Pemeriksaan Aktiva Tetap| 5.1 66 Pengertian Aktiva tetap (fixed assets) disebut juga Property, Plant and Equipment. Menurut Standar Akuntansi Keuangan PSAK No.14 (IAI, 2002 : 16.2-16.3), aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun lebih dahulu, yang digunakan dalam operasi perusahaan, tidak dimaksudkan untuk dijual dalam kegiatan normal perusahaan dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun. Suatu benda berwujud harus diakui sebagai suatu aktiva dan dikelompokkan sebagai aktiva tetap bila : (a) besar kemungkinan (probable) bahwa manfaat keekonomian di masa akan datang yang berkaitan dengan aktiva tersebut akan mengalir ke dalam perusahaan; dan (b) biaya perolehan aktiva dapat diukur secara andal. Beberapa sifat atau ciri aktiva tetap adalah : 1. Tujuan dari pembeliannya bukan untuk dijual kembali atau diperjualbelikan sebagai barang dagangan, tetapi untuk dipergunakan dalam kegiatan operasi perusahaan. 2. Mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun. 3. Jumlahnya cukup material. Sifat pertama dari aktiva tetap tersebut yang membedakan aktiva tetap dari persediaan barang dagangan. Misalnya mobil yang dimiliki PT. Astra sebagai produsen mobil, hasil produksi/rakitan yang berupa mobil untuk dijual harus digolongkan sebagai persediaan barang dagangan (inventory), sedangkan mobil yang dipakai untuk antar jemput pegawai digunakan oleh direksi dan para manajer perusahaan harus digolongkan sebagai aktiva tetap. Sifat kedua dari aktiva tetap, merupakan salah satu alasan mengapa aktiva tetap harus disusutkan. Biaya penyusutan merupakan alokasi dari biaya penggunaan aktiva tetap selama masa manfaatnya, secara sistematis dan teratur (menggunakan metode Pemeriksaan Aktiva Tetap| 67 tertentu yang di terapkan secara konsisten). Sifat ketiga merupakan salah satu alasan mengapa setiap perusahaan harus mempunyai kebijakan kapitalisasi, yang membedakan antara capital expenditure dan revenue expenditure. Capital expenditure adalah suatu pengeluaran modal yang jumlahnya material dan mempunyai manfaat lebih dari satu tahun. Revenue expenditure adalah suatu pengeluaran yang jumlahnya tidak material walaupun masa manfaatnya mungkin lebih dari satu tahun. Selain itu Revenue Expenditure merupakan pengeluaran yang dilakukan perusahaan dalam rangka menghasilkan pendapatan dan dibebankan ke dalam rugi laba pada saat terjadinya beban tersebut. Misalnya pembelian mesin tik, meja tulis yang harga per unitnya kurang dari Rp.500.000,- bagi perusahaan yang besar (misalkan Pertamina) akan merupakan revenue expenditure, tetapi bagi perusahaan yang kecil (misal kantor akuntan kecil) akan merupakan capital expenditure. Fixed assets atau aktiva tetap dapat dibedakan menjadi : 1. Fixed tangible assets (aktiva tetap yang mempunyai wujud/bentuk, bisa dilihat, bisa diraba). 2. Fixed intangible assets (aktiva tetap yang tidak mempunyai wujud/bentuk, sehingga tidak bisa dilihat dan tidak bisa diraba). Yang termasuk fixed tangible assets misalnya : a. Tanah (Land) yang di atasnya dibangun gedung kantor, pabrik atau rumah. Tanah ini biasanya tidak disusutkan (menurut SAK maupun peraturan pajak). Tanah bisa dimiliki dalam bentuk hak milik, hak guna bangunan (biasanya jika kita membeli rumah dari real estate) yang mempunyai jangka waktu 20-30 tahun, hak guna usaha dan hak pakai. Perlu diperhatikan bahwa perusahaan asing dan warga negara asing tidak diperbolehkan membeli tanah dengan hak milik. b. Gedung (Building) termasuk pagar, lapangan parkir, taman, mesin-mesin (Machinery), Peralatan (Equipment), Furniture & Fixtures (meja & kursi), Pemeriksaan Aktiva Tetap| 68 Delivery Equipment/Vehicles (mobil, motor, kapal laut, pesawat terbang). c. Natural Resources (Sumber Alam), seperti pertambangan minyak, batu bara, emas, marmer dan hak pengusahaan hutan (HPH). Natural resources ini harus dideplesi, bukan disusutkan, pada saat sumber alam tersebut mulai menghasilkan. Yang termasuk intangible assets misalnya : Hak patent, hak cipta (copy right), franchise, goodwill, pre-operating expenses (biaya-biaya yang dikeluarkan sebelum perusahaan berproduksi secara komersial, termasuk biaya pendirian). Contoh dari franchise misalnya Kentucky Fried Chicken, Hamburger, McDonald, Es Teller 77. Dalam hal ini pengusaha yang ingin menjual makanan/minuman tersebut harus menandatangani kontrak dengan pemilik franchise, agar bisa menjual makanan/minuman dengan rasa, bentuk, gaya, dekorasi yang khusus untuk jenis makanan tersebut, tentu saja dengan membayar royalty. 5.2 Tujuan Pemeriksaan (Audit Objective) Aktiva Tetap Dalam suatu general audit (pemeriksaan umum), pemeriksaan atas aktiva tetap mempunyai beberapa tujuan sebagai berikut : 1. Memeriksa apakah terdapat internal control yang cukup baik atas aktiva tetap. 2. Untuk memeriksa apakah aktiva tetap yang tercantum di neraca betul-betul ada, masih digunakan dan dimiliki oleh perusahaan. 3. Untuk memeriksa apakah penambahan aktiva tetap dalam tahun berjalan (periode yang diperiksa) betul-betul merupakan suatu Capital Expenditure, diotorisasi oleh pejabat perusahaan yang berwenang, didukung oleh bukti-bukti yang lengkap dan dicatat dengan benar. 4. Untuk memeriksa apakah disposal (penarikan) aktiva tetap sudah dicatat dengan benar di buku perusahaan dan telah diotorisasi oleh pejabat perusahaan yang berwenang. Disposal dari aktiva tetap bisa terjadi dalam bentuk penjualan yang akan menimbulkan rugi/laba penjualan aktiva tetap, tukar tambah (tradein) atau penghapusan aktiva tetap yang bisa menimbulkan kerugian dari penghapusan aktiva tetap, jika aktiva tetap tersebut masih mempunyai nilai Pemeriksaan Aktiva Tetap| 69 buku. Kerugian dari trade-in atas aktiva sejenis dicatat sebagai Loss on Tradein sedangkan keuntungan dari trade-in, dicatat sebagai pengurangan dari harga perolehan aktiva tetap yang baru. 5. Untuk memeriksa apakah pembebanan penyusutan dalam tahun (periode) yang diperiksa dilakukan dengan cara yang sesuai dengan SAK, konsisten, dan apakah perhitungannya telah dilakukan dengan benar (secara akurat). 6. Untuk memeriksa apakah ada aktiva tetap yang dijadikan sebagai jaminan. 7. Untuk memeriksa apakah ada aktiva tetap yang disewakan, jika ada apakah pendapatan sewa sudah diterima perusahaan. 8. Untuk memeriksa apakah ada aktiva tetap yang mengalami penurunan nilai (impairment). 9. Untuk memeriksa apakah penyajian aktiva tetap dalam laporan keuangan, sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia/SAK. 5.3 Prosedur Pemeriksaan (Audit Procedures) Aktiva Tetap Di banyak perusahaan, terutama perusahaan industri, aktiva tetap merupakan jumlah yang sangat besar dari total aktiva perusahaan. Namun demikian waktu yang digunakan oleh akuntan publik untuk memeriksa aktiva tetap biasanya lebih sedikit dibandingkan waktu yang digunakan untuk memeriksa perkiraan lainnya seperti piutang, persediaan, dan lain-lain. Beberapa penyebabnya antara lain : a. Harga perolehan per unit dari aktiva tetap biasanya relatif besar dan jumlah transaksinya dalam setahun biasanya sedikit. b. Mutasi aktiva tetap (penambahan dan pengurangan) biasanya jauh lebih sedikit dibandingkan mutasi piutang dan persediaan. c. Dalam memeriksa aktiva tetap, prosedur cut-off bukan merupakan hal yang penting seperti pemeriksaan atas cut-off transactions dalam pemeriksaan pembelian dan penjualan persediaan. Prosedur audit yang akan disebutkan berikut ini berlaku untuk repeat engagements (penugasan berulang) sehingga dititikberatkan pada pemeriksaan transaksi tahun Pemeriksaan Aktiva Tetap| 70 berjalan (periode yang diperiksa). Untuk first audit (audit pertama kali) bisa dibedakan sebagai berikut : o Jika tahun sebelumnya perusahaan sudah di audit oleh kantor akuntan lain, saldo awal aktiva tetap bisa dicocokkan dengan laporan akuntan terdahulu dan kertas kerja pemeriksaan akuntan tersebut. o Jika tahun-tahun sebelumnya perusahaan belum pernah di audit, akuntan publik harus memeriksa mutasi penambahan dan pengurangan aktiva tetap sejak awal berdirinya perusahaan, untuk mengetahui apakah pencatatan yang dilakukan perusahaan untuk penambahan dan pengurangan aktiva tetap, serta metode dan perhitungan penyusutan aktiva tetap dilakukan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Tentu saja pemeriksaan mutasi tahun-tahun sebelumnya dilakukan secara test basis dengan mengutamakan jumlah yang material. Prosedur audit atas aktiva tetap adalah sebagai berikut : 1. Pelajari dan evaluasi internal control atas aktiva tetap. 2. Minta kepada klien Top Schedule serta Supporting Schedule aktiva tetap, yang berisikan: Saldo awal, penambahan serta pengurangan-pengurangannya dan saldo akhir, baik untuk harga perolehan maupun akumulasi penyusutannya. 3. Periksa footing dan cross footingnya dan cocokkan totalnya dengan General Ledger atau Sub-Ledger, saldo awal dengan working paper tahun lalu. 4. Vouch penambahan serta pengurangan dari Fixed Assets tersebut. Untuk penambahan kita lihat approvalnya dan kelengkapan supporting document-nya. Untuk pengurangan kita lihat otorisasinya dan journalnya apakah sudah dicatat dengan betul, misalnya bila ada keuntungan atau kerugian atas penjualan Fixed Assets tersebut. Selain itu periksa juga penerimaan hasil penjualan aktiva tetap tersebut. 5. Periksa phisik dari Fixed Assets tersebut (dengan cara test basis) dan periksa kondisi dan nomor kode dari Fixed Assets. 6. Periksa bukti pemilikan aktiva tetap. Untuk tanah, gedung, periksa sertifikat tanah dan IMB (Izin Mendirikan Pemeriksaan Aktiva Tetap| 71 Bangunan) serta SIPB (Surat Izin Penempatan Bangunan). Untuk mobil, motor, periksa BPKB, STNK-nya. 7. Pelajari dan periksa apakah Capitalization Policy dan Depreciation Policy yang dijalankan konsisten dengan tahun sebelumnya. 8. Buat analisis tentang perkiraan Repair & Maintenance, sehingga kita dapat mengetahui apakah ada pengeluaran yang seharusnya masuk dalam kelompok Capital Expenditures tetapi dicatat sebagai Revenue Expenditures. 9. Periksa apakah Fixed Assets tersebut sudah diasuransikan dan apakah Insurance Coverage-nya cukup atau tidak. 10. Test perhitungan penyusutan, cross reference angka penyusutan dengan biaya penyusutan diperkirakan laba rugi dan periksa alokasi/distribusi biaya penyusutan. 11. Periksa notulen rapat, perjanjian kredit, jawaban konfirmasi dari bank, untuk memeriksa apakah ada Fixed Assets yang dijadikan sebagai jaminan atau tidak. Bila ada, maka hal ini harus diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan. 12. Periksa apakah ada commitment yang dibuat oleh perusahaan untuk membeli atau menjual Fixed Assets. 13. Untuk Construction in Progress, kita periksa penambahannya dan apakah ada Construction in Progress yang harus ditransfer ke Fixed Assets. 14. Jika ada aktiva tetap yang diperoleh melalui leasing, periksa lease agreement dan periksa apakah accounting treatmentnya sudah sesuai dengan standar akuntansi leasing. 15. Periksa atau tanyakan apakah ada aktiva tetap yang dijadikan agunan kredit di bank. 16. Periksa apakah ada aktiva tetap yang disewakan kepada pihak ketiga, jika ada periksa apakah pendapatan sewa sudah dibukukan dan diterima perusahaan. 17. Tanyakan/periksa apakah ada aktiva tetap yang mengalami penurunan harga (impairment). 18. Periksa penyajiannya dalam laporan keuangan, apakah sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia (SAK). Penjelasan Prosedur Audit : Pemeriksaan Aktiva Tetap| 1. 72 Pelajarai dan evaluasi internal control atas aktiva tetap. Beberapa ciri internal control yang baik atas aktiva tetap adalah : o Digunakannya anggaran untuk penambahan aktiva tetap. Jika ada aktiva tetap yang ingin dibeli tetapi belum tercantum dianggaran maka aktiva tetap tersebut tidak boleh dibeli dahulu. o Setiap penambahan dan penarikan aktiva tetap terlebih dahulu harus diotorisasi oleh pejabat perusahaan yang berwenang. o Adanya kebijakan tertulis dari manajemen mengenai capitalization dan depreciation policy. o Diadakannya kartu aktiva tetap atau sub buku besar aktiva tetap yang mencantumkan tanggal pembelian, nama supplier, harga perolehan, metode dan persentase penyusutan, jumlah penyusutan, akumulasi penyusutan dan nilai buku aktiva tetap. o Setiap aktiva tetap diberi nomor kode. o Minimal setahun sekali dilakukan inventarisasi (pemeriksaan phisik aktiva tetap), untuk mengetahui keberadaannya dan kondisi dari aktiva tetap. o Bukti-bukti pemilikan aktiva tetap disimpan ditempat yang aman. o Aktiva tetap diasuransikan dengan jumlah Insurance Coverage (nilai pertanggungan) yang cukup. 2. Minta kepada client, Top Schedule serta supporting schedule aktiva tetap. 3. Prosedur audit nomor 3 cukup jelas. 4. Vouched penambahan serta pengurangan fixed assets. Untuk penambahan aktiva tetap, selain diperhatikan otorisasi dan kelengkapan supporting document, harus dilihat apakah penambahan tersebut sudah tercantum dalam anggaran. Untuk pengurangan aktiva tetap harus diperiksa kebenaran journal entrynya. 5. Periksa phisik dari aktiva tetap dan perhatikan kondisinya apakah masih dalam keadaan baik atau sudah rusak. Tentang pemeriksaan phisik aktiva tetap secara test basis ada 2 pendapat : Pertama, yang ditest hanya penambahan dalam tahun berjalan yang jumlahnya besar. Pemeriksaan Aktiva Tetap| 73 Kedua, diutamakan penambahan yang baru serta beberapa fixed assets yang lama. Pada pendapat pertama memang akan lebih cepat pelaksanaannya, tetapi ada kelemahannya yaitu bila ada Fixed Assets yang sudah lama dibeli atau tidak dapat dipakai lagi, tetapi masih tercantum di dalam daftar Fixed Assets, maka dengan cara pertama tidak dapat diketahui. 6. Periksa bukti pemilikan aktiva tetap. Dalam hal ini harus dicocokkan nomor mesin, chasis, dan nomor polisi kendaraan yang tercantum di BPKB dan STNK dengan yang terdapat di kendaraan. Perhatikan juga apakah surat-surat tanah, gedung, kendaraan atas nama perusahaan. 7. Pelajari dan periksa apakah Capitalization serta Depreciation Policy-nya konsisten dengan tahun sebelumnya. 8. Analisis perkiraan repair dan maintenance. Harus diperhatikan kemungkinan client untuk memperkecil laba dengan mencatat capital expenditure sebagai revenue expenditure. 9. Periksa kecukupan insurance coverage, dalam arti jangan sampai terlalu kecil atau terlalu besar. Jika terlalu kecil ada bahaya bahwa jika terjadi kebakaran, ganti rugi dari perusahaan asuransi tidak mencukupi untuk membeli aktiva tetap (misalkan gedung atau mesin) yang baru sehingga mengganggu kegiatan operasi perusahaan. Tentang penilaian cukup tidaknya insurance coverage tersebut adalah atas dasar jumlah yang mendekati harga pasar. 10. Test perhitungan penyusutan dan alokasi biaya penyusutan aktiva tetap. Penyusutan ini biasanya dari Fixed Assets yang dapat disusutkan, seperti gedung kantor dan sebagainya, sebab ada juga Fixed Assets yang tidak dapat disusutkan seperti tanah hak milik. Tetapi bila tanah tersebut digunakan untuk bahan baku pembuatan batu bata atau genteng, maka dapat disusutkan yaitu dengan istilah deplesi. Apabila tanah tersebut merupakan tanah dengan hak guna bangunan, maka tanah tersebut juga tidak dapat disusutkan. Auditor harus memeriksa akurasi dari perhitungan penyusutan yang dibuat klien, dan ketepatan alokasi biaya Pemeriksaan Aktiva Tetap| 74 penyusutan sebagai bagian dari biaya produksi tidak langsung, biaya umum dan administrasi, serta biaya penjualan. Prosedur audit nomor 11 s/d 14 sudah cukup jelas. 15. Periksa apakah ada aktiva tetap yang dijaminkan. Jika aktiva tetap dijaminkan berarti bukti pemilikan diserahkan (disimpan) di bank, sehingga auditor harus memeriksa tanda terima penyerahan bukti-bukti pemilikan. Selain itu jika ada aktiva tetap yang dijaminkan harus diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan. 16. Periksa apakah ada aktiva tetap yang disewakan kepada pihak ketiga. Bisa jadi ada tanah, gedung, peralatan yang disewakan kepada pihak ketiga. Jika ada, harus diperiksa perjanjian sewa menyewanya (copy untuk permanent file) dan diperiksa apakah pendapatan sewa sudah dicatat dan uangnya sudah diterima (periksa bukti penerimaan kas/bank dan rekening koran). Periksa juga bukti pemotongan PPh 23 atas uang sewa tersebut. 17. Periksa/tanyakan apakah ada aktiva tetap yang mengalami penurunan harga (impairment). Menurut PSAK No.16 (IAI, 2002 : 16.15) menyebutkan, “Penurunan Nilai Manfaat Keekonomian” : apabila manfaat keekonomian suatu aktiva tetap tidak lagi sebesar jumlah tercatat, maka aktiva tersebut harus dinyatakan sebesar jumlah yang sepadan dengan nilai manfaat keekonomian yang tersisa. Penurunan nilai kegunaan aktiva tetap tersebut dilaporkan sebagai kerugian. Dalam hal ini jika ada aktiva tetap yang mengalami penurunan nilai manfaat keekonomian, auditor harus menilai kewajaran dari penetapan yang dibuat manajemen mengenai penurunan nilai tersebut. 18. Periksa penyajian aktiva tetap dalam laporan keuangan apakah sudah sesuai dengan SAK, baik di neraca (cost and accumulated depreciation), di rugi laba (biaya penyusutan), di catatan atas laporan keuangan (kebijakan kapitalisasi dan penyusutan, rincian garis besar aktiva tetap) maupun di lampiran (rincian aktiva tetap). Pemeriksaan Aktiva Tetap| 75 5.4 Rangkuman o Aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun lebih dahulu, yang digunakan dalam operasi perusahaan, tidak dimaksudkan untuk dijual dalam kegiatan normal perusahaan dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun. o Suatu benda berwujud harus diakui sebagai suatu aktiva dan dikelompokkan sebagai aktiva tetap bila : (a) besar kemungkinan (probable) bahwa manfaat keekonomian di masa akan datang yang berkaitan dengan aktiva tersebut akan mengalir ke dalam perusahaan; dan (b) biaya perolehan aktiva dapat diukur secara andal. o Capital expenditure adalah suatu pengeluaran modal yang jumlahnya material dan mempunyai manfaat lebih dari satu tahun. Revenue expenditure adalah suatu pengeluaran yang jumlahnya tidak material walaupun masa manfaatnya mungkin lebih dari satu tahun. o Fixed assets atau aktiva tetap dapat dibedakan menjadi : (a) fixed tangible assets (aktiva tetap yang mempunyai wujud/bentuk, bisa dilihat, bisa diraba, dan (b) fixed intangible assets (aktiva tetap yang tidak mempunyai wujud/bentuk, sehingga tidak bisa dilihat dan tidak bisa diraba). Pemeriksaan Aktiva Tetap| 5.5 1. 76 Contoh Soal Sebutkan pengertian aktiva tetap (fixed assets) menurut Standar Akuntansi Keuangan ! Jawab : Aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun lebih dahulu, yang digunakan dalam operasi perusahaan, tidak dimaksudkan untuk dijual dalam kegiatan normal perusahaan dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun. 2. Suatu benda berwujud harus diakui sebagai suatu aktiva dan dikelompokkan sebagai aktiva tetap bila ? Jawab : (a) besar kemungkinan (probable) bahwa manfaat keekonomian di masa akan datang yang berkaitan dengan aktiva tersebut akan mengalir ke dalam perusahaan; dan (b) 3. biaya perolehan aktiva dapat diukur secara andal. Sebutkan beberapa sifat atau ciri aktiva tetap ! Jawab : a. Tujuan dari pembeliannya bukan untuk dijual kembali atau diperjualbelikan sebagai barang dagangan, tetapi untuk dipergunakan dalam kegiatan operasi perusahaan. b. Mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun. c. Jumlahnya cukup material. Pemeriksaan Aktiva Tetap| 5.6 77 Soal Latihan Petunjuk : Tuliskan B jika menurut Saudara, kalimat berikut ini Benar dan S jika Salah. 1. Untuk bisa digolongkan sebagai aktiva tetap, suatu pengeluaran harus memenuhi kriteria berikut : o mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun o jumlahnya cukup material 2. Mobil yang dimiliki suatu show room, seluruhnya merupakan inventory (barang dagangan). 3. Biaya penyusutan aktiva tetap merupakan alokasi dari biaya penggunaan aktiva tetap selama masa manfaatnya, secara sistematis dan teratur. 4. Capital expenditure adalah suatu pengeluaran modal, baik jumlahnya material maupun immaterial, dan mempunyai manfaat lebih dari satu tahun. 5. Revenue expenditure merupakan pengeluaran yang dilakukan perusahaan dalam rangka menghasilkan pendapatan dan dibebankan ke dalam rugi laba pada saat terjadinya beban tersebut. 6. Pembelian 1 set computer seharga Rp.5.000.000,- oleh Pertamina ataupun oleh sebuah perusahaan kecil harus dicatat sebagai capital expenditure. 7. Fixed tangible assets adalah aktiva tetap yang tidak mempunyai wujud/bentuk, sehingga tidak bisa dilihat dan tidak bisa diraba, misalnya: tanah, gedung. 8. Natural resources (sumber alam), seperti pertambangan minyak, batubara merupakan beberapa contoh dari fixed tangible assets. 9. Salah satu tujuan pemeriksaan aktiva tetap adalah: ”untuk memeriksa apakah disposal dari aktiva tetap sudah dicatat dengan Benar di buku perusahaan dan telah diotorisasi oleh pejabat perusahaan yang berwenang”. 10. Kerugian dari trade-in atas aktiva tetap sejenis dicatat sebagai loss on trade-in, sedangkan keuntungan dari trade-in dicatat sebagai pengurangan dari harga perolehan aktiva tetap yang baru. 11. Waktu yang digunakan akuntan publik untuk memeriksa aktiva tetap biasanya Pemeriksaan Aktiva Tetap| 78 lebih banyak dibandingkan dengan waktu yang digunakan untuk memeriksa persediaan atau piutang. 12. Dalam memeriksa aktiva tetap, prosedur cut-off bukan merupakan hal yang penting seperti pemeriksaan atas cut-off transactions dalam pemeriksaan pembelian dan penjualan inventory. 13. Jika tahun sebelumnya perusahaan sudah di audit oleh kantor akuntan lain, saldo awal aktiva tetap bisa di cocokkan dengan laporan akuntan terdahulu dan kertas kerja pemeriksaan akuntan tersebut. 14. Bukti pemilikan aktiva tetap yang harus diperiksa, antara lain : o IMB, sertifikat tanah dan SIPB untuk tanah dan gedung o BPKB dan STNK untuk mobil dan motor 15. Salah satu prosedur pemeriksaan aktiva tetap adalah : ”Buat analisa tentang perkiraan repair dan maintenance sehingga kita dapat mengetahui apakah ada pengeluaran yang seharusnya masuk dalam kelompok capital expenditures tetapi dicatat sebagai revenue expenditures”. 16. Salah satu contoh internal control yang baik atas aktiva tetap adalah adanya kebijakan tertulis dari manajemen mengenai capitalization dan depreciation policy. 17. Dalam melakukan pemeriksaan phisik aktiva tetap (inventarisasi) secara test basis, ada dua pendapat : a. yang ditest hanya penambahan dalam tahun berjalan yang jumlahnya besar. b. diutamakan penambahan yang besar serta beberapa fixed assets yang lama. 18. Salah satu audit objective dalam pemeriksaan aktiva tetap adalah untuk menentukan apakah nilainya dicantumkan dalam neraca berdasarkan ”cost or market which ever is lower”. 19. Untuk memeriksa apakah property, plant, machinery, and equipment yang tercantum di neraca betul-betul ada dan dimiliki perusahaan, auditor harus melakukan physical check (test basis) dan memeriksa surat-surat pemilikan dari fixed assets tersebut. 20. Waktu auditor memeriksa surat-surat pemilikan mobil (STNK.BPKB dan lainlain) ternyata surat-surat tersebut bukan atas nama perusahaan yang diperiksa. Tapi ada bukti-bukti pembayaran atas transaksi pembelian mobil tersebut yang Pemeriksaan Aktiva Tetap| 79 diotorisasi pejabat perusahaan yang berwenang. Dalam hal ini auditor harus menganggap bahwa mobil tersebut bukan milik perusahaan yang diperiksa. 21. Dalam melakukan physical check atas fixed assets, biasanya auditor akan bisa menemukan seandainya ada barang-barang yang rusak atau hilang tapi masih dicatat dalam pembukuan. 22. Kesalahan dalam bentuk tidak membukukan "disposal of fixed assets" lebih sering terjadi dibandingkan dengan "tidak mencatat penambahan fixed assets". 23. Dalam memeriksa depreciation dari fixed assets, auditor harus melakukan test atas perhitungan depreciation tersebut dan mencheck apakah depreciation rate dan method yang digunakan konsisten dengan tahun sebelumnya. 24. Perusahaan-perusahaan Asing yang didirikan dan beroperasi di Indonesia akan menyusutkan nilai tanah yang tercantum di Neraca selama masa kegunaannya, karena mereka hanya mendapatkan hak milik dari tanah tersebut. 25. Dalam Notes To Financial Statement harus dijelaskan antara lain metode penyusutannya, estimated useful lives-nya, cost, accumulated depreciation dan net book valuenya dan harus dijelaskan juga seandainya ada fixed assets yang dijadikan jaminan.