU: lemah 23 N: 88x/menit S: 39°C e) Kepala/wajah : bentuk simetris tidak ada benjolan dan lesi, rambut berwarna hitam, wajah pucat serta tampak berkerut menahan nyeri. i. Mata Konjungtiva merah ii. Telinga Bentuk simetris, gendang telinga tidak tertutup, dan masih dapat bervibrasi dengan baik. iii. Hidung iv. Bentuk simetris, tidak ada polip dan sumbatan. v. Mulu dan faring Langit – langit mulut kering karena pasien mengalami penurunan dalam personal hygiene akibat kelemahan fisik. f) Thorak/ jantung I : Dada simetris, tidak ada deformitas dan tidak ada lesi luka. P : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada krepitasi P : Pekak A : lub-dup g) Thorak/ paru I : pola pernafasan normal, ekpansi dada paru simetris P : fibrasi atau getaran paru normal, tidak ada nyeri tekan tidak ada krepitasi. P : perkusi sonor A : tidak ada suara nafas tamabahan. h) Abdomen I : Terlihat bekas luka post op sepanjang ± 8 cm sebanyak 7 jahitan di abdomen kanan bawah klien, Tampak disekitar kulit kemerah – merahan di daerah luka bekas operasi. 24 A : Suara bising usus 4x/ menit menurn akibat post op P : Pekak (sekitar abdomen yang dioperasi) P : Nyeri tekan abdomen kanan bawah klien dan sekitar luka i) Perkemihan I : Tidak ada massa, bentuk simetris A : Tidak terdengar bunyi bruit P : Bunyi pekak P : tidak ada nyeri tekanan j) Inguinal Terdapat bekas luka post op herniotomi k) Ekstremitas (termasuk keadaan kulit, kekuatan) 5. Penangan kasus Penagnagan kasus secara keperawatan dengan dilakukan : a) Manajemen nyeri dengan baik farmakologi maupun nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri. b) Perawatan luka untuk mencegah infeksi pada area luka. c) Latihan ambulasi untuk membantu klien dalam bergerak dan aktivitas. d) Kompres hangat untuk menrunkan suhu tubuh 6. Tes diagnostik Hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan Leukosit 11.400 Sel/mm3 (5000-10.000). 7. Terapi obat saat ini Nama Obat Infus RL Dosis 20 tetes/menit/IVDF Indikasi - 25 Kontraindikasi - Efek samping Nyeri dada Detak jantung abnormal Penurunan tekanan darah Kesulitan cephaflox 1 gr/IV/12/jam Cephaflox digunakan untuk mencegah infeksi sebelum dilakukan tindakan pembedahan, bernapas Batuk Bersin-bersin Tidak boleh Efek samping diberikan pada penggunaan pasien dengan Cephaflox yang mungkin terjadi kondisi: adalah: Neonatus prematur hingga usia Peningkatan hati, postmenstrual 41 enzim dan minggu (usia BUN kehamilan dan usia kreatinin serum; kelainan kronologis), di neonatus jangka sonografi penuh (hingga usia kantong 28 hari) dengan empedu hiperbilirubinemia, Sakit kepala, ikterus, pusing hipoalbuminemia, atau asidosis yang Ruam memerlukan pengobatan IV Ca, Diare, atau Ca yang kandidiasis oral mengandung infus. Nyeri tekan di tempat injeksi Hipersensitif terhadap sefalosporin atau riwayat hipersensitif terhadap tipe antibiotik β-laktam lainnya (misalnya: Penisilin, monobaktam, karbapenem). 26 ranitidine 1 gr/IV/8 jam indikasi ranitidin antaranya untuk dispepsia kronis Kontraindikasi di ranitidin jika terjadi porfiria akut atau hipersensitivitas terhadap atau ranitidin komponen obat tersebut. keterolac. paracetamol 1 gr/IV/8/jam untuk meredakan nyeri dan peradangan Hipersensitif terhadap ketorolac tromethamine dan pernah menunjukkan reaksi alergi terhadap aspirin atau obat AINS lainnya. Efek samping ranitidin di antaranya adalah efek samping gastrointestinal seperti konstipasi, diare, dan nyeri perut. Berat badan naik drastis Sakit perut Mual dan muntah Peningkatan tekanan darah Mulut kering Sariawan 500mg/peroral/8jam) untuk Paracetamol tidak mual dan meredakan dapat digunakan muntah dapat gejala demam ditemukan pada pasien yang dan nyeri sampai 15%. memiliki Efek samping lain seperti hipersensitivitas nyeri perut, terhadap diare, paracetamol dan konstipasi, penyakit hepar aktif dispepsia juga dapat derajat berat ditemukan 27 Persiapan pre operasi Keluhan utama : Riwayat Penyakit : □ DM □ Asma □ Hepatitis □ Jantung □ Hipertensi □ HIV □ Tidak ada Riwayat Alergi : □ Tidak ada □ Tidak diketahui □ Ada, jelaskan : Golongan Darah : Rhesus : Operasi sebelumnya : Jenis operasi : Waktu: Di: Rencana Pelaksanaan Operasi: Jenis operasi : Waktu : Di Diagnosis Medis Pre operasi : Jenis Prosedur Pembedahan : Protokol Persiapan Operasi 28 : Fase Intra-operasi Anastesi dimulai jam : 1. Pembedahan dimulai jam 2. Jenis anastesi : □Spinal : □ Umum/general anastesi □ Lokal □ Nervus blok □ Lainnya : 3. Posisi operasi : □ Terlentang □ Litotomi □ Tengkurap/knee chees □ Lateral : □ kanan □ kiri □ lainnya: 4. Catatan Anestesi : 5. Pemasangan alat-alat : Airway : □ Terpasang ETT no : □ OPA □ Terpasang LMA no : □ O2 Nasal 6. Tanda-tanda vital : Tekanan Darah : Respirasi Rate : Nadi : Suhu : Skala Nyeri : 7. Survey Sekunder, lakukan secara head to toe secara prioritas NORMAL YA TIDAK Kepala Leher Dada Abdomen KETERANGAN Genitalia Integumen Ekstremitas 8. Status cairan Total cairan masuk : □ Infus : cc □ Transfusi : cc Total cairan keluar : □ Urine : cc □ Perdarahan : cc Balance cairan : 9. Catatan Operasi Fase post operasi 1. Ruang Pemulihan : □ Ya, Masuk Jam : 11.00 tanggal 6, 02 2021 Keluar Jam : jam 08.00 tanggal 7, 02 2021 : □ Tidak, Kembali langsung ke ruangan/ICU 2. Keluhan saat di RR : □ Mual □ Muntah □ Pusing □ Nyeri luka operasi □ Kaki terasa baal □ Menggigil demam, kulit teraba hangat 3. Keadaan umum 4. Tingkat kesadaran 5. Tanda-tanda vital : Lemah : Composmentis : Tekanan Darah : 120/70 mmHg Respirasi Rate : 20 x/menit Nadi : 88x/menit Suhu : 39°C Terapi Oksigen : 5 liter/menit Nyeri : P : Post op herniatomi Q : Ditusuk-tusuk R: Abdomen kanan bawah S: 6 T: Hilang timbul □ lainnya : klien mengatakan 6. Aldrete score Parameter Kriteria Nilai Nilai 15 menit Aktivitas Mampu menggerakkan keempat ekstremitas 2 Mampu menggerakkan ekstremitas kedua 1 menggerakkan 0 Tidak mampu ekstremitas Respirasi Tekanan Darah Kesadaran Mampu nafas dalam dan batuk 2 Sesak atau pernafasan terbatas 1 Henti nafas 0 Berubah sampai 20 % dari pra bedah 2 Berubah sampai 20-50 % 1 Berubah > 50 % dari pra bedah 0 Sadar baik dan orientasi baik 2 Sadar setelah dipanggil 1 Tak ada tanggapan terhadap rangsangan 0 30 menit √ √ √ √ √ √ √ √ Warna kulit Kemerahan 2 Pucat agak suram 1 Sianosis 0 TOTAL √ √ 8 9 7. Survey Sekunder, lakukan secara head to toe secara prioritas Kepala NORMAL KETERANGAN YA TIDAK √ bentuk simetris tidak ada benjolan dan lesi, rambut berwarna hitam, wajah pucat serta tampak berkerut menahan nyeri.Mata Konjungtiva merah. Telinga Bentuk simetris, gendang telinga tidak tertutup, dan masih dapat bervibrasi dengan baik.Hidung Bentuk simetris, tidak ada polip dan sumbatan. Mulu dan faring Langit – langit mulut kering karena pasien mengalami penurunan dalam personal hygiene akibat kelemahan fisik. Leher √ Tidak ada masa, tidak ada nyeri tekan. Dada √ Jantung dalam batas normal, tidak ada nyeri tekan, krepitasi tidak ada luka dan lesi. Suara perkusi pekak. Auskultasi lup dub. Paru dalam batas normal, fibrasi atau getaran paru nromal, tidak ada nyeri tekan tidak ada krepitasi.perkusi sonor. Tidak ada suara nafas tambahan √ Abdomen Terlihat bekas luka post op sepanjang ± 8 cm sebanyak 7 jahitan di abdomen kanan bawah klien, Tampak disekitar kulit kemerah – merahan di daerah luka bekas operasi dan disekitar jahitan luka tampak masih normal baik bentuk mapun kemerahan. Genitalia √ Genetalia fungsinya. Integumen √ Kulit dibagian abdomen kanan bawah klien tampak kemerah-merahan. Terdapat luka operasi ± 8 cm. Ekstremitas √ Klien mengatakan belum bisa menggerakan keduan kakinya karena habis operasi. Kakinya tampak kaku. Klien mengatakan segala aktivitas dan mobilitas diabantu oleh keluarganya. Skala kekuatan otot ekstermitas 4 4 3 8. Diagnosa Medis setelah operasi : Post Op Herniatomi 9. Catatan Operasi : 3 B. Pengelompokan data senjang Data subyektif Data obyektif 1. Pasien mengatakan nyeri pada saat bergerak, nyeri seperti ditusuk tusuk, skala nyeri 6 (P : Post op herniatomi, Q : 1. Terlihat bekas luka post op sepanjang ± 8 cm 2. Terdapat 7 jahitan di abdomen kanan bawah klien, Ditusuk-tusuk , R: Abdomen 3. Tampak disekitar kulit kemerah kanan bawah S: 6, T: Hilang – merahan di daerah luka bekas timbul). operasi dan disekitar jahitan 2. Klien mengatakan belum bisa luka tampak masih kemerahan. menggerakan keduan kakinya 4. Kakinya tampak kaku. karena habis operasi. 5. Suhu : 39°C 3. Klien mengatakan aktivitas 6. Hasil pemeriksaan laboratorium dan mobilitas di bantu oleh didapatkan keluarganya. Sel/mm3 (5000-10.000). 4. Klien mengeluh kurang dapat 7. Aktivitas, Leukosit 11.400 makan minum, beraktivitas/ mobilisasi, dan mandi, berpakaian, berpindah, klien mengatakan ambulasi, takut dan cemas merasa untuk moblitas tidur dibantu oleh keluarga, beraktifitas dikarenakan luka sedangkan operasi. orang dan alat. 5. Klien merasa menggil demam dan badanya terasa panas. ditempat 8. wajah toileting pucat serta berkerut menahan nyeri. 9. Kulit teraba hangat 10. skala kekuatan otot 4 3 4 3 dibantu tampak C. Analisa Data Data (signs and symptoms) Penyebab (Etiology) Ds: - Prosedur invasif (post operasi herniatomi) Do: -Terlihat bekas luka post op sepanjang ± 8 cm -Terdapat 7 jahitan di abdomen kanan bawah klien, -Tampak disekitar kulit kemerah – merahan di daerah luka bekas operasi dan disekitar jahitan luka tampak masih kemerahan. -Hasil pemeriksaan didapatkan Leukosit (5000-10.000). -Suhu : 39°C laboratorium 11.400 Sel/mm3 Masalah ( Problem) Resiko infeksi area pembedahan Data (signs and symptoms) Ds: -Pasien mengatakan Penyebab (Etiology) Agen cidera fisik (akibat luka post op Nyeri akut nyeri pada saat herniatomi) bergerak, nyeri seperti ditusuk tusuk, skala nyeri 6 (P : Post op herniatomi, Q : Ditusuk-tusuk , R: Abdomen kanan bawah S: 6, T: Hilang timbul). Do: -wajah pucat serta tampak berkerut menahan nyeri. -Terlihat bekas luka post op sepanjang ± 8 cm -Tampak disekitar kulit kemerah – merahan bekas luka post op Masalah ( Problem) Data (signs and symptoms) Penyebab (Etiology) Ds: Nyeri -Klien mengatakan aktivitas dan mobilitas di bantu oleh keluarganya. - Klien mengatakan belum bisa menggerakan keduan kakinya karena habis operasi -Klien mengeluh kurang dapat beraktivitas/ mobilisasi, mengatakan merasa takut dan cemas untuk beraktifitas dan dikarenakan klien luka operasi. Do: - Aktivitas, makan minum, mandi, berpakaian, berpindah, ambulasi, moblitas ditempat tidur dibantu oleh keluarga, sedangkan toileting dibantu orang dan alat. -Kakinya tampak kaku Skala kekuatan otot Masalah ( Problem) Hamabatan mobilitas fisik 4 3 4 3 Data (signs and symptoms) Penyebab (Etiology) Ds: -Klien Trauma injuri post op herniatomi merasa menggil demam dan badanya terasa panas Do: -Kulit teraba hangat. - Suhu : 39°C -Hasil didapatkan pemeriksaan Leukosit (5000-10.000). laboratorium 11.400 Sel/mm3 Masalah ( Problem) Hipertermia D. Diagnosa Keperawatan Diagnosa keperawatan berdasarkan prioritas. 1. Nyeri akut berhubungan dengan Agen cidera fisik (akibat luka post op herniatomi). 2. Hipertermia berhubungan dengan Trauma injuri post op herniatomi 3. Hamabatan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri 4. Resiko infeksi area pembedahan berhubungan dengan Prosedur invasif (post operasi herniatomi) E. Perencanaan dan Implementasi Perencanan dan Implementasi Hari I Diagnosa Nyeri akut NO. DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. Nyeri akut NOC berhubungan dengan cidera TUJUAN INTERVENSI Kontrol NIC nyeri 1605 : Agen Setelah fisik dilakukan Manaajemn RASIONAL nyeri 1. 1400: IMPLEMENTASI Manajemen Selasa, 9Februari 2021 nyeri secara Jam 08.00 EVALUASI Selasa, 9Februari 2021 Jam 08.15 1.Lakukan manajem nyeri komperhensif 1.Melakaukan pengkajian S: secara nyeri secara komperhensif -Pasie mengatakan komperhensif dapat mengetauhi (akibat luka post tindakan meliputi nyeri op herniatomi). keperawatan lokasi,karakteristik,onset, atau tidak. lokasi,karakteristik,onset, P : Post op herniatomi, Ditandai dengan: 3x24jam nyeri kualitas dan faktor 2.lingkungan kualitas dan faktor Q : Ditusuk-tusuk , Ds: akut nyaman -Pasien teratasi dengan dapat pencetus. berkurang meliputi dapat pencetus. nyeri belum berkurang R: Abdomen 2.Berikan lingkungan yang mengurangi 2. Memberikan lingkungan bawah mengatakan nyeri kriteria hasil : nyaman, terkait yang nyaman, terkait pada faktor kendala lingkungsn 3.relaksasi nafas bergerak, seperti saat 1.Nyeri nyeri berkurang dari seperti suhu ditusuk skala 6 menjadi tusuk, skala nyeri skala 2. nyeri. dalam salah satu ruangan,pencahayaan,suara tindakan non bising. kanan S: 6, faktor kendala lingkungsn T: Hilang timbul seperti suhu -Pasien mengatakan ruangan,pencahayaan,suara sudah nyaman dengan farmakologi untuk bising. lingkunganya. 6 (P : Post op 2.eksperesi herniatomi, Q : wajah 3.ajarkan pasien teknik mengurangi nyeri. O: rileks nonfarmakologi Ditusuk-tusuk , R: tidak menahan seperti Abdomen dalam. kanan nyeri relaksasi bawah S: 6, T: 3.Mampu 4..kolaborasi Hilang timbul). mengontrol dokter terkait terapi Do: nyeri (tahu farmakolgi -Wajah klien tampak nafas 4.terapi (Gilang Adi.V) menahan nyeri. farmakologi -Terdapat luka operasi sepanjang ± 8 cm dengan dengan analgetik dapat meredakan dengan intensitas nyeri (Gilang Adi.V) -wajah pucat serta penyebab nyeri, pemberian obat tampak berkerut mampu menahan nyeri. -Terlihat luka post Menggunakan Selasa 9,Februari 2021 op farmakologi untuk -Tampak disekitar mengatasi kulit kemerah – nyeri. luka post op gr/IV/8 jam. bekas teknik non sepanjang ± 8 cm merahan analgetik , keterolac 1 bekas Jam 09.00 Selasa 9,Februari 2021 Jam 08.45 S: -Pasien mengatakan nyerinya berkurang 3.Mengajarkan pasien teknik nonfarmakologi Dengan relaksasi nafas dari skala 6 menajdi skala 5. P : Post op herniatomi, dalam. Q : Ditusuk-tusuk , R: Abdomen kanan bawah (Gilang Adi.V) S: 5, T: Hilang timbul -Pasien mengatakan paham dengan teknik relaksasi nafas dalam O: Pasien terlihat sedikit lebih rileks. Pasien koorperatif. (Gilang Adi.V) Selasa 9,Februari 2021 Jam 09.40 4. mengkolaborasikan Selasa 9,Februari 2021 dengan dokter terkait Jam 10.00 terapi farmakolgi S: dengan Pasien mengatakan pemberian obat nyerinya sedikit analgetik , keterolac 1 berkurang dari skala 5 gr/IV/8 jam. menjadi 4. P : Post op herniatomi, Q : Ditusuk-tusuk , (Gilang Adi.V) R: Abdomen bawah S: 4, T: Hilang timbul O: - kanan (Gilang Adi.V) Selasa 9,Februari 2021 Jam 15.00 S: -Pasien mengatakan skala nyerinya 4 P : Post op herniatomi, Q : Ditusuk-tusuk , R: Abdomen kanan bawah S: 4, T: Hilang timbul Pasien mengatakan sudah mampu melakukan relaksasi nafas dalam. O: -Pasien terlihat sedikit lebih rileks. -Pasien tampak mampu mempraktikan relaksasi nafas dalam A: Masalah teratasi sebagian. P: Lanjutkan intervensi 1.Kaji nyeri. 2.Berikan lingkungan yang nyaman 3.Ajarkan relaksasi nafas dalam 4.Kolaborasikan pemberian obat (Gilang Adi.V) Catatan Perkembangan Hari II Diagnosa Nyeri akut SOAP IMPLEMENTASI EVALUASI Rabu, 10 Februari 2021 Rabu, 10 Februari 2021 Rabu, 10 Februari 2021 Jam 08.00 Jam 08.30 Jam 08.40 S: 1.Memberikan lingkungan yang nyaman, S: -Pasien mengatakan masih sedikti nyeri terkait faktor kendala lingkungsn seperti -Pasien mengatakan masih sedikti nyeri P : Post op herniatomi, suhu ruangan,pencahayaan,suara bising. Q : Ditusuk-tusuk , 2. Melakaukan pengkajian nyeri secara Q : Ditusuk-tusuk , R: Abdomen kanan bawah komperhensif S: 4, lokasi,karakteristik,onset, kualitas dan S: 4, T: Hilang timbul faktor pencetus - Pasien mengatakan sudah bisa mempraktikan relaksasi nafas dalam. -Pasien mengatakan setiap nyerinya P : Post op herniatomi, meliputi R: Abdomen kanan bawah T: Hilang timbul - Pasien mengatakan sudah nyaman . (Gilang Adi.V) dengan lingkunganya. O:- datang terutama pada saat bergerak (Gilang Adi.V) pasti melakukan relaksasi nafas dalam. O: -Pasien tampak sedikit lebih rileks Rabu, 10 Februari 2021 Rabu, 10 Februari 2021 A: Jam 09.40 Jam 10.00 Masalah teratasi sebagian. 3. mengkolaborasikan dengan dokter S: P: terkait Lanjtukan intervensi pemberian obat analgetik , keterolac 1 Dari skala 4 menjadi skala 3 1.Kaji nyeri. gr/IV/8 jam. terapi farmakolgi 4.Kolaborasikan pemberian obat P : Post op herniatomi, Q : Ditusuk-tusuk , 2.Berikan lingkungan yang nyaman 3.Ajarkan relaksasi nafas dalam dengan Pasien mengatakan myerinya berkurang (Gilang Adi.V) R: Abdomen kanan bawah S: 3 T: Hilang timbul O: Wajah klien tampak rileks. (Gilang Adi.V) Rabu, 10 Februari 2021 Rabu, 10 Februari 2021 Jam 09.50 Jam 10.05 4.Mengajarkan pasien teknik S: nonfarmakologi Dengan relaksasi nafas Pasien mengatakan nyerinya berkurang. dalam. Setelah relaksasi nafas dalam. P : Post op herniatomi, (Gilang Adi.V) Q : Ditusuk-tusuk , R: Abdomen kanan bawah S: 2 T: Hilang timbul O: Pasien tampak sudah mampu melakukan teknik non farmakologi relaksasi nafas dalam. Rabu 10,Februari 2021 Jam 14.00 S: -Pasien mengatakan skala nyerinya 3 P : Post op herniatomi, Q : Ditusuk-tusuk , R: Abdomen kanan bawah S: 3 T: Hilang timbul Pasien mengatakan sudah mampu melakukan relaksasi nafas dalam. O: -Pasien terlihat rileks. -Pasien tampak mampu mempraktikan relaksasi nafas dalam A: Masalah teratasi sebagian. P: Lanjutkan intervensi 1.Kaji nyeri. 2.Berikan lingkungan yang nyaman 3.Ajarkan relaksasi nafas dalam 4.Kolaborasikan pemberian obat (Gilang Adi.V) Catatan Perkembangan Hari III Diagnosa Nyeri akut SOAP IMPLEMENTASI EVALUASI Kamis, 11 Februari 2021 Kamis, 11 Februari 2021 Kamis, 11 Februari 2021 Jam 08.00 Jam 08.30 Jam 08.40 S: 1. Melakaukan pengkajian nyeri secara S: -Pasien mengatakan skala nyerinya 3 komperhensif P : Post op herniatomi, lokasi,karakteristik,onset, Q : Ditusuk-tusuk , faktor pencetus R: Abdomen kanan bawah meliputi -Pasien mengatakan skala nyerinya 3 kualitas dan P : Post op herniatomi, Q : Ditusuk-tusuk , R: Abdomen kanan bawah . S: 3 (Gilang Adi.V) S: 3 T: Hilang timbul T: Hilang timbul Pasien mengatakan sudah mampu Pasien mengatakan sudah mampu melakukan relaksasi nafas dalam. melakukan relaksasi nafas dalam. O: O: - -Pasien terlihat rileks. -Pasien tampak mampu mempraktikan (Gilang Adi.V) relaksasi nafas dalam A: Masalah teratasi sebagian. P: Lanjutkan intervensi Kamis, 11 Februari 2021 Kamis, 11 Februari 2021 1.Kaji nyeri. Jam 09.40 Jam 10.00 2.Ajarkan relaksasi nafas dalam 2. mengkolaborasikan dengan dokter terkait S: 3. Kolaborasikan pemberian obat terapi farmakolgi dengan pemberian obat -Pasien mengatakan nyerinya berkurang analgetik , keterolac 1 gr/IV/8 jam. 3.Mengajarkan pasien dari skala 3 menjadi skala 2 teknik P : Post op herniatomi, nonfarmakologi Dengan relaksasi nafas Q : Ditusuk-tusuk , (Gilang Adi.V) dalam. R: Abdomen kanan bawah S: 2 (Gilang Adi.V) T: Hilang timbul -Pasien mengatakan sudah mampu melakukan relaksasi nafas dalam secara mandiri. O: -Wajah klien sudah tidak berkerut menahan nyeri. -Klien tampak rileks (Gilang Adi.V) Kamis, 11 Februari 2021 Jam 14.35 S: -Pasien mengatakan skala nyerinya 3 P : Post op herniatomi, Q : Ditusuk-tusuk , R: Abdomen kanan bawah S: 3 T: Hilang timbul Pasien mengatakan sudah mampu melakukan relaksasi nafas dalam. O: -Pasien terlihat rileks. -Pasien tampak mampu relaksasi nafas dalam mempraktikan A: Masalah teratasi sebagian. P: Lanjutkan intervensi 1.Kaji nyeri. 2.Ajarkan relaksasi nafas dalam 3. Kolaborasikan pemberian obat (Gilang Adi.V) Perencanan dan Implementasi Hari I Diagnosa Hipertermia NO. DIAGNOSA KEPERAWATAN 2. Hipertermia NOC NIC berhubungan Termogulasi Demam :3740 dengan injuri TUJUAN Trauma 0800 : post INTERVENSI RASIONAL Perawatan 1. Observasi dan Selasa 9,Februari 1.Observasi op Setelah dilakukan monitor monitor dan tubuh suhu mengetauhi herniatomi. tindakan tubuh tubuh Ditandai dengan: keperawatan 2.Lakukan mengalami Ds: 3x24jam tindakan kompres penurunan -Klien merasa Hipertermia hangat. menggil demam berhubungan 3. Edukasi pasien 2.tindakan dan badanya dengan injuri post Do: herniatomi. kompres op mengkonsumsi cairan suhu 2021 Jam 09.30 Selasa 9,Februari 2021 Jam 10.15 suhu dengan dokter terkait -pasien mengatakan sudah terapi farmakologi badanya sudah tidak dengan atau antipiretik (paracetamol obat demam. O: Suhu: 37,5o 500mg/peroral hangat /8jam). (Gilang Adi.V) berefek yang vasodilatasi EVALUASI dapat 1.Mengkolaborasikan S: belum. Trauma untuk terasa panas IMPLEMENTASI pada -Kulit teraba dapat hangat. - Suhu : 39°C teratasi cukup. dengan 4.Kolaborasi pembulu darah (Gilang Adi.V) sehingga panas Selasa 9,Februari 2021 kriteria hasil: 1. Suhu tubuh -Hasil mengalami penurunan pemeriksaan (37,5o) laboratorium 2. Rasa menggigil didapatkan berkurang. Leukosit 11.400 3. penurunan Sel/mm3 (5000- suhu kulitu dengan dokter dalam tubuh bisa Selasa 9,Februari terkait terapi melakukan 10.000). farmakologi dengan 2021 Jam 09.50 evaporasi. 2.Memberikan terapi obat 3. mengkonsumsi kompres hangat antipiretik cairan yang cukup. (paracetamol Dapat 500mg/peroral terjadinya, /8jam). dehidrasi Jam 10.05 S: - pasien mengatakan badanya sudah tidak demam. mencegah (Gilang Adi.V) O: Penurunan suhu kulit akibat Suhu tubuh 37,7o 5. anjurkan pasien panas tubuh. untuk 4.antipiretik adalah menggunakan salah satu tindakan (Gilang Adi.V) pakaian yang tipis farmakologi untuk Selasa 9,Februari 2021 menurunkan suhu Selasa 9,Februari 2021 Jam 10.30 tubuh. Jam 10.45 S: tipis 3.Mengedukasi Pasien mengatakan pasien untuk paham dengan dapat mengkonsumsi memudahkan edukasiyang diberikan 5. pakaian proses evaporasi cairan yang cukup. O: dalam tubuh, 4. Menganjurkan Pasien tampak antusias sehingga panas pasien untuk dengan edukasi yang tubuh bisa keluar menggunakan diberikan. dan Pasien tampak penurunan berefek pakaian yang tipis suhu menggunakan pakaian tubu. yang tipis. (Gilang Adi.V) (Gilang Adi.V) Selasa 9,Februari 2021 Selasa 9,Februari Jam 12.15 2021 Jam 12.05 S: - 5.Melakukan O: Observasi dan Suhu tubuh : 37,8o monitor suhu tubuh Kulit teraba hangat (Gilang Adi.V) (Gilang Adi.V) Selasa 9,Februari 2021 Jam 15.10 S: -Pasien mengatakan panasnya naik turn. -Pasien mengatakan masih menggigil O: Suhu tubuh: 38oC Kulit teraba hangat A: Masalah belum teratasi P: Lanjutkan intervensi 1.Monitor suhu 2.Berikan kompers hangat 3.Edukasi untuk memenuhi cairan 4.Kolaborasi pemeberian obat antipiretik 5.Anjrukan menggunakan pakaian tipis Gilang.Adi.V Catatan Perkembangan Hari II Diagnosa Hipertermi SOAP IMPLEMENTASI EVALUASI Rabu, 10 Februari 2021 Rabu, 10 Februari 2021 Rabu, 10 Februari 2021 Jam 08.05 Jam 08.50 Jam 09.00 S: 1.Mengedukasi -Pasien mengatakan seteleah minum obat mengkonsumsi cairan yang cukup. Pasien mengatakan sudah mengkonsumsi panasnya turun, tetapi selang beberapa 2.Menganjurkan pasien untuk cairan yang cukup sesuai anjuran. waktu panas lagi. menggunakan pakaian yang tipis O: pasien -Pasien mengatakan masih menggigil untuk S: Pasien tampak menggunakan pakaian dan Gilang.Adi.V O: selimut yang tipis. Suhu tubuh: 37.9o C Gilang.Adi.V Kulit teraba hangat A: Masalah belum teratasi Rabu, 10 Februari 2021 Rabu, 10 Februari 2021 P: Jam 09.30 Jam 10.15 Lanjutkan intervensi 3.Mengkolaborasikan 1.Monitor suhu terkait terapi farmakologi dengan obat -Pasien mengatakan suhunya sudah turun 2.Berikan kompers hangat antipiretik 3.Edukasi untuk memenuhi cairan /8jam). 4.Kolaborasi pemeberian obat antipiretik dengan (paracetamol dokter S: 500mg/peroral O: -Suhu tubuh: 37,3o C 5.Anjrukan menggunakan pakaian tipis (Gilang.Adi.V) Gilang.Adi.V Gilang.Adi.V Rabu, 10 Februari 2021 Rabu, 10 Februari 2021 Jam 10.20 Jam 10.35 4. Melakukan Observasi dan monitor suhu S: tubuh. Pasien mengatakan 5. Memberikan terapi kompres hangat berkurang. menggigilnya Pasien mengatakan demamnya berkurang. Gilang.Adi.V O: Suhu kulit teraba dingin Suhu tubuh: 36,9o C Gilang.Adi.V Rabu, 10 Februari 2021 Jam 14.10 S: -Pasien mengatakan demam lagi -Pasien mengatakan masih menggigil O: Suhu tubuh: 37.7o C Kulit teraba hangat A: Masalah belum teratasi P: Lanjutkan intervensi 1.Monitor suhu 2.Berikan kompers hangat 3.Edukasi untuk memenuhi cairan 4.Kolaborasi pemeberian obat antipiretik 5.Anjrukan menggunakan pakaian tipis (Gilang.Adi.V) Catatan Perkembangan Hari III Diagnosa Hipertermi SOAP IMPLEMENTASI EVALUASI Kamis, 11 Februari 2021 Kamis, 11 Februari 2021 Kamis, 11 Februari 2021 Jam 08.15 Jam 09.30 Jam 10.15 S: 1.Mengkolaborasikan dengan dokter S: -Pasien mengatakan panasnya sudah turun, terkait terapi farmakologi dengan obat - Pasien mengatakan panasnya sudah turun tetapi masih menggigil kedinginan. antipiretik O: /8jam). (paracetamol 500mg/peroral O: -Suhu tubuh: 36,8o C Suhu tubuh: 37.5o C Kulit teraba dingin Gilang.Adi.V Tampak keluar keringat dingin A: Masalah teratasi sebagian P: Lanjutkan intervensi 1.Monitor suhu 2.Berikan kompers hangat 3.Edukasi untuk memenuhi cairan Gilang.Adi.V 4.Kolaborasi pemeberian obat antipiretik Kamis, 11 Februari 2021 Kamis, 11 Februari 2021 5.Anjrukan menggunakan pakaian tipis Jam 12.00 Jam 12.15 3. Melakukan Observasi dan monitor suhu S: (Gilang.Adi.V) tubuh. Pasien mengatakan 4.Memberikan terapi kompres hangat berkurang. menggigilnya Pasien mengatakan demamnya berkurang. Gilang.Adi.V O: Suhu kulit teraba dingin Suhu tubuh: 36,8o C Gilang.Adi.V Kamis, 11 Februari 2021 Kamis, 11 Februari 2021 Jam 12.30 Jam 12.45 1.Mengedukasi pasien untuk S: mengkonsumsi cairan yang cukup. -Pasien 2.Menganjurkan pasien untuk edukasi menggunakan pakaian yang tipis O: mengatakan paham dengan Pasien tampak menggunakan pakaian dan Gilang.Adi.V selimut yang tipis. Gilang.Adi.V Kamis, 11 Februari 2021 Jam 14.25 S: -Pasien mengatakan panasnya sudah turun, tetapi masih menggigil kedinginan. O: Suhu tubuh: 37.5o C Kulit teraba dingin Tampak keluar keringat dingin A: Masalah teratasi sebagian P: Lanjutkan intervensi 1.Monitor suhu 2.Berikan kompers hangat 3.Edukasi untuk memenuhi cairan 4.Kolaborasi pemeberian obat antipiretik 5.Anjrukan menggunakan pakaian tipis (Gilang.Adi.V) Perencanan dan Implementasi Hari I Diagnosa Hambatan Mobilitas DIAGNOSA KEPERAWATAN 3. Hamabatan mobilitas TUJUAN INTERVENSI NOC Pergerakan NIC fisik 0208 : Terapi latihan RASIONAL 1.Monitor pergerakan IMPLEMENTASI Selasa, 9 Februari dapat 2021 Jam 12.25 berhubungan Setelah dilakukan :ambulasi mengetauhi 1. dengan nyeri tindakan :0221 perkembangan pergerakan klien. Ditandai dengan: keperawatan 1. Ds: 3x24jam -Klien Hamabatan mengatakan mobilitas aktivitas Monitor mobilitas di bantu dengan nyeri Jam 12.30 S: -Pasien mengatakan belum bergeraak, pergerakan 2. Tindakan ROM terakhir ambulasi 2,5 klien. pasive dapat (Gilang Adi.V) jam yang lalu dibantu membantu keluarganya. tindakan range meningkatkan O:- of kekuatan otot. motion oleh keluarganya. dapat - dengan 3. Bantu klien kanan/kiri kriteria hasil: untuk membantu Selasa,9 Februari 1.Skala kekuatan kanan/kiri. pergerakan klien. 2021 Jam 12.38 otot bertambah. 4. Klien mengatakan belum bisa menggerakan keduan kakinya karena habis operasi -Klien mengeluh Selasa 9,Februari 2021 pergerakan klien. fisik 2.Lakukan dan berhubungan Memonitor EVALUASI teratasi passive. 4. 3. miring Edukasi 2.Dapat bergerak keluarga untuk Miring Agar dapat (Gilang Adi.V) dapat Selasa,9 Februari 2021 pasien 2.Melakukan melakukan tindakan range of Jam 12.50 S: Pasien mengatakan bersemangat dalam kurang dapat dengan beraktivitas/ mobilisasi, (miring dan kanan/kiri). klien mengatakan 3.Gerakan merasa takut dan optimal cemas mudah membantu aktivtas toileting motion passive. melakukan pergerakan. aktivitas dengan bantuan O: toileting keluarga. otot dengan aman. 3.Membantu Pasien tampak antusias Bantu klien untuk miring kanan/kiri. untuk (Gilang Adi.V) beraktifitas dikarenakan luka (Gilang Adi.V) Selasa, 9 Februari 2021 operasi. Do: Selasa,9 Februari Jam 13.10 - Aktivitas, makan 2021 Jam 12.55 S: minum, 4.Mengedukasi Keluarga pasien berpakaian, keluarga mengatakan paham berpindah, membantu dengan edukasi ambulasi, moblitas aktivitas toileting O:- ditempat tidur dengan aman. dibantu oleh mandi, untuk (Gilang Adi.V) keluarga, sedangkan (Gilang Adi.V) toileting dibantu Selasa, 9 Februari 2021 orang dan alat. -Kakinya tampak S: kaku -Skala otot Jam 15.20 kekuatan -Pasien mengatakan masih takut dan belum 4 4 bisa bergerak. -pasien mengatakan 3 3 kakinya juga masih kaku jika digerakan. O: -Skala kekuatan otot belum ada perubahan 4 4 3 3 A: Masalah belum teratasi P: Lanjutkan intervensi 1. Monitor pergerakan 2.Bantu klien miring 3.lakukan tindakan ROM 4.Edukasi keluarga untuk membantu toileting (Gilang Adi.V) \ Catatan Perkembangan Hari II Diagnosa Hambatan Mobilitas SOAP IMPLEMENTASI EVALUASI Rabu, 10 Februari 2021 Rabu, 10 Februari 2021 Rabu, 10 Februari 2021 Jam 08.10 Jam 10.45 Jam 10.55 S: 1.Memonitor pergerakan klien. S: -Pasien mengatakan sudah bisa miring 2.Melakukan tindakan range of motion - Pasien mengatakan sudah bisa miring kanan/kiri. passive. kanan/kiri. -Pasien mengatakan kakinya sudah dapat diegrakan sedikit demisedikit - Pasien mengatakan akan melakukan (Gilang Adi.V) ROM secara mandiri O: O: -Skala kekuata otot bertamabah - Pasien koorperatif 4 4 4 4 - Pasien tampak bersemangat (Gilang Adi.V) A: Masalah teratasi P: Lanjutkan intervensi 1. Monitor pergerakan 2.Bantu klien miring 3.lakukan tindakan ROM 4.Edukasi keluarga untuk membantu Rabu, 10 Februari 2021 Rabu, 10 Februari 2021 toileting Jam 11.00 Jam 11.10 3.Mengedukasi (Gilang Adi.V) keluarga untuk S: membantu aktivitas toileting dengan -Keluarga pasien mengatakan paham aman. dengan edukasi. O:- (Gilang Adi.V) (Gilang Adi.V) Rabu, 10 Februari 2021 Jam 14.20 S: -Pasien mengatakan sudah bisa miring kanan/kiri. -Pasien mengatakan kakinya sudah tidak kaku. -Pasien mengatakan sudah bisa melakukan gerakan ROM secara mandiri. O: -Pasien tampak sudah mampu bergerak ringan. -Skala kekuata otot bertamabah 4 4 4 4 A: Masalah teratasi P: Lanjutkan intervensi 1. Monitor pergerakan 2.lakukan tindakan ROM 3.Edukasi keluarga untuk membantu toileting (Gilang Adi.V) Catatan Perkembangan Hari III Diagnosa Hambatan Mobilitas SOAP IMPLEMENTASI EVALUASI Kamis, 11 Februari 2021 Kamis, 11 Februari 2021 Kamis, 11 Februari 2021 Jam 08.50 Jam 09.10 Jam 09.20 S: 1.Memonitor pergerakan klien. S: -Pasien mengatakan sudah bisa miring 2.Melakukan tindakan range of motion - Pasien mengatakan sudah bisa miring kanan/kiri. passive. kanan/kiri. -Pasien mengatakan kakinya sudah tidak kaku. O: (Gilang Adi.V) - Pasien koorperatif - Pasien tampak bersemangat O: -Pasien tampak sudah mampu bergerak ringan. -Skala kekuata otot A: 4 4 4 4 (Gilang Adi.V) Masalah teratasi P: Kamis, 11 Februari 2021 Lanjutkan intervensi Jam 12.55 1. Monitor pergerakan 3.Mengedukasi 2.lakukan tindakan ROM membantu aktivitas toileting dengan S: 3.Edukasi keluarga untuk membantu aman. -Keluarga pasien mengatakan paham toileting keluarga untuk Jam 13.15 dengan edukasi. (Gilang Adi.V) (Gilang Adi.V) Kamis, 11 Februari 2021 O:- (Gilang Adi.V) Kamis, 11 Februari 2021 Jam 14.05 : -Pasien mengatakan sudah bisa miring kanan/kiri. -Pasien mengatakan kakinya sudah tidak kaku. O: -Pasien tampak sudah mampu bergerak ringan. -Skala kekuata otot 4 4 4 4 A: Masalah teratasi P: Lanjutkan intervensi (Gilang Adi.V) Perencanan dan Implementasi Hari I Diagnosa Resiko infeksi NO. DIAGNOSA KEPERAWATAN 4. Resiko TUJUAN INTERVENSI infeksi NOC: Keparahan NIC: Perawatan 1.Observasi area pembedahan Infeksi 0703: luka : 6540 berhubungan 1. dengan Setelah dilakukan Prosedur tindakan invasif (post keperawatan 3x24 RASIONAL tanda-tanda Observasi infeksi tanda-tanda infeksi merupakan operasi jam diharapkan dolor, herniatomi) tindak terjadi tumor) termasuk infeksi Ditandai dengan: infeksi dengan karakteristik Ds: - kriteria hasil : luka, luas luka atau belum. Do: 1.Berkurangnya warna dan bau 2. perawatan luka -Terlihat bekas tanda-tanda post op infeksi (kalor, luka. luka 2. sepanjang ± 8 cm -Terdapat jahitan dolor, rubor, 7 tumor) di 2.Cairan pus rubor, mengetauhi dengan Lakukan normal Selasa, 9 Februari Jam 08.30 2021 Jam 08.30 1.Mengkolaborasikan Jam 08.55 S:O: Obat cephaflox telah diberikan. terapi farmakologi yaitu dengan tersebut pemberian obat membaik antibiotik cephaflox cairan salin (Gilang Adi.V) (NaCl 0,9%) luka adalah upaya Selasa, 9 Februari 2021 Jam 11.00 normal salin untuk (Gilang Adi.V) 1gr/IV/12 jam. perawatan dengan EVALUASI Selasa, 9 Februari 2021 cara dengan dokter terkait (Kalor, untuk sudah IMPLEMENTASI Selasa, 9 Februari 2021 Jam 11.20 abdomen kanan berkurang, luas bawah klien, luka berkurang pada pasien. mengurangi 3.Edukasi tanda dan gejala luka dengan cairan Pasien mengatkan infeksi. nyaman setelah pasien kulit kemerah – demam dengan keluarga 3. merahan di daerah suhu normal dalam keluarga agar tau 3. Melakukan observasi luka. luka bekas operasi (36oc – 37.5oc) mengenal dan paham tanda-tanda dan tanda terkait tanda- (Kalor, dan jahitan luka gejala infeksi tampak masih 4.Kolaborasi normal salin (NaCl S: -Tampak disekitar 3.Tidak terjadi disekitar dan 2.Melakukan perawatan pasien dan 0,9%) tanda infeksi dilakukan perawatan infeksi O: dolor, tumor) rubor, Panjang luka 8cm termasuk Luka masih kemerah- karakteristik luka, luas merahan kemerahan. dengan dokter 4.Obat antibiotik luka warna dan bau Bau luka anyir -Hasil terkait dapat pemeriksaan farmakologi menurunkan laboratorium yaitu terjadinya respon didapatkan pemberian infeksi Leukosit 11.400 obat antibiotik tubuh. (5000- cephaflox Selasa, 9 Februari 2021 1gr/IV/12 jam. Jam 13.30 Sel/mm3 10.000). -Suhu : 39°C terapi dengan luka. Jahitan luka tampak masih basah didalam (Gilang Adi.V) 4.Mengedukasi keluarga dan pasien dalam (Gilang Adi.V) Selasa, 9 Februari 2021 Jam 13.30 S: Pasien mengenal tanda dan mengatakan sudah gejala infeksi paham dengan edukasi yang diberikan. O: Pasien bisa setelah nampak menjawab diberikan pertanyaan terkait edukasi. (Gilang Adi.V) Selasa, 9 Februari 2021 Jam 15.30 S: Pasien mengatakan masih ingat terkait edukasi tanda-tanda infeksi. O: Panjang luka 8cm Luka masih kemerahmerahan Jahitan luka tampak masih basah A: Masalah belum teratasi P: Lanjtukan intervensi 1.Observasi tandatanda infeksi 2.Lakukan perawatan luka 3.Edukasi tandatanda infeksi 4.Kolaborasi pemberian antibiotik (Gilang Adi.V) Catatan Perkembangan Hari II Diagnosa Resiko infeksi SOAP IMPLEMENTASI EVALUASI Rabu, 10 Februari 2021 Rabu, 10 Februari 2021 Rabu, 10 Februari 2021 Jam 08.15 Jam 09.45 Jam 10.30 S 1.Mengkolaborasikan dengan dokter S:- -Pasien mengatakan luka operasinya terkait O: mengeluarkan sedikit darah dan pus. dengan pemberian obat antibiotik -Masih terdapat tanda-tanda infeksi - pasien mengatakan kemarin pada saat cephaflox 1gr/IV/12 jam. Panjang luka 8cm terapi farmakologi yaitu mandi balutan luka terkena air sehingga Luka masih kemerah-merahan basah. Balutan luka tampak kotor O: Terdapat pus dan darah Panjang luka 8cm (Gilang Adi.V) Luka masih kemerah-merahan Balutan luka tampak kotor (Gilang Adi.V) Terdapat pus dan darah A: Masalah belum teratasi P: Lanjtukan intervensi Rabu, 10 Februari 2021 1.Observasi tanda-tanda infeksi Rabu, 10 Februari 2021 Jam 11.40 2.Lakukan perawatan luka Jam 11.15 S: 3.Edukasi tanda-tanda infeksi 2. Melakukan perawatan luka dengan Pasien mengatkan nyaman setelah 4.Kolaborasi pemberian antibiotik cairan normal salin (NaCl 0,9%) dilakukan perawatan luka. 3. Melakukan observasi tanda-tanda O: infeksi (Kalor, dolor, rubor, tumor) Balutan luka bersih termasuk karakteristik luka, luas luka Luka masih kemerah-merahan (Gilang Adi.V) warna dan bau luka. Panjang luka 8cm Jahitan luka masih bassh. (Gilang Adi.V) (Gilang Adi.V) Rabu, 10 Februari 2021 Rabu, 10 Februari 2021 Jam 12.30 Jam 12.48 4. Mengedukasi keluarga dan pasien S: dalam mengenal tanda dan gejala infeksi O: -Pasien masih ingat dengan tanda-tanda infeksi (Gilang Adi.V) -Pasien terlihat mampu meneyebutkan dengan benar tanda-tanda infeksi (Gilang Adi.V) Rabu, 10 Februari 2021 Jam 14.35 S: Pasien mengatakan masih ingat dengan tanda-tanda infeksi -Pasien meneyebutkan dengan benar tanda-tanda infeksi O: Panjang luka 8cm Luka masih kemerah-merahan Terdapat sedikit darah A: Masalah belum teratasi P: Lanjtukan intervensi 1.Observasi tanda-tanda infeksi 2.Lakukan perawatan luka 3.Edukasi tanda-tanda infeksi 4.Kolaborasi pemberian antibiotik (Gilang Adi.V) Catatan Perkembangan Hari III Diagnosa Resiko infeksi SOAP IMPLEMENTASI EVALUASI Kamis, 11 Februari 2021 Kamis, 11 Februari 2021 Kamis, 11 Februari 2021 Jam 08.55 09.45 10.10 S: 1.Mengkolaborasikan dengan dokter S:- Pasien mengatakan luka operasinya terkait terapi farmakologi yaitu O: sudah tidak mengeluarkan darah. dengan pemberian obat antibiotik - tanda-tanda infeksi sudah mulai O: cephaflox 1gr/IV/12 jam. berkurang Panjang luka 8cm kemerah-merahan pada luka berkurang (Gilang Adi.V) balutan luka bersih luka sedikit sudah mengering (Gilang Adi.V) A: Masalah teratasi sebagian. Kamis, 11 Februari 2021 Kamis, 11 Februari 2021 P: 11.00 11.20 1.Observasi tanda-tanda infeksi 2. Melakukan perawatan luka dengan S:- 2.Lakukan perawatan luka cairan normal salin (NaCl 0,9%) O: 3.Edukasi tanda-tanda infeksi 3. Melakukan observasi tanda-tanda Balutan luka bersih 4.Kolaborasi pemberian antibiotik infeksi (Kalor, dolor, rubor, tumor) kemerah-merahan pada luka berkurang termasuk karakteristik luka, luas luka Panjang luka 8cm Lanjtukan intervensi warna dan bau luka. (Gilang Adi.V) (Gilang Adi.V) (Gilang Adi.V) Kamis, 11 Februari 2021 Jam 14.00 S: Pasien mengatakan luka operasinya sudah tidak mengeluarkan darah. O: Tanda tanda infeksi sudah berkurang Panjang luka 8cm kemerah-merahan pada luka berkurang balutan luka bersih luka sedikit sudah mengering A: Masalah teratasi sebagian. P: Lanjtukan intervensi 1.Observasi tanda-tanda infeksi 2.Lakukan perawatan luka 3.Edukasi tanda-tanda infeksi 4.Kolaborasi pemberian antibiotik (Gilang Adi.V)