245 - WordPress.com

advertisement
Pemeriksaan Aktiva
Tetap|
5.1
66
Pengertian
Aktiva tetap (fixed assets) disebut juga Property, Plant and Equipment.
Menurut Standar Akuntansi Keuangan PSAK No.14 (IAI, 2002 : 16.2-16.3), aktiva
tetap adalah aktiva berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dengan
dibangun lebih dahulu, yang digunakan dalam operasi perusahaan, tidak
dimaksudkan untuk dijual dalam kegiatan normal perusahaan dan mempunyai masa
manfaat lebih dari satu tahun.
Suatu benda berwujud harus diakui sebagai suatu aktiva dan dikelompokkan sebagai
aktiva tetap bila :
(a)
besar kemungkinan (probable) bahwa manfaat keekonomian di masa akan
datang yang berkaitan dengan aktiva tersebut akan mengalir ke dalam
perusahaan; dan
(b)
biaya perolehan aktiva dapat diukur secara andal.
Beberapa sifat atau ciri aktiva tetap adalah :
1.
Tujuan dari pembeliannya bukan untuk dijual kembali atau diperjualbelikan
sebagai barang dagangan, tetapi untuk dipergunakan dalam kegiatan operasi
perusahaan.
2.
Mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun.
3.
Jumlahnya cukup material.
Sifat pertama dari aktiva tetap tersebut yang membedakan aktiva tetap dari
persediaan barang dagangan. Misalnya mobil yang dimiliki PT. Astra sebagai
produsen mobil, hasil produksi/rakitan yang berupa mobil untuk dijual harus
digolongkan sebagai persediaan barang dagangan (inventory), sedangkan mobil yang
dipakai untuk antar jemput pegawai digunakan oleh direksi dan para manajer
perusahaan harus digolongkan sebagai aktiva tetap.
Sifat kedua dari aktiva tetap, merupakan salah satu alasan mengapa aktiva tetap harus
disusutkan. Biaya penyusutan merupakan alokasi dari biaya penggunaan aktiva tetap
selama masa manfaatnya, secara sistematis dan teratur (menggunakan metode
Pemeriksaan Aktiva
Tetap|
67
tertentu yang di terapkan secara konsisten).
Sifat ketiga merupakan salah satu alasan mengapa setiap perusahaan harus mempunyai kebijakan kapitalisasi, yang membedakan antara capital expenditure dan
revenue expenditure. Capital expenditure adalah suatu pengeluaran modal yang
jumlahnya material dan mempunyai manfaat lebih dari satu tahun. Revenue
expenditure adalah suatu pengeluaran yang jumlahnya tidak material walaupun masa
manfaatnya mungkin lebih dari satu tahun. Selain itu Revenue Expenditure
merupakan pengeluaran yang dilakukan perusahaan dalam rangka menghasilkan
pendapatan dan dibebankan ke dalam rugi laba pada saat terjadinya beban tersebut.
Misalnya pembelian mesin tik, meja tulis yang harga per unitnya kurang dari
Rp.500.000,- bagi perusahaan yang besar (misalkan Pertamina) akan merupakan
revenue expenditure, tetapi bagi perusahaan yang kecil (misal kantor akuntan kecil)
akan merupakan capital expenditure.
Fixed assets atau aktiva tetap dapat dibedakan menjadi :
1.
Fixed tangible assets (aktiva tetap yang mempunyai wujud/bentuk, bisa dilihat,
bisa diraba).
2.
Fixed intangible assets (aktiva tetap yang tidak mempunyai wujud/bentuk,
sehingga tidak bisa dilihat dan tidak bisa diraba).
Yang termasuk fixed tangible assets misalnya :
a.
Tanah (Land) yang di atasnya dibangun gedung kantor, pabrik atau rumah.
Tanah ini biasanya tidak disusutkan (menurut SAK maupun peraturan pajak).
Tanah bisa dimiliki dalam bentuk hak milik, hak guna bangunan (biasanya jika
kita membeli rumah dari real estate) yang mempunyai jangka waktu 20-30
tahun, hak guna usaha dan hak pakai. Perlu diperhatikan bahwa perusahaan
asing dan warga negara asing tidak diperbolehkan membeli tanah dengan hak
milik.
b.
Gedung (Building) termasuk pagar, lapangan parkir, taman, mesin-mesin
(Machinery), Peralatan (Equipment), Furniture & Fixtures (meja & kursi),
Pemeriksaan Aktiva
Tetap|
68
Delivery Equipment/Vehicles (mobil, motor, kapal laut, pesawat terbang).
c.
Natural Resources (Sumber Alam), seperti pertambangan minyak, batu bara,
emas, marmer dan hak pengusahaan hutan (HPH). Natural resources ini harus
dideplesi, bukan disusutkan, pada saat sumber alam tersebut mulai
menghasilkan.
Yang termasuk intangible assets misalnya :
Hak patent, hak cipta (copy right), franchise, goodwill, pre-operating expenses
(biaya-biaya yang dikeluarkan sebelum perusahaan berproduksi secara komersial,
termasuk biaya pendirian).
Contoh dari franchise misalnya Kentucky Fried Chicken, Hamburger, McDonald, Es
Teller 77. Dalam hal ini pengusaha yang ingin menjual makanan/minuman tersebut
harus menandatangani kontrak dengan pemilik franchise, agar bisa menjual
makanan/minuman dengan rasa, bentuk, gaya, dekorasi yang khusus untuk jenis
makanan tersebut, tentu saja dengan membayar royalty.
5.2
Tujuan Pemeriksaan (Audit Objective) Aktiva Tetap
Dalam suatu general audit (pemeriksaan umum), pemeriksaan atas aktiva tetap
mempunyai beberapa tujuan sebagai berikut :
1.
Memeriksa apakah terdapat internal control yang cukup baik atas aktiva tetap.
2.
Untuk memeriksa apakah aktiva tetap yang tercantum di neraca betul-betul
ada, masih digunakan dan dimiliki oleh perusahaan.
3.
Untuk memeriksa apakah penambahan aktiva tetap dalam tahun berjalan
(periode yang diperiksa) betul-betul merupakan suatu Capital Expenditure,
diotorisasi oleh pejabat perusahaan yang berwenang, didukung oleh bukti-bukti
yang lengkap dan dicatat dengan benar.
4.
Untuk memeriksa apakah disposal (penarikan) aktiva tetap sudah dicatat
dengan benar di buku perusahaan dan telah diotorisasi oleh pejabat perusahaan
yang berwenang. Disposal dari aktiva tetap bisa terjadi dalam bentuk penjualan
yang akan menimbulkan rugi/laba penjualan aktiva tetap, tukar tambah (tradein) atau penghapusan aktiva tetap yang bisa menimbulkan kerugian dari
penghapusan aktiva tetap, jika aktiva tetap tersebut masih mempunyai nilai
Pemeriksaan Aktiva
Tetap|
69
buku. Kerugian dari trade-in atas aktiva sejenis dicatat sebagai Loss on Tradein sedangkan keuntungan dari trade-in, dicatat sebagai pengurangan dari harga
perolehan aktiva tetap yang baru.
5.
Untuk memeriksa apakah pembebanan penyusutan dalam tahun (periode) yang
diperiksa dilakukan dengan cara yang sesuai dengan SAK, konsisten, dan
apakah perhitungannya telah dilakukan dengan benar (secara akurat).
6.
Untuk memeriksa apakah ada aktiva tetap yang dijadikan sebagai jaminan.
7.
Untuk memeriksa apakah ada aktiva tetap yang disewakan, jika ada apakah
pendapatan sewa sudah diterima perusahaan.
8.
Untuk memeriksa apakah ada aktiva tetap yang mengalami penurunan nilai
(impairment).
9.
Untuk memeriksa apakah penyajian aktiva tetap dalam laporan keuangan,
sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia/SAK.
5.3
Prosedur Pemeriksaan (Audit Procedures) Aktiva Tetap
Di banyak perusahaan, terutama perusahaan industri, aktiva tetap merupakan
jumlah yang sangat besar dari total aktiva perusahaan. Namun demikian waktu yang
digunakan oleh akuntan publik untuk memeriksa aktiva tetap biasanya lebih sedikit
dibandingkan waktu yang digunakan untuk memeriksa perkiraan lainnya seperti
piutang, persediaan, dan lain-lain.
Beberapa penyebabnya antara lain :
a.
Harga perolehan per unit dari aktiva tetap biasanya relatif besar dan jumlah
transaksinya dalam setahun biasanya sedikit.
b.
Mutasi aktiva tetap (penambahan dan pengurangan) biasanya jauh lebih sedikit
dibandingkan mutasi piutang dan persediaan.
c.
Dalam memeriksa aktiva tetap, prosedur cut-off bukan merupakan hal yang
penting seperti pemeriksaan atas cut-off transactions dalam pemeriksaan
pembelian dan penjualan persediaan.
Prosedur audit yang akan disebutkan berikut ini berlaku untuk repeat engagements
(penugasan berulang) sehingga dititikberatkan pada pemeriksaan transaksi tahun
Pemeriksaan Aktiva
Tetap|
70
berjalan (periode yang diperiksa).
Untuk first audit (audit pertama kali) bisa dibedakan sebagai berikut :
o
Jika tahun sebelumnya perusahaan sudah di audit oleh kantor akuntan lain,
saldo awal aktiva tetap bisa dicocokkan dengan laporan akuntan terdahulu dan
kertas kerja pemeriksaan akuntan tersebut.
o
Jika tahun-tahun sebelumnya perusahaan belum pernah di audit, akuntan publik
harus memeriksa mutasi penambahan dan pengurangan aktiva tetap sejak awal
berdirinya perusahaan, untuk mengetahui apakah pencatatan yang dilakukan
perusahaan untuk penambahan dan pengurangan aktiva tetap, serta metode dan
perhitungan penyusutan aktiva tetap dilakukan sesuai dengan prinsip akuntansi
yang berlaku umum di Indonesia. Tentu saja pemeriksaan mutasi tahun-tahun
sebelumnya dilakukan secara test basis dengan mengutamakan jumlah yang
material.
Prosedur audit atas aktiva tetap adalah sebagai berikut :
1.
Pelajari dan evaluasi internal control atas aktiva tetap.
2.
Minta kepada klien Top Schedule serta Supporting Schedule aktiva tetap, yang
berisikan: Saldo awal, penambahan serta pengurangan-pengurangannya dan
saldo akhir, baik untuk harga perolehan maupun akumulasi penyusutannya.
3.
Periksa footing dan cross footingnya dan cocokkan totalnya dengan General
Ledger atau Sub-Ledger, saldo awal dengan working paper tahun lalu.
4.
Vouch penambahan serta pengurangan dari Fixed Assets tersebut. Untuk
penambahan kita lihat approvalnya dan kelengkapan supporting document-nya.
Untuk pengurangan kita lihat otorisasinya dan journalnya apakah sudah dicatat
dengan betul, misalnya bila ada keuntungan atau kerugian atas penjualan Fixed
Assets tersebut. Selain itu periksa juga penerimaan hasil penjualan aktiva tetap
tersebut.
5.
Periksa phisik dari Fixed Assets tersebut (dengan cara test basis) dan periksa
kondisi dan nomor kode dari Fixed Assets.
6.
Periksa bukti pemilikan aktiva tetap.
Untuk tanah, gedung, periksa sertifikat tanah dan IMB (Izin Mendirikan
Pemeriksaan Aktiva
Tetap|
71
Bangunan) serta SIPB (Surat Izin Penempatan Bangunan).
Untuk mobil, motor, periksa BPKB, STNK-nya.
7.
Pelajari dan periksa apakah Capitalization Policy dan Depreciation Policy
yang dijalankan konsisten dengan tahun sebelumnya.
8.
Buat analisis tentang perkiraan Repair & Maintenance, sehingga kita dapat
mengetahui apakah ada pengeluaran yang seharusnya masuk dalam kelompok
Capital Expenditures tetapi dicatat sebagai Revenue Expenditures.
9.
Periksa apakah Fixed Assets tersebut sudah diasuransikan dan apakah
Insurance Coverage-nya cukup atau tidak.
10.
Test perhitungan penyusutan, cross reference angka penyusutan dengan biaya
penyusutan diperkirakan laba rugi dan periksa alokasi/distribusi biaya
penyusutan.
11.
Periksa notulen rapat, perjanjian kredit, jawaban konfirmasi dari bank, untuk
memeriksa apakah ada Fixed Assets yang dijadikan sebagai jaminan atau tidak.
Bila ada, maka hal ini harus diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan.
12.
Periksa apakah ada commitment yang dibuat oleh perusahaan untuk membeli
atau menjual Fixed Assets.
13.
Untuk Construction in Progress, kita periksa penambahannya dan apakah ada
Construction in Progress yang harus ditransfer ke Fixed Assets.
14.
Jika ada aktiva tetap yang diperoleh melalui leasing, periksa lease agreement
dan periksa apakah accounting treatmentnya sudah sesuai dengan standar
akuntansi leasing.
15.
Periksa atau tanyakan apakah ada aktiva tetap yang dijadikan agunan kredit di
bank.
16.
Periksa apakah ada aktiva tetap yang disewakan kepada pihak ketiga, jika ada
periksa apakah pendapatan sewa sudah dibukukan dan diterima perusahaan.
17.
Tanyakan/periksa apakah ada aktiva tetap yang mengalami penurunan harga
(impairment).
18.
Periksa penyajiannya dalam laporan keuangan, apakah sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum di Indonesia (SAK).
Penjelasan Prosedur Audit :
Pemeriksaan Aktiva
Tetap|
1.
72
Pelajarai dan evaluasi internal control atas aktiva tetap.
Beberapa ciri internal control yang baik atas aktiva tetap adalah :
o
Digunakannya anggaran untuk penambahan aktiva tetap. Jika ada aktiva
tetap yang ingin dibeli tetapi belum tercantum dianggaran maka aktiva
tetap tersebut tidak boleh dibeli dahulu.
o
Setiap penambahan dan penarikan aktiva tetap terlebih dahulu harus
diotorisasi oleh pejabat perusahaan yang berwenang.
o
Adanya kebijakan tertulis dari manajemen mengenai capitalization dan
depreciation policy.
o
Diadakannya kartu aktiva tetap atau sub buku besar aktiva tetap yang
mencantumkan tanggal pembelian, nama supplier, harga perolehan,
metode dan persentase penyusutan, jumlah penyusutan, akumulasi
penyusutan dan nilai buku aktiva tetap.
o
Setiap aktiva tetap diberi nomor kode.
o
Minimal setahun sekali dilakukan inventarisasi (pemeriksaan phisik aktiva
tetap), untuk mengetahui keberadaannya dan kondisi dari aktiva tetap.
o
Bukti-bukti pemilikan aktiva tetap disimpan ditempat yang aman.
o
Aktiva tetap diasuransikan dengan jumlah Insurance Coverage (nilai
pertanggungan) yang cukup.
2.
Minta kepada client, Top Schedule serta supporting schedule aktiva tetap.
3.
Prosedur audit nomor 3 cukup jelas.
4.
Vouched penambahan serta pengurangan fixed assets.
Untuk penambahan aktiva tetap, selain diperhatikan otorisasi dan kelengkapan
supporting document, harus dilihat apakah penambahan tersebut sudah
tercantum dalam anggaran.
Untuk pengurangan aktiva tetap harus diperiksa kebenaran journal entrynya.
5.
Periksa phisik dari aktiva tetap dan perhatikan kondisinya apakah masih dalam
keadaan baik atau sudah rusak.
Tentang pemeriksaan phisik aktiva tetap secara test basis ada 2 pendapat :
Pertama, yang ditest hanya penambahan dalam tahun berjalan yang jumlahnya
besar.
Pemeriksaan Aktiva
Tetap|
73
Kedua, diutamakan penambahan yang baru serta beberapa fixed assets yang
lama.
Pada pendapat pertama memang akan lebih cepat pelaksanaannya, tetapi ada
kelemahannya yaitu bila ada Fixed Assets yang sudah lama dibeli atau tidak
dapat dipakai lagi, tetapi masih tercantum di dalam daftar Fixed Assets, maka
dengan cara pertama tidak dapat diketahui.
6.
Periksa bukti pemilikan aktiva tetap.
Dalam hal ini harus dicocokkan nomor mesin, chasis, dan nomor polisi
kendaraan yang tercantum di BPKB dan STNK dengan yang terdapat di
kendaraan. Perhatikan juga apakah surat-surat tanah, gedung, kendaraan atas
nama perusahaan.
7.
Pelajari dan periksa apakah Capitalization serta Depreciation Policy-nya
konsisten dengan tahun sebelumnya.
8.
Analisis perkiraan repair dan maintenance.
Harus diperhatikan kemungkinan client untuk memperkecil laba dengan
mencatat capital expenditure sebagai revenue expenditure.
9.
Periksa kecukupan insurance coverage, dalam arti jangan sampai terlalu kecil
atau terlalu besar. Jika terlalu kecil ada bahaya bahwa jika terjadi kebakaran,
ganti rugi dari perusahaan asuransi tidak mencukupi untuk membeli aktiva
tetap (misalkan gedung atau mesin) yang baru sehingga mengganggu kegiatan
operasi perusahaan. Tentang penilaian cukup tidaknya insurance coverage
tersebut adalah atas dasar jumlah yang mendekati harga pasar.
10.
Test perhitungan penyusutan dan alokasi biaya penyusutan aktiva tetap.
Penyusutan ini biasanya dari Fixed Assets yang dapat disusutkan, seperti
gedung kantor dan sebagainya, sebab ada juga Fixed Assets yang tidak dapat
disusutkan seperti tanah hak milik. Tetapi bila tanah tersebut digunakan untuk
bahan baku pembuatan batu bata atau genteng, maka dapat disusutkan yaitu
dengan istilah deplesi.
Apabila tanah tersebut merupakan tanah dengan hak guna bangunan, maka
tanah tersebut juga tidak dapat disusutkan. Auditor harus memeriksa akurasi
dari perhitungan penyusutan yang dibuat klien, dan ketepatan alokasi biaya
Pemeriksaan Aktiva
Tetap|
74
penyusutan sebagai bagian dari biaya produksi tidak langsung, biaya umum
dan administrasi, serta biaya penjualan.
Prosedur audit nomor 11 s/d 14 sudah cukup jelas.
15.
Periksa apakah ada aktiva tetap yang dijaminkan.
Jika aktiva tetap dijaminkan berarti bukti pemilikan diserahkan (disimpan) di
bank, sehingga auditor harus memeriksa tanda terima penyerahan bukti-bukti
pemilikan. Selain itu jika ada aktiva tetap yang dijaminkan harus diungkapkan
dalam catatan atas laporan keuangan.
16.
Periksa apakah ada aktiva tetap yang disewakan kepada pihak ketiga.
Bisa jadi ada tanah, gedung, peralatan yang disewakan kepada pihak ketiga.
Jika ada, harus diperiksa perjanjian sewa menyewanya (copy untuk permanent
file) dan diperiksa apakah pendapatan sewa sudah dicatat dan uangnya sudah
diterima (periksa bukti penerimaan kas/bank dan rekening koran). Periksa juga
bukti pemotongan PPh 23 atas uang sewa tersebut.
17.
Periksa/tanyakan apakah ada aktiva tetap yang mengalami penurunan harga
(impairment). Menurut PSAK No.16 (IAI, 2002 : 16.15) menyebutkan,
“Penurunan Nilai Manfaat Keekonomian” : apabila manfaat keekonomian
suatu aktiva tetap tidak lagi sebesar jumlah tercatat, maka aktiva tersebut harus
dinyatakan sebesar jumlah yang sepadan dengan nilai manfaat keekonomian
yang tersisa. Penurunan nilai kegunaan aktiva tetap tersebut dilaporkan sebagai
kerugian. Dalam hal ini jika ada aktiva tetap yang mengalami penurunan nilai
manfaat keekonomian, auditor harus menilai kewajaran dari penetapan yang
dibuat manajemen mengenai penurunan nilai tersebut.
18.
Periksa penyajian aktiva tetap dalam laporan keuangan apakah sudah sesuai
dengan SAK, baik di neraca (cost and accumulated depreciation), di rugi laba
(biaya penyusutan), di catatan atas laporan keuangan (kebijakan kapitalisasi
dan penyusutan, rincian garis besar aktiva tetap) maupun di lampiran (rincian
aktiva tetap).
Pemeriksaan Aktiva
Tetap|
75
5.4
Rangkuman
o
Aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai
atau dengan dibangun lebih dahulu, yang digunakan dalam operasi perusahaan,
tidak dimaksudkan untuk dijual dalam kegiatan normal perusahaan dan
mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun.
o
Suatu benda berwujud harus diakui sebagai suatu aktiva dan dikelompokkan
sebagai aktiva tetap bila : (a) besar kemungkinan (probable) bahwa manfaat
keekonomian di masa akan datang yang berkaitan dengan aktiva tersebut akan
mengalir ke dalam perusahaan; dan (b) biaya perolehan aktiva dapat diukur
secara andal.
o
Capital expenditure adalah suatu pengeluaran modal yang jumlahnya material
dan mempunyai manfaat lebih dari satu tahun. Revenue expenditure adalah
suatu pengeluaran yang jumlahnya tidak material walaupun masa manfaatnya
mungkin lebih dari satu tahun.
o
Fixed assets atau aktiva tetap dapat dibedakan menjadi : (a) fixed
tangible
assets (aktiva tetap yang mempunyai wujud/bentuk, bisa dilihat, bisa diraba,
dan (b) fixed intangible assets (aktiva tetap yang tidak mempunyai
wujud/bentuk, sehingga tidak bisa dilihat dan tidak bisa diraba).
Pemeriksaan Aktiva
Tetap|
5.5
1.
76
Contoh Soal
Sebutkan pengertian aktiva tetap (fixed assets) menurut Standar Akuntansi
Keuangan !
Jawab :
Aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai
atau dengan dibangun lebih dahulu, yang digunakan dalam operasi perusahaan,
tidak dimaksudkan untuk dijual dalam kegiatan normal perusahaan dan
mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun.
2.
Suatu benda berwujud harus diakui sebagai suatu aktiva dan dikelompokkan
sebagai aktiva tetap bila ?
Jawab :
(a)
besar kemungkinan (probable) bahwa manfaat keekonomian di masa akan
datang yang berkaitan dengan aktiva tersebut akan mengalir ke dalam
perusahaan; dan
(b)
3.
biaya perolehan aktiva dapat diukur secara andal.
Sebutkan beberapa sifat atau ciri aktiva tetap !
Jawab :
a.
Tujuan
dari
pembeliannya
bukan
untuk
dijual
kembali
atau
diperjualbelikan sebagai barang dagangan, tetapi untuk dipergunakan
dalam kegiatan operasi perusahaan.
b.
Mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun.
c.
Jumlahnya cukup material.
Pemeriksaan Aktiva
Tetap|
5.6
77
Soal Latihan
Petunjuk :
Tuliskan B jika menurut Saudara, kalimat berikut ini Benar dan
S jika Salah.
1.
Untuk bisa digolongkan sebagai aktiva tetap, suatu pengeluaran harus memenuhi
kriteria berikut :
o mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun
o jumlahnya cukup material
2.
Mobil yang dimiliki suatu show room, seluruhnya merupakan inventory (barang
dagangan).
3.
Biaya penyusutan aktiva tetap merupakan alokasi dari biaya penggunaan aktiva
tetap selama masa manfaatnya, secara sistematis dan teratur.
4.
Capital expenditure adalah suatu pengeluaran modal, baik jumlahnya material
maupun immaterial, dan mempunyai manfaat lebih dari satu tahun.
5.
Revenue expenditure merupakan pengeluaran yang dilakukan perusahaan dalam
rangka menghasilkan pendapatan dan dibebankan ke dalam rugi laba pada saat
terjadinya beban tersebut.
6.
Pembelian 1 set computer seharga Rp.5.000.000,- oleh Pertamina ataupun oleh
sebuah perusahaan kecil harus dicatat sebagai capital expenditure.
7.
Fixed tangible assets adalah aktiva tetap yang tidak mempunyai wujud/bentuk,
sehingga tidak bisa dilihat dan tidak bisa diraba, misalnya: tanah, gedung.
8.
Natural resources (sumber alam), seperti pertambangan minyak, batubara
merupakan beberapa contoh dari fixed tangible assets.
9.
Salah satu tujuan pemeriksaan aktiva tetap adalah:
”untuk memeriksa apakah disposal dari aktiva tetap sudah dicatat dengan Benar
di buku perusahaan dan telah diotorisasi oleh pejabat perusahaan yang
berwenang”.
10. Kerugian dari trade-in atas aktiva tetap sejenis dicatat sebagai loss on trade-in,
sedangkan keuntungan dari trade-in dicatat sebagai pengurangan dari harga perolehan aktiva tetap yang baru.
11. Waktu yang digunakan akuntan publik untuk memeriksa aktiva tetap biasanya
Pemeriksaan Aktiva
Tetap|
78
lebih banyak dibandingkan dengan waktu yang digunakan untuk memeriksa
persediaan atau piutang.
12. Dalam memeriksa aktiva tetap, prosedur cut-off bukan merupakan hal yang
penting seperti pemeriksaan atas cut-off transactions dalam pemeriksaan
pembelian dan penjualan inventory.
13. Jika tahun sebelumnya perusahaan sudah di audit oleh kantor akuntan lain, saldo
awal aktiva tetap bisa di cocokkan dengan laporan akuntan terdahulu dan kertas
kerja pemeriksaan akuntan tersebut.
14. Bukti pemilikan aktiva tetap yang harus diperiksa, antara lain :
o IMB, sertifikat tanah dan SIPB untuk tanah dan gedung
o BPKB dan STNK untuk mobil dan motor
15. Salah satu prosedur pemeriksaan aktiva tetap adalah :
”Buat analisa tentang perkiraan repair dan maintenance sehingga kita dapat
mengetahui apakah ada pengeluaran yang seharusnya masuk dalam kelompok
capital expenditures tetapi dicatat sebagai revenue expenditures”.
16. Salah satu contoh internal control yang baik atas aktiva tetap adalah adanya
kebijakan tertulis dari manajemen mengenai capitalization dan depreciation
policy.
17. Dalam melakukan pemeriksaan phisik aktiva tetap (inventarisasi) secara test
basis, ada dua pendapat :
a. yang ditest hanya penambahan dalam tahun berjalan yang jumlahnya besar.
b. diutamakan penambahan yang besar serta beberapa fixed assets yang lama.
18. Salah satu audit objective dalam pemeriksaan aktiva tetap adalah untuk
menentukan apakah nilainya dicantumkan dalam neraca berdasarkan ”cost or
market which ever is lower”.
19. Untuk memeriksa apakah property, plant, machinery, and equipment yang
tercantum di neraca betul-betul ada dan dimiliki perusahaan, auditor harus
melakukan physical check (test basis) dan memeriksa surat-surat pemilikan dari
fixed assets tersebut.
20. Waktu auditor memeriksa surat-surat pemilikan mobil (STNK.BPKB dan lainlain) ternyata surat-surat tersebut bukan atas nama perusahaan yang diperiksa.
Tapi ada bukti-bukti pembayaran atas transaksi pembelian mobil tersebut yang
Pemeriksaan Aktiva
Tetap|
79
diotorisasi pejabat perusahaan yang berwenang. Dalam hal ini auditor harus
menganggap bahwa mobil tersebut bukan milik perusahaan yang diperiksa.
21. Dalam melakukan physical check atas fixed assets, biasanya auditor akan bisa
menemukan seandainya ada barang-barang yang rusak atau hilang tapi masih
dicatat dalam pembukuan.
22. Kesalahan dalam bentuk tidak membukukan "disposal of fixed assets" lebih
sering terjadi dibandingkan dengan "tidak mencatat penambahan fixed assets".
23. Dalam memeriksa depreciation dari fixed assets, auditor harus melakukan test
atas perhitungan depreciation tersebut dan mencheck apakah depreciation rate
dan method yang digunakan konsisten dengan tahun sebelumnya.
24. Perusahaan-perusahaan Asing yang didirikan dan beroperasi di Indonesia akan
menyusutkan nilai tanah yang tercantum di Neraca selama masa kegunaannya,
karena mereka hanya mendapatkan hak milik dari tanah tersebut.
25. Dalam Notes To Financial Statement harus dijelaskan antara lain metode penyusutannya, estimated useful lives-nya, cost, accumulated depreciation dan net
book valuenya dan harus dijelaskan juga seandainya ada fixed assets yang
dijadikan jaminan.
Download