Modul Ke-3 - WordPress.com

advertisement
MODUL KETIGA
PERTEMUAN KEEMPAT DAN KELIMA
Universitas
Fakultas
Program Studi
Angkatan
Semester
: Universitas Wiraraja Sumenep
: Pertanian
: Agribisnis
: 20141 A
: Gasal 2014/2015
SIFAT FISIK TANAH
PETUNJUK UMUM
I.
Kompetensi Dasar:
Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tekstur tanah dan klasifikasinya.struktur
tanah dan mekansme pembentukannya, konsistensi, bobot tanah, porositas, kadar air
tanah, konsistensi tanah, tata udara dan komposisinya, suhu tanah dan pengaruhnya,
warna tanah dan kepeningannya dalam penilaian sifat-sifat tanah.
II. Ruang Lingkup/Pokok Bahasan:
Materi modul sifat fisik tanah mliputi:
1. Tekstur Tanah.
2. Struktur Tanah.
3. Bobot tanah
4. Konsistensi Tanah.
5. Porositas dan aerasi tanah
6. Suhu dan Warna tanah.
III. Referensi:
1. Foth, H.D. 1991. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Erlangga. Jakarta
2. Hakim, N., M.Y. Nyakpa, A.M. Lubis, S.G. Nugroho, M.R. Saul, M.A. Diha. G.H. Hong,
H.H. Bailey.1986. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Penerbit Universitas Lampung.
3. Hanafiah, K.A. 2010. Dasar-dasar Ilmu Tanah. PT RajaGrafindo Persada. Jakarta
4. Harjowigeno, S. 1987. Ilmu Tanah. Mediyatama Sarana Perkasa. Jakarta
IV. Strategi Pembelajaran:
Model Pembelajaran : Student CenteredLearning
Metode Pembelajaran : Penugasan, tanya jawab, diskusi
V. Lembar kegiatan pembelajaran:
1) Setelah membaca dengan cermat materi modul ketiga dan membaca referensi yang
dianjurkan, kerjakan tugas-tugas yang ada pada bagian akhir modul ini.
2) Tugas-tugas yang saudara kerjakan dikumpulkan paling lambat pada pertemuan ke lima.
3) Saudara diperbolehkan mempelajari modul ke-4 apabila nilai tugas saudara > 70, bila
masih kurang dari 70 saudara harus mengerjakan ulang tugas tersebut dan berkonsultasi
dengan dosen.
MATERI:
Tanah terdiri atas bahan padatan, cair, dan gas. Bahan padatan menempati 50 % volume
tanah yang sebagian besar terdiri atas bahan mineral dan sebagian kecil bahan organic. Namun
pada tanah gambut sebagian besar adalah bahan organic. Kondisi fisik tanah memengaruhi
penetrasi akar di dalam tanah, retensi air, drainase, aerasi, dan nutrisi tanaman. Sifat fisik tanah
juga memengaruhi sifat kimia dan sifat biologi tanah. Beberapa sifat fisik tanah yang utama,
adalah tekstur tanah, struktur tanah, bobot isi tanah, warna tanah, dan konsistensi tanah, kadar
air tanah.
Tekstur
Tanah terdiri atas partikel-partikel tanah dengan berbagai ukuran. Bahan tanah yang
berukuran < 2 mm disebut fraksi tanah halus dan dibedakan menjadi:
1) Pasir, yaitu patikel tanah yang berukuran antara 0,050 mm sampai dengan 2 mm.
2) Debu, yaitu partikel tanah yang berukuran antara 0,002 mm sampai dengan 0,050 mm.
3) Liat, yaitu partikel tanah yang berukuran kurang dari 0,002 mm.
Partikel dengan ukuran > 2 mm seperti kerikil, batuan kecil tidak termasuk dalam fraksi tanah.
Perbandingan relative antara fraksi pasir, debu, dan liat (dalam persen) disebut sebagai tekstur
tanah. Kelas tekstur digolongkan berdasarkan segitiga tekstur tanah yang dikeluarkan oleh
USDA (Gambar 2), yaitu:
1) Tanah bertekstur kasar yang mengandung minimal 70 % pasir. Termasuk golongan ini
adalah tanah berpasir dan tanah pasir berlempung,
2) Tanah bertektur agak kasar (lempung berpasir, lempung berpasir agak halus.
3) Tanah bertekstur sedang (lempung, lempung berpasir sangat halus, lempung berdebu,
debu)
4) Tanah bertekstur agak halus (lempung liat, lempung liat berpasir, lempung liat berdebu)
5) Tanah bertekstur halus (liat berpasir, liat berdebu, liat).
Dengan mengetahui kelas tekstur tanah, maka gambaran umum sifat fisik tanah dapat
diketahui. Makin halus tekstur tanah berarti makin banyak jumlah partikel dan luas permukaan
tanah per satuan bobot tanah. Ini menunjukkan tanah makin padat dan ruang pori mikro
banyak terbentuk, dan sebaliknya bila tanah bertekstur semakin kasar. Tanah yang bertekstur
liat mempunyai luas permukaan lebih besar dibandingkan dengan tanah yang bertekstur lebih
kasar, sehingga daya menahan air dan menyediakan unsure hara lebih tinggi. Tanah bertekstur
pasir mempunyai luas permukaan lebih kecil, sehingga sulit menahan air.
Gambar 3. Diagram Segitiga Tekstur Tanah
Struktur tanah
Struktur tanah merupakan gumpalan kecil partikel-partikel tanah (agregat). Gumpalan
ini terbentuk karena partikel pasir, debu, dan liat terikat satu dengan lainnya oleh suatu perekat
seperti bahan organic,oksida-oksida besi, benang benang hifa jamur, dll. Gumpalan-gumpalan
kecil (agregat) ini mempunyai bentuk, ukuran dan kemantapan.ketahanan yang berbeda.
Ketahanan struktur tanah dibedakan menjadi :
1) Tingkat perkembangan lemah (butir-butir struktur tanah mudah hancur)
2) Tingkat perkembangan sedang (butir-butir struktur tanah agak sukar hancur)
3) Tingkat perkembangan kuat (butir-butir struktur tanah sukar hancur)
Menurut bentuknya struktur tanah dapat dibedakan menjadi:
Menurut Hardjowigeno (1987) masing masing struktur tanah mempunyai ukuran yang berbeda.
Struktur lempeng mempunyai ketebalan kurang dari 1 mm samapai lebih dari 10 mm. Prisma
dan tiang antara kurang dari 10 mm samapai lebih dari 100 mm. Gumpal antara kurang dari 5
mm sampai lebih dari 50 mm. Granuler kurang dari 1 mm samapai lebih dari 10 mm, dan
struktur remah kurang dari 1 mm samapai lebih dari 5 mm. di daerah dengan curah hujan tinggi
umumnya ditemukanstruktur tanah remah atau granuler di permukaan dan gumpalan di
horizon bawah. Di daerah kering, sering dijumpai tanah dengan struktur tiang atau prisma di
lapisan bawah.
Sruktur tanah yang baik adalah yang bentuknya membulat sehingga tidak dapat
bersinggungan dengan rapat.Tanah dengan struktur granuler dan remah mempunyai tata
udara yang baik, unsure-unsur hara lebih mudah tersedia dan mudah diolah.
Konsistensi
Konsistensi tanah adalah derajad kohesi dan adhesi antara partikel-partikel tanah dan
ketahanan massa tanah terhadap perubahan bentuk oleh tekanan dan berbagai kekuatan yang
mempengaruhi bentuk tanah. Misalnya, pencangkulan, pembajakan dan tekanan lainnya.
Tanah yang mempunyai konsistensi baik umumnya mudah diolah dan tidak melekat pada alat
pengolah tanah. Konsistensi ditentukan oleh tekstur tanah dan struktur tanah.
Konsistensi tanah berkaitan dengan keadaan kelembaban tanah. Dalam keadaan
lembab, tanah dibedkan ke dalam konsistensi gembur sampai teguh (agak sulit dicangkul). Pada
keadaan kering, tanah dibedakan ke dalam konsisten lunak sampai keras, sedangkan dalam
keadaan basah dibedakan plastisitasnya, yaitu dari plastis sampai tidak plastis atau dilihat
kelekatannya, yaitu dari tidak lekat sampai lekat. Untuk mengetahui konsistensi tanah dalam
keadaan lembab atau kering, segumpal tanah dapat diremas. Bila gumpalan tanah mudah
hancur, maka tanah dikatakan gembur bila lembab dan lunak bila kering. Bila gumpalan tanah
sukar hancur dengan diremas, maka tanah tersebut dikatakan berkonsistensi teguh bila lembab
dank eras bila kering.
Kerapatan Isi (Bulk Density)
Kerapatan isi adalah berat per satuan volume tanah kering oven yang biasanya
dinytakan dalam satuan gram/cm3. Dalam hal ini volume tanah termasuk volume pori-pori
tanah.
Berat tanah kering (gr)
Kerapatan Isi = ----------------------------Volume tanah (cm3 )
Kerapatan isi merupakan petunjuk kepadatan tanah, makin padat tanah semakin tinggi
kerapatan isi tanah tersebut. Berat tanah dalam satu hektar dapat dihitung berdasarkan
informasi kerapatan isi. Bila tebal tanah 20 cm dan kerapatan isi 1,2 gr/cm3, maka berat tanah
dalam satu hektar:
Berat tanah
= kerapatan isi x volume tanah 1 ha (luas x kedalaman tanah)
= 1,2 gr/cm3 x 100.000.000 cm2 x 20 cm
= 1,2 gr/cm3 x 2.000.000.000 cm3
= 2.400.000.000 gram
= 2.400.000 kg
Kerapatan isi berbeda dengan kerapatan jenis tanah (paticle density), kerapatan jenis
merupakan perbandingan antara berat tanah kering per satuan volume partikel partikel
(padatan) tanah tanpa volume pori pori tanah. Ini berarti dengan mengetahui bulk density dan
particle density, maka kita dapat menghitung banyaknya pori pori total tanah. Pada umumnya
particle density tanah mineral sekitar 2, 65 gr/cm3 (Hardjowigeno, 1987).
Bulk density
------------------X 100 % = % bahan padatan tanah
Particle density
% pori total tanah = 100 % - % bahan padatan tanah
Pori- pori Tanah
Untuk menentukan besarnya pori pori total tanah telah dijelaskan pada bab terdahulu.
Pori pori tanah dibedakan menjadi dua, yaitu: pori makro dan pori mikro. Pori makro berisi
udara dan air gravitasi (air yang mudah hilang karena gaya gravitasi), sedangkan pori mikro
dapat berisi air kapiler atau udara. Tanah pasir mempunyai pori makro lebih banyak
dibandingkan dengan tanah liat. Tanah dengan pori pori makro sulit menahan air sehingga
tanaman mudah kekeringan.
Porositas tanah dipengaruhi oleh kandungan bahan organic, struktur dan tekstur tanah.
Bila tanah banyak mengandung bahan organic maka porositas tanah tinggi. Tanah tanah
dengan struktur granuler atau remah mempunyai porositas lebih tinggi dibandingkan dengan
tanah pejal ( massive). Tanah bertekstur pasir lebih banyak mempunyai pori makro dari pada
pori mikro, sehingga sulit menahan air.
Suhu Tanah
Permukaan tanah menerima radiasi matahari yang sebagian dipantulkan kembali ke
atmosfer dan sebagian diserap permukaan tanah. sehingga tanah menyimpan energy panas.
Foth (1994) menyatakan panas yang diserap tanah hilang karena 1) penguapan air, 2)
pemanasan udara di atas tanah, 3) pemanasan tanah, 4) dipantulkan kembali ke atmosfer daam
bentuk gelombang panjang. Bila perolehan panas melebihi kehilangan panas, maka suhu tanah
meningkat dan sebaliknya bila kehilangan panas melebihi perolehan panas, maka suhu akan
menurun. Seperti yang terjadi pada malam hari. Fluktuasi terbesar terjadi di permukaan tanah
dan akan berkurang dengan bertambahnya kedalaman tanah.
Perubahan suhu tanah dapat dikontrol dengan pembuangan air yang berlebihan, seperti
yang terjadi pada musim penghujan. Dengan pembuatan parit=parit di lahan dapat
mengendalikan suhu tanah. Selain itu, pengendalian suhu tanah dapat dilakukan dengan
penggunaan mulsa bahan organik maupun mulsa plastic hitam perak. Mulsa bahan organic
berfungsi: 1) mengurangi jumlah radiasi matahari yang diserap tanah, 2) mengurangi
kehilangan energy panas dari tanah melalui radiasi, 3) mengurangi kehilangan air karena
penguapan Plastik hitam perak yang digunakan untuk mulsa dimaksudkan untuk meningkatkan
suhu tanah dan mengurangi pertumbuhan gulma. Dilaporkan bahwa di daerah daerah yang
musim kemarau bersuhu sedang, penurunan suhu tanah ustru menurunkan produksi tanaman,
sedangkan peningkatan suhu pada daerah beriklim “cool summer’ akan meningkatkan produksi
tanaman. Jika suhu tanah menurun drastis akan berpengaruh terhadap aktivitas kehidupan
jasad hidup di dalam tanah. Demikian pula aktivitas tanaman-tanaman yang hidup di tanah
tersebut. Suhu berperan pula dalam menentukan reaksi-reaksi kimia, sifat fisik, fisiko-kimia
tanah.
Warna Tanah
Warna tanah merupakan petunjuk untuk sifat sifat tanah, karena warna tanah
dipengaruhi oleh beberapa faktor yang terdapat dalam tanah tersebut. Di antaranya kandungan
bahan organik, dimana makin tinggi kandungan bahan organik tinggi, warna tanah makin gelap.
Warna tanah ditentukan dengan menggunakan buku ”Munsell Soil Color Chart”. Dalam
buku ini warna disusun dari tiga variabel yaitu: hue, value, chroma. Hue adalah warna spektrum
yang dominan sesuai dengan panjang gelombangnya. Hue dibedakan menjadi 5R, 7.5R, 10R,
2.5YR, 5YR, 7.5YR, 10YR, 2.5Y, dan 5Y. Untuk warna tanah teredukai (gley) 5G, 5GY, 5BG, dan N
(netral). Value menunjukkan gelap terangnya warna, sesuai dengan banyaknya sinar yang
dipantulkan. Value dibedakan dari 0 sampai 8, dimana makin tinggi warna makin terang.
Chroma menunjukkan kemurnian atau kekuatan dari warna spektrum. Chroma dibagi dari 0
sampai 8, dimana makin tinggi menunjukkan spektrum atau kekeuatan spektrum semakin
meningkat. Contoh 10 R 4/6, berarti hue = 10R, value = 4 dan chroma = 6 yang secara
keseluruhan disebut merah.
Warna humus, besi oksida dan besi hidroksida menentukan warna tanah. Besi oksida
berwarna merah, agak kecoklatan atau kuning yang tergantung derajat hidrasinya. Besi
tereduksi berwarna biru hijau. Kuarsa umumnya berwarna putih. Batu kapur berwarna putih,
kelabu, dan ada kala berwarna olive-hijau. Feldspar berwarna merah.
Liat berwarna kelabu, putih, bahkan merah, ini tergantung proporsi tipe mantel besinya.
Warna karat dalam bentuk spot-spot pada tanah disebabkan terjadi pelarutan besi dan mangan
yang terjadi selama musim hujan yang kemudian mengalami pengendapan dan perubahan
posisi ketika tanah mengalami pengeringan.
EVALUASI
Pertanyaan untuk pertemuan keempat
1. Sebutkan batasan tekstur serta diameter masing-masing fraksi !
2. Jelaskan mengapa makin kasar tekstur tanah akan semakin poreus
3. Mengapa fraksi pasir dan debu lebih berperan secara fisik, sedangkan fraksi liat lebih berperan
secara kimiawi terhadap sifat sifat tanah.
4. Jelaskan difinisi struktur tanah dan sebutkan tipe struktur tanah yang saudara ketahui beserta
deskripsinya !
5. Terangkan bagaimana agregat tanah dapat terbentuk !
Pertanyaan Pertemuan ke -5
1. Apa yang dimaksud dengan konsistensi, dan factor-faktor apa saja yang mempengaruhi
konsistensi tanah? Jelaskan!
2. Konsistensi tanah ditetapkan dalam tiga kadar air. Jelaskan hal tersebut !
3. Apa kegunaan konsistensi tanah ?
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Jelaskan dua batasan bobtot tanah !
Jelaskan pengertian porositas tanah!
Bagaimana hubungan porositas dengan pertumbuhan tanaman ?
Jelaskan pengaruh temperature terhadap aktivitas biologi tanah !
Apa gunanya kita mengetahui warna tanah
Terangkan factor-faktor yang mempengaruhi warna tanah !
Download