1. Jelaskan mengapa hasil Uji 1 adalah sangat penting sebelum melanjutkan ke pengujian yang memanfaatkan citra modul 1 dan 2? a. Menjamin posisi dan keselarasan phantom Uji 1 memastikan phantom ditempatkan tepat di isosenter gantry CT dan sejajar dengan laser. Jika phantom tidak sejajar, citra yang dihasilkan akan mengalami distorsi, pergeseran, atau artefak. Hal ini akan memengaruhi akurasi pengukuran pada uji berikutnya. b. Menghindari kesalahan propagasi pada uji berikutnya Modul 1 digunakan untuk uji CT number (HU) dan ketebalan irisan (Uji 2). Modul 2 digunakan untuk resolusi kontras rendah (Uji 3). Jika sejak awal phantom tidak tersetel dengan benar, maka hasil CT number, ketebalan irisan, maupun kemampuan deteksi kontras rendah akan bias atau salah interpretasi. c. Menjamin validitas data pengujian Uji 1 berfungsi sebagai “quality check” awal bahwa scanner, meja, dan phantom sudah sinkron. Tanpa uji ini, data dari modul 1 & 2 bisa keliru, sehingga evaluasi kualitas citra CT (seperti keseragaman, kontras, dan ketelitian ukuran) tidak dapat dipercaya. d. Mencegah kegagalan akreditasi Karena akreditasi CT ACR mengandalkan hasil citra phantom, kesalahan kecil dalam penyelarasan akan berdampak pada seluruh rangkaian pengujian, termasuk resolusi spasial dan kontras 2. Sebutkan dan jelaskan fungsi dari masing-masing modul 1,2 dan 3 pada Phantom ACR CT Scan? a. Modul 1 – CT Number Accuracy & Slice Thickness Isi modul: Udara, air, polietilena, akrilik, dan “tulang” buatan dengan nilai HU tertentu (udara ≈ –1000 HU, air ≈ 0 HU, polietilena ≈ –97 HU, akrilik ≈ +120 HU, tulang ≈ +910 HU). Fungsi: 1. Menguji akurasi CT number (HU) dari berbagai material dengan nilai referensi standar. 2. Mengukur ketebalan irisan (slice thickness) menggunakan kawat tipis (wire ramp). Tujuan: memastikan bahwa scanner memberikan nilai HU yang konsisten dan slice thickness sesuai protokol b. Modul 2 – Low Contrast Resolution Isi modul: Sekelompok batang (cylinder rods) dengan ukuran diameter berbeda (6 mm, 5 mm, 4 mm, 3 mm, 2 mm, 25 mm). Perbedaan kontras antar batang sekitar 6 ± 0,5 HU dari background. Fungsi: 1. Mengukur resolusi kontras rendah, yaitu kemampuan CT mendeteksi objek dengan perbedaan densitas kecil dari jaringan sekitarnya. 2. Menentukan diameter terkecil dari batang yang masih bisa dibedakan secara jelas pada citra. Tujuan: menilai sejauh mana CT dapat menampilkan lesi atau kelainan dengan kontras rendah, seperti tumor kecil atau lesi lunak c. Modul 3 – Uniformity, Noise & Geometric Accuracy Isi modul: Material seragam setara jaringan + dua bola logam kecil (BB) berdiameter 0,28 mm. Fungsi: 1. Menilai uniformitas citra (apakah HU konsisten di seluruh area). 2. Mengukur noise citra (fluktuasi nilai HU pada area seragam). 3. Menguji geometric accuracy (akurasi jarak dalam bidang/in-plane distance) dengan mengukur jarak antar BB dan membandingkannya dengan jarak sebenarnya (100 mm). Tujuan: memastikan hasil citra CT seragam, bebas deviasi HU yang berlebihan, dan jarak pada citra sesuai ukuran fisik sebenarnya 3. Bagaimana menganalisis data yang diperoleh dari hasil ukur atas kedua pengujian parameter kinerja CT Scan (Uji 2&3)? Uji 2 – Kalibrasi CT Number (HU) dan Ketebalan Irisan Langkah analisis data: 1. CT Number (HU): o Ukur nilai HU pada 5 bahan di Modul 1 (udara, air, polietilena, akrilik, tulang buatan). o o Bandingkan hasil pengukuran HU dengan nilai referensi standar: Udara ≈ –1000 HU Air ≈ 0 HU Polietilena ≈ –97 HU Akrilik ≈ +120 HU “Tulang” ≈ +910 HU Analisis apakah nilai HU yang diperoleh masih dalam toleransi (misalnya ±4 HU untuk air, ±10 HU untuk material lain, sesuai panduan ACR). 2. Ketebalan Irisan (Slice Thickness): o Dari citra kawat ramp di Modul 1, ukur panjang bayangan kawat. o Konversi hasil ke nilai slice thickness sesuai rumus dalam manual. o Bandingkan ketebalan irisan yang terukur dengan ketebalan nominal yang diprogram (misalnya 3 mm, 5 mm, 7 mm). o Toleransi biasanya ±0,5 mm. Interpretasi: Jika HU dan ketebalan irisan sesuai toleransi, berarti sistem CT akurat dalam rekonstruksi densitas dan irisan. Uji 3 – Resolusi Kontras Rendah Langkah analisis data: 1. Amati batang-batang (cylinder rods) pada Modul 2 dengan diameter berbeda (25, 6, 5, 4, 3, dan 2 mm). 2. Catat diameter terkecil dari grup batang yang masih terlihat keempatnya jelas pada citra. 3. Gunakan ROI untuk memeriksa perbedaan HU (kontras absolut) antara batang dan background (sekitar 6 ± 0,5 HU). 4. Bandingkan dengan standar ACR: CT harus dapat menampilkan batang dengan ukuran tertentu sesuai protokol (misalnya minimal 4–6 mm tergantung protokol kepala/abdomen). Interpretasi: Jika CT bisa memperlihatkan grup batang sesuai standar (misalnya 6 mm atau lebih kecil), maka resolusi kontras rendahnya memenuhi syarat. 4. Bagaimana menentukan kelayakan parameter kinerja CT Scan atas kedua pengujian (Uji 2&3)? Uji 2 – CT Number & Slice Thickness 1. CT Number (HU): o Bandingkan hasil HU dari tiap material (udara, air, polietilena, akrilik, tulang buatan) dengan nilai standar referensi. o Toleransi ACR umumnya: Air: 0 ± 4 HU Material lain: sesuai rentang nilai yang sudah ditetapkan (misalnya ±10 HU untuk akrilik atau polietilena). o Lolos uji jika: semua HU masih dalam toleransi. 2. Slice Thickness: o Hitung ketebalan irisan (dari ramp wire di modul 1). o Bandingkan dengan ketebalan nominal (misalnya 3, 5, 7 mm sesuai protokol). o Toleransi ACR: ±0,5 mm. o Lolos uji jika: ketebalan irisan yang terukur masih dalam toleransi. Uji 3 – Low Contrast Resolution 1. Amati batang silinder pada Modul 2 dengan diameter 25 mm, 6 mm, 5 mm, 4 mm, 3 mm, dan 2 mm. 2. Tentukan diameter terkecil dari grup 4 batang yang masih terlihat jelas. 3. Bandingkan hasil ini dengan kriteria ACR untuk resolusi kontras rendah (misalnya CT harus bisa menampilkan batang ≥ 6 mm dengan kontras 6 ± 0,5 HU, sesuai protokol kepala/abdomen). 4. Lolos uji jika: objek batang dengan ukuran minimal sesuai standar ACR masih terlihat dengan jelas.